Suka Duka di Tana Bali, Orang Pinggiran Melihat Pulau Dewata

Konten Media Partner
20 Januari 2019 10:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana diskusi 'Suka Duka Tana Bali', Sabtu (19/1) malam - kanalbali/LSU
zoom-in-whitePerbesar
Suasana diskusi 'Suka Duka Tana Bali', Sabtu (19/1) malam - kanalbali/LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com – Setiap satu atau dua bulan sekali ada forum yang tak biasa bertempat di Taman Baca Kesiman, Denpasar. Namanya pun unik ‘Suka Duka Tana Bali’. Acara ini digagas media jurnalisme waraga ‘Bale Bengong’. “Tak terasa sudah satu tahun dan 7 kali berlangsung,” kata Anton Muhajir yang bersama Agung Alit dari Taman Baca Kesiman menggagas acara ini. “Kami ingin memberi ruang untuk narasi narasi kecil dari kaum yang tidak tersuarakan atau bahasa kerennya orang pinggiran sehingga kita bisa berfikir dan mengetahui hal lebih, bukan hanya ilmu yang berasal dari kampus. Tapi juga cerita rakyat-rakyat kecil yang akan mampu memberi inspirasi bagi orang lain,” katanya. Narasumber yang dihadirkan selalu memiliki keistimewaan, misalnya cerita dari seorang pengguna drag, mengidap HIV, waria, dan pekerja seks. “Kita memberikan ruang untuk mereka berbagi tentang bagaimana mereka menjalani hidup, yang pasti ada suka dan dukanya. Terlebih lagi di Bali, yang katanya pulau surga tapi masih banyak orang-orang yang terpinggirkan”, ungkap Agung Alit dengan penuh semangat. Peserta yang hadir selalu berbeda-beda dan selalu bertambah. {“Informasi mengenai acara ini, kami lakukan melalui akun media social, di twitter, facebook dan instagram yakni @balebengong dan @tamanbacakesiman,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk pers relase belum dilakukan, sebab kami selalu bertanya kepada narasumber apakah bisa dipublikasikan atau tidak. “Karena kami juga sadar, bahwa narasumber yang hadir memiliki privasinya masing-masing dan bukan dari kelompok yang butuh mengakuan publik”, imbuhnya.
Mereka akan selalu berusaha agar kegiatan ini setiap bulanya bisa terus dilaksanakan, minimal satu bulan sekali. “Sehingga dapat berkelanjutan, kami ingin lebih banyak lagi cerita dari mereka yang bisa didengar dan dapat dibagi melalui narasi-narasi kecil dalam acara Suka Duka di Tana Bali” tutupnya. (kanalbali/LSU)