Terdampak Pandemi, 20 Hotel dan Vila di Buleleng, Bali, Dijual

Konten Media Partner
17 Maret 2021 14:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisata Lumba-lumba yang jadi andalan di Buleleng, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Wisata Lumba-lumba yang jadi andalan di Buleleng, Bali - IST
ADVERTISEMENT
BULELENG- Imbas Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan satu tahun lebih mengakibatkan, sekitar 20 hotel dari kelas non bintang hingga bintang 5 yang ditawarkan untuk dijual di Kabupaten Buleleng, Bali.
ADVERTISEMENT
Selain hotel, diperkirakan ada puluhan villa yang juga ditawarkan untuk dijual di kawasan Buleleng, Bali."Iya benar, itu kemarin sekitar 20 hotel. Ada (kecil) ada besar karena wilayah tidak sama dengan Bali Selatan," kata Dewa Ketut Suardipa selaku Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Buleleng, Bali, saat dihubungi Rabu (17/3).
"Karena pengusaha lokal kita paling banyak non bintang. Sudah ada (yang laku) beberapa saja, tapi sebagian besar belum (laku). Kalau villa juga banyak. Bisa (puluhan)," imbuhnya.
Ia menerangkan, untuk hotel yang tergabung di PHRI Buleleng sebanyak 170 dan 13 restoran. Namun, akibat Pandemi Covid-19 sekitar puluhan hotel yang telah tutup beroperasi tetapi ada juga yang masih buka. "Kalau hotel tutup masih puluhan," jelasnya.
Pantai Lovina di Buleleng, Bali - IST
"Kalau 2020 masih bisa kita talangi. Tapi sekarang sudah banyak hotel yang tutup di Bali Utara karena sudah tidak kuat lagi untuk operasional. Ada beberapa masih buka dan dia masih menjaga propertinya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Karena, persoalan finansial dampaknya juga kepada para staf dan pegawai di hotel yang dilakukan PHK. Kendati, masih ada beberapa hotel yang masih buka dan memperkejakan beberapa pegawai walaupun tidak full setiap hari buka.
"Karena pangsa pasar di Bali Utara banyak dari Eropa, kawasan kita lebih luas. Di Pemuteran sama daerah Tejakula itu pangsa pasar Eropa," katanya.
"Tentu harus dibantu dengan soft loan. Jadi dari pihak perbankan betul-betul memberikan relaksasi yang benar. Jangan lagi ada syarat-syarat yang harus mereka isi. Atinya, jangan dipersulit di saat-saat seperti ini," ujarnya.
"Kemudian, yang paling bermasalah di finance sama di KBR itu. Finence itu kayaknya masih belum manusiawi di saat Covid-19 seperti ini," terangnya.