Serial 'Pulau Plastik' Hadirkan Empat Episode Baru

Konten Media Partner
3 Desember 2019 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Robi Navicula dalam acara jumpa pers peluncuran serial film Pulau Plastik (KR14)
zoom-in-whitePerbesar
Robi Navicula dalam acara jumpa pers peluncuran serial film Pulau Plastik (KR14)
ADVERTISEMENT
Komunitas lingkungan hidup, Korpenik, Visinema dan Akar Rumput kembali menghadirkan episode terbaru dalam serial Pulau Plastik.
ADVERTISEMENT
Pada jumpa pers di Kubu Kopi, Selasa (3/12) Senior Project Officer Korpenik, Andre Dananjaya mengatakan pemutaran episode terbaru itu dilakukan di Pasar Badung Jumat, 6 Desember mendatang.
"Serial pulau plastik ini diharapkan mampu membantu meningkatkan wawasan serta pengetahuan masyarakat Bali terhadap dampak buruk plastik sekali pakai. Selain itu ini merupakan wujud dukungan terhadap pemerintah mewujudkan bali bebas plastik sekali pakai," ujarnya.
Ia berujar, masifnya penggunaan plastik sekali pakai dan kurangnya informasi tentang solusi alternatif adalah dua tantangan terbesar bagi masyarakat dalam mengurangi penggunaanya.
"Oleh karenanya, sosialisasi mengenai dampak buruk plastik sekali pakai serta penyedian pengelolaan sampah yang dapat diakses oleh masyarakat menjadi sangat penting agar seluruh lapisan masyarakat turut andil dalam upaya pengurangan sampah sekali pakai," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Ini adalah timing yang tepat, ketika pemerintah, masyarakat serta koorporasi memutuskan untuk sepakat melihat kenyataan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar ke 2 di dunia," tambah Gede Robi.
Gede Robi mengemukakan, dengan melihat kenyataan di Bali saat ini, pemerintah maupaun masyarakat tengah menghadapi dilema terhadap permasalahan seperti TPA Suwung yang menolak sampah dari wilayah selain Denpasar. Kabupaten Badung yang belum hingga kini belum menemukan solusi pengelolaan sampah yang terpadu untuk wilayahnya adalah momentum yang tepat untuk sadar.
"Sekaranglah waktunya kita semua sadar," tegasnya. Selain itu, pada jumpa pers itu turut hadir pula salah satu pemuka agama yang peduli dengan isu sampah, Ida Mas Dalem Segara.
" Sebenarnya ada berbagai solusi alternatif yang lebih ekonomis, seperti menggunakan daun pisang untuk pembungkus canang atau menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang kali saat membawa perangkat upacara ke pura," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pengusaha sekaligus pemerhati lingkungan, Suzy Hutomo mengatakan kendala yang kini di hadapi memang sosialisasi yang tidak tepat sasaran."Banyak orang diluar sana, dalam upaya pengelolaan sampah justru membakarnya. Sungguh ini sagat berbahaya bagi banyak orang khususnya para ibu hamil," jelasnya yang memiliki yayasan Sustainable Suzy itu
Terlebih lagi, Gubenur Bali telah menerapkan Pergub yang mengatur pengelolaan sampah plastik ke hulu atau ke sumber, memaksa daerah-daerah untuk memulai kesadaran pengelolaan sampah yang mandiri.
"Salah satunya di desa Tembok, Buleleng yang telah berinisiatif menggarap peraturan desa (awig-awig) tentang pengelolaan sampah plastik di wilayah itu,"kata Direktur The Body Shop ini.
Serial terbaru pulau plastik mencangkup isu seputar plastik sekali pakai serta membahas hubungan filososfi dan kepercayaan masyarakat Bali dalam kaitanya dengan plastik sekali pakai. Empat judul dalam serial itu merefleksikan filosofis agama dengan kenyataan lingkungan yang ada. Seperti Segara Kertihih, Karma Phala,Bedawang Nala, Serta Tri Hita Karana. (Kanalbali/KR)
ADVERTISEMENT