Sempat Tertunda karena Pandemi, Ngaben Putra Raja Klungkung Akhirnya Digelar

Konten Media Partner
6 Januari 2021 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara ngaben Putra Raja Klugkung dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat - IST
zoom-in-whitePerbesar
Upacara ngaben Putra Raja Klugkung dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat - IST
ADVERTISEMENT
KLUNGKUNG - Upacara ngaben atau prosesi pembakaran jenazah Putra Raja Klungkung Tjokorda Gde Agung, yang meninggal 30 mei 2020 silam, baru bisa dilaksanakan Rabu, (6/1/2021) ini dan sempat tertunda beberapa kali, lantaran menunggu pandemi COVID-19 mereda.
ADVERTISEMENT
Almarhum baru bisa diabenkan setelah delapan bulan disemayamkan di Puri Agung Klungkung setelah melalui persiapan yang cukup panjang. Keluarga Puri yang ikut dalam palebon pun dibatasi. Sejak awal persiapan pelebon, ratusan aparat kepolisian sudah berjaga-jaga di seluruh pos penjagaan.
Ada 15 titik akses masuk menuju Catus Pata Klungkung ditutup polisi agar lokasi upacara benar-benar steril dari pihak-pihak yang tidak berkepentingan. Seluruh orang yang terlibat, terus diwanti-wanti untuk selalu menerapkan protokol kesehatan melalui pengeras suara. Setiap personil Polisi, TNI, Pecalang, BPBD, Dishub, yang tergabung dalam Satgas COVID-19, nampak menegur setiap orang yang tetap berkerumun.
Raja Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Smara Putra - IST
Raja Puri Agung Klungkung, Ida Dalem Smara Putra menyampaikan, sejak meninggal pada akhir Mei lalu, almarhum Tjokorda Gede Agung, disemayamkan di rumah duka di Puri Agung Klungkung.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 11.30 wita, layon berangkat dari Puri Agung Klungkung, kemudian ditempatkan di dalam peti diiringi Naga Banda. Selanjutnya, proses upacara oleh Ida Sulinggih dilakukan di Catus Pata Klungkung. Baru kemudian iring-iringan palebon ini, mulai dari Naga Banda dan Wadah Tumpang Sia memargi menuju lokasi Pagesengan Tegal Linggah, dengan melibatkan keluarga Puri yang sangat terbatas.
"Kami membatasi yang terlibat langsung dalam proses palebon. Sesuai dengan arahan Satgas Pencegahan COVID-19. Setiap kelompok atau perangkat, dibatasi hanya 20 orang dalam iring-iringan ini," katanya.
Prosesi upacara dilaksanakan secara terbatas - IST
Ia menambahkan, proses pelebon awalnya mau dilaksanakan pada September lalu. Karena situasi pandemi, akhirnya diundur sampai Januari ini. "Kami tidak bisa undur lagi. Soalnya kapan pandemi ini berakhir, kami tidak tahu. Apalagi kalau belum palebon, maka kami juga tidak bisa melakukan upacara lain," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Kapolres Klungkung, AKBP Bima Arya Viyasa, menyampaikan agar pelebon ini tetap berlangsung, ia harus menerjunkan 220 orang personil, untuk menjaga penerapan prokes. Dibantu personil TNI, BPBD termasuk petugas Dinas Kesehatan, Dinas Perhubungan, hingga Pecalang.
Tjokorda Gede Agung yang sempat menjabat sebagai Bupati Klungkung periode 1983-1993, menghembuskan napas terakhirnya, pada 30 Mei tahun lalu, setelah mengalami stroke sejak tahun 2000.
Ia menjabat sebagai Bupati Klungkung ketiga di Bumi Serombotan ini. Ia cukup dikenang masyarakat Klungkung atas kepemimpinannya karena saat menjabat, sekitar tahun 1992, Kota Klungkung berubah nama menjadi Semarapura yang cukup dikenal hingga sekarang, dengan segala perubahannya. (kanalbali/KR7)