Stigma Orang dengan HIV Belum Sepenuhnya Teratasi di Bali

Konten Media Partner
29 Juli 2019 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi : Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi : Kumparan
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali - setelah hampir 30 tahun, keberadaan virus HIV masih belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Stigma dan diskriminasi masih gampang ditemukan pada mereka yang masih hidup maupun saat meninggal.
ADVERTISEMENT
“Contohnya saat prosesi Nyiramin Layon (memandikan jenazah-red), masih ditemukan warga desa yang menolak,” kata Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bali, Made Suparta, Senin (29/7). Padahal secara teori 2 jam setelah meninggalnya seseorang yang terinfeksi HIV sebenarnya virusnya pun otomatis sudah ikut mati.
Ia juga menekankan perlunya pembuktian kepada masyarakat secara langsung untuk menghapus stigma seolah-olah HIV sanat mudah ditularkan. Suatu kali, tim KPA bahkan harus menangani upacara itu dan barulah kemudian warga mau untuk bersama-sama memandikan.
Untuk mengurangi stigma itu, menurut Suparta, peran jurnalis dan media sangat dibutuhkan. “ Karena itu kami menggggelar acara ini,” katanya dalam Lokakarya Jurnalis Peduli AIDS bertempat di Gedung BPSDM Ruang Jempiring Jl Hayam Wuruk Denpasar.
Ia menjelaskan bahwa amanat Perda Provinsi Bali No. 3 Tahun 2006 mengharuskan melakukan peyebarluasan informasi HIV/AIDS dengan pemberitaan yang tepat dan tidak menimbulkan keresahan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, hingga kini memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan infeksi virus HIV, tapi setidaknya dengan terapi antiretroviral (ARV) yang dapat membantu memperlambat perkembangan virus di dalam tubuh hingga menjadi AIDS.
Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun 1987 sampai dengan maret 2019 di dominasi oleh kelompok umur 20-29 tahun, meliputi 4726 laki-laki dan 3254 perempuan. Disusul oleh usia 30-39 yang total 7348 penderita dan 50-59 sebanyak 1088 penderita.
Namun angka - angka tersebut masih diluar kelompok umur yang belum disebutkan dan angkanya masih terbilang tinggi. total penderita HIV/AIDS dari semua kelompok umur sebanyak 21018 orang.
ADV - 1
Dari banyaknya penderita HIV/AIDS tersebut, Made meyakini pengguna ARV di Provinsi Bali sudah mencapai sudah mencapai 80%."Angkanya disekitar 80% yang telah menggunakan ARV. namun terus ada peningkatan, yang pasti sejak 10 tahun belakangan ini ada peningkatan," tegasnya
ADVERTISEMENT
ARV tak ubahnya 'obat sakti' bagi penderita HIV/AIDS. ARV punya dua peran di antaranya menghambat perkembangan dan aktivitas virus. Konsumsi ARV juga membuat virus tak menular pada pasangan atau anak. Apalagi kini, ketika ARV dapat diakses tak hanya di rumah sakit besar, tapi juga di Puskesmas dengan cara gratis. "Jadi kalau ada yang bilang ARV mahal, itu salah. Di negara ini malah sudah di gratiskan," tambahnya. (kanalbali/KR13)