Robi Navicula Galang Kolaborasi Luncurkan Film Pulau Plastik

"Judulnya memang mengerikan. Tapi ya itulah untuk membuat kita makin greget memerangi sampah," tegasnya, Rabu (30/1) saat jumpa pers di Kubu Kopi, Denpasar.

Menurutnya, saat ini adalah saat yang tepat karena kesadaran itu sudah cukup terbangun khususnya di kalangan pemerintahan. Yakni, kata dia, dengan adanya Perwali Kota Denpasar dan Peraturan Gubernur bali yang melarang plastik sekali pakai.

Tapi, kata Robi, masih dibutuhkan lebih besar lagi doronngan kepada masyarakat sehingga peraturan itu akan dilakukan dengan sukarela. "Jangan sampai nanti dicabut lagi. Malah kalau bisa harus ditingkatkan menjadi Perda," tegasnya.

KolaboraSi dilakukan dengan LSM Kopernik yang berpusat di Ubud, Akar Rumput dengan VisiSinema Picture, sebuah perusahaan film di Jakarta yang barusa saja sukses menggarap film layar lebar 'Keluarga cemara'. Peluncuran serial dokumenter ini akan diselenggarakan pada 1 Februari 2019 di Potato Head Bali.

Secara keseluruhan akan dibuat 8 film dan saat ini sudah ada 4 film yang siap dirilis. Nantinya, film akan diedarkan di banjar-banjar dan komunitas sampai di luar negeri untuk mendorong kolaborasi penanganan plastik.

Ewa Wojkowska (Kopernik) menyatakan, mereka sejak lama melihat plastik sebagai masalah yang harus diatasi karena merusak alam dan akhirnya merugikan manusia. Saat ini bahkan ada isu mikroplastik yang ada dalam daging ikan di lautanyang tentu saja menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.

Sedang Hasan Yahya dari Visisinema menyebut, mereka teratrik bekerjasama karena ada dorongan yang besar di Bali untuk memerangi sampah plastik, termasuk dari pejabatnya. "Ini yang belum kutemukan di daerah lain. jadi aku berharap film ini nantinya akan membuat daerah lain meniru Bali," tegasnya. (kanalbali/RFH)