Satellite Event Ubud Writers Digelar di 5 Kota

Konten Media Partner
21 Oktober 2019 13:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sederetan penulis muda akan ikut terlibat dalam UWRF di Ubud maupun di kota mereka masing-masing (IST)
zoom-in-whitePerbesar
Sederetan penulis muda akan ikut terlibat dalam UWRF di Ubud maupun di kota mereka masing-masing (IST)
ADVERTISEMENT
Ubud, kanalbali - Acara utama Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) diselenggarakan di Ubud dan sekitarnya. Namun UWRF juga mempersembahkan deretan program menarik di berbagai kota lain di Indonesia melalui Satellite Events.
ADVERTISEMENT
Sama seperti tahun sebelumnya, Satellite Events UWRF 2019 juga diselenggarakan di lima kota berbeda. Tahun lalu Satellite Events digelar di Bandung, Surabaya, Palangkaraya, Ambon, dan Ternate." Tahun ini program ini akan digelar di Banten, Jakarta, Semarang, Banjarmasin, dan Berau," kata Kadek Purnami, Manager UWRF, Senin (21/10).
Dikemas dalam belasan program dan menghadirkan sembilan pemateri termasuk para pembicara festival, Satellite Events tahun ini bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kedutaan Besar Australia di Jakarta, dan Pemerintah Kota Semarang. Rangkaian acaranya akan dimulai pada tanggal 28 Oktober hingga 2 November mendatang.
Terence Ward, seorang penulis, pembuat dokumenter, dan konsultan lintas budaya yang telah menerima Award of Recognation for Enhancing Appreciation of Iranian Culture dari Iranian Muslim Association of North America, akan ikut mengisi empat sesi yang digelar di Jakarta dan Banten pada Senin (28/10/2019) hingga Kamis (31/10/2019).
ADVERTISEMENT
Salah satu sesi yang melibatkan Terence Ward bertajuk A Book Club with Terence Ward dijadwalkan pada Selasa (29/10/2019) di The Reading Room, Jakarta. Dalam sesi yang akan melibatkan komunitas BACA. DENGAR. RASA. ini, Terence akan berbagi kisah hidupnya yang tak biasa, serta buku-bukunya. Sementara, sesi A Conversation with Terence Ward pada Rabu (30/10/2019) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, Banten akan dimoderatori oleh Sakdiyah Ma’ruf.
Di Kalimantan, pada Selasa (29/10/2019), UWRF menggelar sesi New Home, New Hope di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sesi ini juga menghadirkan dua pembicara yang terlibat dalam UWRF 2019, yaitu Jenny Zhang dan Cynthia Dewi Oka. Jenny Zhang lahir di Shanghai dan pindah ke New York City sejak usia lima tahun, sementara Cynthia Dewi Oka lahir dan besar di Bali, tetapi kini tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat. Kedua penulis berbakat tersebut akan membagi pengalaman mereka menciptakan ‘rumah baru’ bagi karyanya.
Penulis asing pun akan ditampilkan di satellite events UWRF di 5 kota (kanalbali/IST)
Jenny Zhang dan Cynthia Dewi Oka juga akan mengisi dua sesi lain yang tidak kalah menarik. Dalam sesi Writing About Family and History, Jenny Zhang, penulis Sour Heart yang berkisah mengenai komunitas imigran York City tahun 1990-an, akan memandu peserta sesi dalam diskusi mengenai berbagai cara untuk merajut tema keluarga dan sejarah dalam sebuah karya.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi A Phoetic Sanctuary, penulis, penyair, sekaligus pegiat Cynthia Dewi Oka, berbagi pengalamannya bekerja dengan komunitas penyair migran di Philadelphia. Kedua sesi tersebut dijadwalkan di STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb, Berau, Kalimantan Timur pada Kamis (31/10/2019). Dua Satellite Events UWRF yang digelar di Berau ini juga akan melibatkan Pemerintah Kabupaten Berau dan Yakobi Bacarita atau Yayasan Komunitas Belajar Indonesia.
Tahun ini, UWRF berkesempatan menggelar sesi Satellite Events paling banyak di Semarang. Enam sesi Satellite Events UWRF ini telah dikemas di berbagi lokasi ikonik Semarang, yang kemudian dinamakan Semarang Writers’ Week 2019. Pada Jumat (01/11/2019), digelar sesi Writing Can Change Everything di Gedung Oudetrap, Kawasan Kota Lama bersama Mirandi Riwoe, Carly Findlay, Valiant Budi, dan penulis Semarang Handry TM.
ADVERTISEMENT
Dari memoar hingga fiksi, sastra telah memungkinkan mereka menemukan hal-hal baru tentang diri mereka dan dunia. Peserta sesi dipastikan dapat memetik pelajaran berharga saat mereka berbagi mengenai bagaimana membaca dan menulis telah membentuk hidup mereka. (kanalbali/KR14)