Selamatkan Danau Batur, Akademisi UNUD Minta Menteri Luhut Langsung Beraksi

Konten Media Partner
10 Agustus 2021 9:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternakan ikan dengan karamba apung kini banyak diusahakan di Danau Batur - LSU
zoom-in-whitePerbesar
Peternakan ikan dengan karamba apung kini banyak diusahakan di Danau Batur - LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR- Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan telah ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Ketua Dewan Pengarah Tim Penyelamatan Danau Prioritas Nasional. Salah-satunya adalah Danau Batur di Kintamani, Bali.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan hal itu, akademisi Universitas Udayana (UNUD) Bali, Ni Luh Kartini, memintanya untuk segera beraksi.
“Pak Luhut dan timnya harus langsung terjun bergerak dan bertemu semua stakeholder. Jangan lagi ada seminar, dan lokakarya sehingga hasilnya cepat terlaksana sebab buku pengelolaan penyelamatan danau ini sudah selesai dibuat," kata dia, Selasa, (10/8/2021).
Ia yang juga adalah Ketua Forum Danau Nusantara menyebut, perencanaan penyelamatan untuk 15 danau prioritas dalam bentuk buku sudah selesai dirancang, termasuk mengenai anggaran dan tugas masing-masing lembaga terkait.
Usaha pertanian di sekitar danau Batur, Kintamani, Bali - LSU
Mengenai Danau Batur yang berada di Kabupaten Bangli Bali, kondisinya kini terancam menghilang akibat sedimentasi yang tinggi. Danai ini masuk dalam kategori kelas empat yang mengindikasikan bahwa danau ini tidak layak untuk dikonsumsi maupun sebagai air mandi dan kawasan industri pertanian/perikanan.
ADVERTISEMENT
"Parameter Biological Oxygen Demand (BOD) atau kandungan oksigen yang larut dalam air ini sudah menunjukan Danau Batur ini masuk dalam kategori kelas empat," tuturnya.
Kartini mengungkapkan, berdasarkan data Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali pada 2015 kedalaman danau Batur hanya 80 meter dari pengukuran menggunakan batimetri, padahal sebelumnya kedalaman danau sempat mencapai 120 meter. Sedangkan setiap tahun sedimentasi mencapai 2.999 m3.
"Kalau tidak segera ditangani sedimentasi ini akan menyebabkan pendangkalan danau dan kemungkinan besar danau akan hilang," tambahnya.
Pertanian organik dengan menggunakan cacing menjadi alternatif untuk penyelamatan danau - LSU
Gerakan Penyelamatan Danau (Germadan), sambungnya, khusus untuk Danau Batur sudah dilaksanakan dari 2009 hingga 2017. Namun gerakan ini kurang optimal sehingga pada 2018 disusun upaya penyelamatan Danau Batur.
Dia menilai harus ada langkah kongkrit untuk menyelamatkan Danau Batur. Seperti melakukan aktivitas pertanian organik di sekitar danau agar tidak ada pencemaran melalui bahan chemical, mengolah sampah secara terpadu agar tidak masuk ke danau, dan membuat penutup lahan untuk mengurangi erosi.
ADVERTISEMENT
Selain upaya tersebut, keramba jaring apung (KJA) yang berada di Danau Batur juga harus dipindahkan karena danau ini masuk dalam kategori cekungan terkungkung. Artinya tidak ada aliran keluar maupun masuk danau, dengan demikian yang masuk kedalam danau akan mengendap dan mencemari danau seperti dari pakan ikan.
"Meskipun dinilai merusak, kita tidak bisa langsung merubah mata pencaharian masyarakat, harus ada proses peralihan seperti membuat bioflok perikanan di luar kawasan danau," jelasnya.
Kartini sendiri belum dapat memastikan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi Danau Batur seperti semula. Baginya yang terpenting saat ini, yakni mengurangi dan menghentikan kegiatan yang dapat meningkatkan sedimentasi danau. (kanalbali/LSU)