Tangkal Pelecehan Seks di Kampus, Seruni Masuk ke Universitas Udayana

Konten Media Partner
10 Maret 2019 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi damai aktivis perempuan serangkaian Hari Perempuan Internastional di Renon, Minggu (10/3) - kanalbali/LSU
zoom-in-whitePerbesar
Aksi damai aktivis perempuan serangkaian Hari Perempuan Internastional di Renon, Minggu (10/3) - kanalbali/LSU
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Melihat rentanya pelecehan seksual yang menimpa kaum perempuan di Kampus oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggungjawab, Serikat Perempuan Indonesia (Seruni) Bali, akan menginisiasi terbentuknya Komite Persiapan Organisasi (KPO) Seruni Udayana.
ADVERTISEMENT
"Banyak perempuan merasa terancam ketika menjalani bimbingan dengan Dosennya, sebab ini akan dijadikan momen untuk memanfaatkan mahasiswi," kata Retno Dewi, Koordinator Seruni, saat melangsungkan aksi damai memperingati Hari Perempuan di depan Kantor Gubernur Bali, Minggu (10/3).
" Terlebih, sistem pendidikan di Indonesia terpatok dengan nilai yang diberikan oleh dosen pembimbing. Mereka yang merasa terancam akan diam dan tidak berani lapor", tegasnya.
Selain itu, jika kasus pelecehan seksual terungkap dianggap merusak nama baik kampus. "Karena itu kami sengaja membuat hastag #namabaikkampus disosial media. Ini merupakan sindiran untuk seluruh kampus di Indonesia yang menutup nutupi kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswinya", tandas Ibu satu orang anak ini.
Jika ada kasus pelecehan seksual yang terungkap, ujung-ujungnya pasti damai. Ini terjadi pada kasus Agni di Jogja, dan kasus pelecehan terhadap mahasiswi lainya pada tahun 2015 silam. "Jelas-jelas bukti sudah ada, saksi sudah ada. Namun pelaku bebas sampai saat ini, dengan pertimbangan pertimbangan yang meringankanya dimata hukum", ungkap Retno geram.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Retno mengatakan telah mendatangi salah satu Fakultas, di Universitas Udayana. Retno menuturkan kekecewaannya ketika mendengar mahasiswi mengatakan, kasus pelecehan seksual bukan hal yang baru dan sudah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa.
"Hal seperti ini yang harus diberi pendampingan dan dibuatkan suatu organisasi/komunitas yang bisa mewadahi para mahasiswa untuk lebih peduli terhadap lingkunganya, serta bisa menyuarakan keluhan-keluhanya terutama mengenai pelecahan di Kampus", jelas Retno.
"Kalau mahasiswa sendirian, kekuatan untuk melawan sangat lemah. Namun, ketika ada komunitas, orang-orang yang ada didalamnya akan memberi dukungan penuh terhadap korban," imbuh perempuan yang pernah menjadi TKW tersebut.
Saat ini KPO Seruni Udayana telah beranggotakan 13 orang, yang terdiri dari mahasiswa diberbagai Fakultas. Selanjutnya, Retno berhadap lebih banyak lagi yang mau bergabung dan berjuang melawan pelecehan seksual terhadap perempuan. (kanalbali/LSU)
ADVERTISEMENT