Rini Prabawati, Menjaga Tradisi Songket Sidemen, Bali, Agar Tetap Lestari

Konten Media Partner
12 Juli 2021 15:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bersama ibu Putri Suastini Koster dalam sebuah acara di Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Bersama ibu Putri Suastini Koster dalam sebuah acara di Bali - IST
ADVERTISEMENT
Ni Kadek Rini Prabawati, 25 tahun, asal Desa Sidemen Karangasem bersama.kelompok Fortuna yang dipimpinnya masih bertahan di tengah pandemi.
ADVERTISEMENT
Kelompok perajin kain songket ini terus berinovasi. Bukan hanya untuk kain kebaya, tetapi juga aneka home decoration dengan motif yang menarik. "Saya juga ingin kain tenun makin diminati generasi milenial," cetusnya, Senin (12/7).
Berawal dari beasiswa pendidikan selama satu tahun di Bogor, wanita yang akrab disapa Rini ini mulai menekuni dunia fashion dan design khususnya untuk kain songket asli Karangasem.
Rini yang merupakan Ketua Kelompok Fortuna Songket Sidemen Karangasem bersama 14 orang anggota lainnya telah berhasil memproduksi sepasang kain songket dalam satu bulan dengan menggunakan satu mesin cagcag.
Kemudian setelah memperoleh bantuan lima buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM), kini kelompoknya mampu memproduksi lima buah kain songket dengan menggunakan satu mesin ATBM dalam satu bulan.
Ketua Dekranasda Bali, Putri Suastini Koster saat mengamati kain songket koleksi kelompok Fortuna - IST
Berbekal ilmu yang diperolehnya, kini Rini bersama anggota kelompok yang lain tengah mengembangkan kain songket dengan pewarna alami, sehingga produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan bernilai tinggi.
ADVERTISEMENT
"Selain menjaga warisan budaya, kami juga ingin menjaga alam dengan menggunakan pewarna yang ramah lingkungan," jelasnya.
Menurutnya, satu buah kain songket dapat dikerjakan dalam waktu satu bulan, adapun harga jualnya mulai dari Rp3 juta - Rp5 juta untuk sebuah  kain. Meskipun baru memasarkan produk songket di dalam Negeri, dia juga memiliki keinginan besar agar Songket khas Sidemen Karangasem Bali ini dapat merambah pasar luar negeri.
Seakan tidak kenal lelah, meski sedang dilanda pandemi, kelompok tenun Fortuna hingga saat ini masih terus memproduksi kain tenun.
Bahkan satu demi satu inovasi baru lahir melalui tangan-tangan wanita penenun di wilayah timur Pulau Dewata ini, yang sekarang mulai mencoba memproduksi pakaian dan home decor dari kain songket. (Kanalbali#LSU)
ADVERTISEMENT