Sineas Bali Luncurkan 'Bhatari Sri', Film Berlatar Keindahan Subak

Konten Media Partner
28 November 2021 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adegan dalam film 'Bhatari Sri'  - dok. Kitapoleng
zoom-in-whitePerbesar
Adegan dalam film 'Bhatari Sri' - dok. Kitapoleng
ADVERTISEMENT
Bagi kalangan wisatawan, keindahan subak Bali sebagai sistim pertanian tradisional sudah tak asing lagi. Kini, sebuah film yang mengungkap filosofi di baliknya diluncurkan oleh sineas Bali.
ADVERTISEMENT
Yakni, lewat film berjudul "Bhatari Sri: Subak dan Jejak-Jejak Kemuliaan" yang diproduksi Kitapoleng Bali. "Bhatari Sri hadir sebagai spirit juga karakter wayang yang mengikat dramatik film," kata Sutradara I Gusti Dibal dalam rilisnya, Minggu (28/11/2021).
“Kami mengambil latar beberapa lokasi di Bali yang tidak semata-mata indah secara visual, tetapi juga memiliki sejarah kuat yang mempengaruhi kultur masyarakatnya," jelasnya lagi.
Selain itu, film ini juga diramu dengan memadukan kekuatan visual, tari, musik, dan narasi untuk menciptakan kemasan yang tak hanya menarik, tetapi juga mengandung informasi dan pesan mendalam yang dikreasikan secara artistik.
Adegan dalam film 'Bhatari Sri' - dok. Kitapoleng
Kisahnya bermula saat Wayan seorang anak yang gemar bermain wayang. Ia memiliki wayang plastik yang begitu disayanginya: Bhatari Sri. Namun oleh suatu sebab, wayang itu hanyut dan tenggelam.
ADVERTISEMENT
Putu, kakak Wayan dan sahabatnya, Ketut, berusaha menghiburnya, menemani Wayan mencari wayangnya yang hilang. Mereka berjalan meretas jarak waktu dan keadaan. Dari gunung, hingga samudra, mereka –utamanya Wayan, menjumpai banyak kilasan kehidupan. Satu hal yang tak berubah; tak ada ruang bagi kesedihan.
Adegan dalam film 'Bhatari Sri' - dok. Kitapoleng
Tawa tak putus-putus, wajah mengukir senyum selalu. Anak-anak telah menjadi nama lain dari keceriaan. Dan setiap lakunya, menjadi cara lain menjangkau kasih. Menyerap kebaikan hidup, kemudian melepasnya bagi keharmonisan bersama.
Dalam film ini bisa ditemukan, bagaimana penghormatan masyarakat Bali terhadap lingkungan, termasuk penghormatan terhadap Bhatari Sri yang telah memberikan kelimpahan, bagaimana pakaian tradisional Bali hadir sebagai sebuah karakter atau identitas, juga mengenai Asta Kosala Kosali yang mengatur tata bangunan di Bali, dimana seluruhnya berkaitan dengan Dewata Nawa Sanga.
ADVERTISEMENT
Film ini didukung oleh koreografer Jasmine Okubo, komposer Peny Chandra Rini dan Putu Septa, serta diperkuat oleh Ayu Laksmi, Cok Sawitri, Alien Child, Arya Wirawan, Apel Hendrawan, Narend, Nanta, Dewi, dan lain-lain. Film ini bisa dinikmati di kanal Youtube Budaya Saya. (Kanalbali/RFH)