Sandiaga: Pascapandemi Bisa Jadi Momentum Kebangkitan Desa Wisata

Konten Media Partner
28 September 2021 9:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ritual Mekare-kare Desa Tangenan. Foto: Pemerintah Kabupaten Karangasem
zoom-in-whitePerbesar
Ritual Mekare-kare Desa Tangenan. Foto: Pemerintah Kabupaten Karangasem
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menuturkan, pandemi akan berdampak pada tren berwisata di alam terbuka dan destinasi autentik (asli). Karena itu, desa wisata berpeluang untuk menjadi pilihan utama.
ADVERTISEMENT
“Hal ini sejalan dengan salah satu program prioritas dari Kemenparekraf yakni pengembangan desa wisata Indonesia yang memunculkan keindahan alam dan budaya masyarakat setempat,” kata Sandiaga dalam Webinar bertema Balancing, Agriculture, Leisure and Inclusive Growth yang diselenggarakan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana bekerja sama World Tourism Day Indonesia Senin, (27/9/2021). .
"Dikembangkannya desa wisata diharapkan dapat memberi manfaat dengan bergeraknya perekonomian, melestarikan budaya lokal, dan mendukung proses kelestarian lingkungan," jelasnya.
Pembina Yayasan Wisnu yang banyak mengembangkan desa wisata, I Made Suarnatha mengatakan, proses pertumbuhan pariwisata Bali mulai dari 1970 sampai 2021, setelah berjalan selama 50 tahun pariwisata telah mengalami berbagai proses adaptasi dari manis hingga kondisi genting saat pandemi melanda.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, momentum COVID-19 memberikan peringatan yang luar biasa untuk Bali bertumbuh jauh lebih baik, lebih arif, dan lebih seimbang. Sehingga industri pariwisata memberi kesejahteraan, tidak hanya untuk wisatawan dan investor. Namun kesejahteraan bagi tuan rumah yang berlokasi di desa-desa.
"Itulah kenapa kami berkonsolidasi agar pariwisata berskala global masuk ke desa-desa, sehingga mereka dapat bertumbuh atas potensi yang dimiliki," jelasnya.
Sandiaga saat mengunjungi Desa Wisata di Lombok, NTB - foto : Kemenparekraf
Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana I Nyoman Sunarta mengatakan, Bali sudah terpuruk oleh pandemi COVID-19 selama hampir 2 tahun sehingga masyarakat yang berkecimpung dalam sektor pariwisata mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan memutuskan pulang ke desa.
Potensi desa seharusnya bisa dikembangkan menjadi desa wisata dengan banyak melibatkan masyarakat lokal sehingga manfaatnya lebih dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Kembalinya pekerja pariwisata ke desa sebagai harapan baru karena membawa kemampuan yang mampu menghidupkan pariwisata di desanya dalam kenormalan baru atau new normal.
"Kemunculan Pandemi, yang menyurutkan gelombang besar pariwisata,membuat kita sadar bahwa kita telah terlalu lama mengabaikan wilayah pedesaan dan terlalu fokus pada pengembangan pariwisata berskala besar," jelasnya. (kanalbali/LSU)