news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Siswa SD di Denpasar Daur Ulang Styrofoam Jadi Karya Seni

Konten Media Partner
7 Agustus 2018 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Murid SD mendaur ulang styrofoam menjadi karya seni. (Foto: Kanal Bali)
zoom-in-whitePerbesar
Murid SD mendaur ulang styrofoam menjadi karya seni. (Foto: Kanal Bali)
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Bagi sebagian orang, styrofoam makanan mungkin hanya akan berakhir menjadi sampah. Sifatnya yang tak mudah terurai membuat stryfoam berbahaya bagi lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Kali ini, kami menyelenggarakan kelas seni kreatif di SD Saraswati 3 Denpasar untuk menunjukkan kepada anak-anak SD bagaimana mengubah styrofoam bekas menjadi karya seni yang bermakna, seperti maskot Asian Games 2018, lukisan kreatif, serta karya seni lainnya," kata Surani di Denpasar, Selasa, (7/8).
Surani juga bercerita jika dirinya mulai menggunakan styrofoam untuk memproduksi lukisan dan patung sejak tahun 1987. Tak hanya itu, di tahun itu pula Surani mulai aktif dan mendirikan pusat pelatihan di Terminal Pulau Gebang, Jakarta.
"Selama 31 tahun lebih saya menekuni bidang ini. Saya tidak langsung berhasil dalam mendaur ulang sampah untuk menjadi barang bernilai," imbuhnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia, Hanggara Sukandar, yang merupakan supporting program tersebut menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Surani. Menurut dia, kegiatan tersebut sebuah inisiatif sukarela dari industri kimia di seluruh dunia yang dirancang untuk meningkatkan kinerja Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan untuk sarana, proses, dan produk.
ADVERTISEMENT
"Dalam pengelolaan sampah, masyarakat sudah cukup akrab dengan konsep 3R (Menolak, Menolak, dan Menggunakan Kembali),” jelasnya.
Namun, para ahli telah mengenalkan konsep 5R, di mana 2R sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat ini, yaitu Recovery dan Recycle.
“Material sampah dapat dipecah, dipulihkan, dan diproduksi menjadi produk yang sama. Mendaur ulang berarti menemukan barang dari sampah tersebut," tukasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SD Saraswati 3 Denpasar, I Made Sukarja, mengaku senang dengan kegiatan tersebut. Dia bilang kegiatan tersebut sesuai dengan kurikulum pembelajaran.
“Ini akan menginspirasi anak-anak untuk mengembangkan hal serupa. Ini merupakan aktivitas positif bagi anak-anak, karena mereka lebih suka bermain dan belajar ketimbang hanya belajar di kelas," katanya. (kanalbali/KR9)
ADVERTISEMENT