Terdampak Pandemi, Penanganan Masalah HIV di Bali Kian Sulit Dilakukan

Konten Media Partner
24 Maret 2021 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Penanganan masalah yang terkait dengan HIV, baik pencegahan penularan maupun layanan untuk Orang dengan HIV AIDS (ODHA), makin sulit dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Ini karena sulitnya melakukan pertemuan. Kadang ODHA juga terpaksa berpindah tempat,” kata Ketua Bidang Pendidikan Forum Peduli AIDS (FPA) Bali, Drs Efo Sumiartha dalam diskusi di Kantor Komisi Penanggulangan AIDS Bali, Rabu (24/3/2021).
Ketua Bidang Pendidikan Forum Peduli AIDS (FPA) Bali, Drs Efo Sumiartha - ACH
Ia mencontohkan ODHA yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Mereka berpindah tempat sehingga ada kesulitan mendistribusikan obat antiretroviral (ARV) untuk menekan perkembangan virus. "Karena situasinya begini, mereka khan kesulitan cari uang dan kadang berpindah pindah, jadinya sulit termonitor," katanya.
Efo menuturkan, selama pandemi COVID-19, mobilitas PSK yang berstatus ODHA di Bali cukup tinggi. Selain berpindah tempat karena sepinya pelanggan, banyak dari mereka juga memilih untuk pulang ke kampung halaman tanpa berkoordinasi dengan layanan kesehatan.
"Biasanya kan ODHA ini banyak datang ke pelayanan kesehatan atau penyedia obat lain di tempat tinggalnya," terangnya. Padahal ketersediaan ARV di Bali terbilang aman. Hal itu berbeda jika dibandingkan dengan 6 bulan lalu yang sempat mengalami kesulitan.
Kepala Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali AA Ngurah Patria Nugraha - ACH
Di Tempat yang sama, Kepala Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Bali AA Ngurah Patria Nugraha mengatakan, tantangan yang dihadapi KPA selama pandemi adalah koordinasi yang tak bisa dilakukan secara langsung baik antara lembaga swadaya masyarakat yang membantu advokasi ODHA hingga pemerintah daerah itu sendiri.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari Pandemi hampir semua kita merasakan kesulitan karena COVID-19. Walaupun demikian kita tetap mengupayakan koordinasi baik ke tingkat pemerintah maupun kepada lembaga swadaya masyarakat. Kalau kesulitan kami selain di anggaran, adalah gerak dan batas kita untuk berkoordinasi dengan teman-teman, walaupun begitu kita tetap berupaya melalui zoom dan lainnya," tuturnya.
Ditengah keterbatasan itu, Patria mengaku tetap berupaya untuk menjalin koordinasi yang baik dengan sejumlah stakeholder demi kepentingan ODHA. Termasuk terus menjalin koordinasi dengan Kelompok Jurnalis Peduli Aids (KJPA). (Kanalbali/ACH)