Tanggapi Kritikan BEM UNUD ke Jokowi, Politisi Ni Luh Jelantik Anggap Provokatif

Konten Media Partner
21 Juli 2021 11:36 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desainer Bali, Ni Luh Djelantik. Foto: Denita Br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Desainer Bali, Ni Luh Djelantik. Foto: Denita Br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
DENPASAR - Influencer dan politisi Partai Nasdem, Ni Luh Djelantik ikut mengomentari pernyataan kritik 'The Guardian of Oligarch' yang dilontarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana (Unud).
ADVERTISEMENT
Pada postingan Instagram miliknya, @niluhdjelantik Selasa (21/07) malam, ia menyebut pernyataan BEM Udayana cenderung provokatif. "Pernyataan provokatif. Tanpa data penunjang akurat. Tidak mewakili ribuan mahasiswa Universitas Udayana. Tidak solutif. Malah berpotensi menambah kegaduhan tanpa perbaikan kondisi masyarakat di lapangan," tulisnya.
"Di masa tak mudah ini. Yuk bantu rakyat. Gunakan keahlian dan waktumu yang pasti sangat luang itu. Temani Mbok Niluh pasarkan usaha mereka. Promosikan. Bikin pelatihan Digital Marketing. Desain platformnya," imbuhnya.
Saat dikonfirmasi, Rabu (21/07/21) Ni Luh Jelantik menjelaskan, harusnya mahasiswa lebih mengatakan ke hal-hal yang lebih produktif. "Jangan sampai almamater tercoreng, orang-orang lagi berjibaku bangkit dari pandemi mending energi diarahkan ke hal produktif," katanya.
Terlebih, kata dia mengkritik presiden Jokowi dinilai terlalu jauh. "Apa kabar dengan pemerintah-pemerintah di sekitar kita dalam penanganan pandemi COVID-19," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengajak dan memberi kesempatan jajaran BEM Unud untuk berdiskusi secara lebih mendalam. "Tanggal 31 Agustus 2021 Mbok akan mengajar di kampus Politeknik Negeri Bali, kalau bisa berjumpa pasti sangat bagus, kalau acaranya online akan bagus sekali jika kita bertemu langsung di lapangan," tambahnya.
Ketua BEM Unud Muhammad Novriansyah Kusumapratama menjawab simpel atas komentar Luh Djelantik. "Wajar sih sudah diprediksi, apalagi di Bali 2019 jokowi menang 90 persen lebih suara pemilu, tidak heran juga mbok Luh bersuara, karena sering juga dia bersuara kemarin saat kasus Jerinx, soal kinerja Pak Koster dan lain-lain," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (21/07/21).
Jika dikatakan tak berdasar, lanjut Novriansyah itu salah besar karena, pihaknya sebelumnya merilis enam postingan berisi dua kajian dan pendapat ahli.
ADVERTISEMENT
"Sedangkan yang di up oleh mbok Luh hanya screenshot 2 slide dan diisi narasi bahwa saya tidak ada dasarnya. Kalau dibilang saya hanya kritik atau demo saja tanpa solusi, kami di BEM Udayana juga banyak kegiatan lainnya yang bidang pengabdian. Salah satu yang sedang kami jalankan bersama teman-teman aliansi BEM se bali adalah Warga Bantu Warga Bali," terangnya.
"Soal diskusinya itu kami belum bahas lagi secara internal. Forum yang bagus sebenarnya. Tetapi sayang ketika nantinya dipolitisasi," tanggapnya.
Sebelummya, melalui akun Instagram bem_udayana, BEM Unud turut melontarkan kritik pada Presiden Joko Widodo. BEM PM Unud menyebut Jokowi sebagai The Guardian of Oligarch.
Poster yang diunggah memperlihatkan gambar Jokowi yang membawa senjata di tangan kirinya. Gambar ini sekilas mirip dengan poster film Hollywood, The Guardians of The Galaxy. BEM Unud menilai Jokowi kerap mengeluarkan kebijakan yang mengutamakan kepentingan sekelompok orang dan menghiraukan kepentingan serta kesejahteraan rakyat.
ADVERTISEMENT
"Hal ini terlihat dari kondisi kekuasaan hari ini di mana terjadi pembajakan institusi dan regulasi guna membentuk kebijakan dan perangkat hukum seperti UU KPK, UU Cipta Kerja, UU Minerba yang merugikan rakyat secara keseluruhan dan hanya menguntungkan koruptor dan oligarki tambang," tulis BEM Unud.
(Kanalbali/WIB)