Polisi Periksa 14 Saksi Kebakaran Kapal di Pelabuhan Benoa

Konten Media Partner
10 Juli 2018 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Periksa 14 Saksi Kebakaran Kapal di Pelabuhan Benoa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com - Sembari menunggu proses pendinginan terhadap 40 kapal yang terbakar di Pelabuhan Benoa , Tim Labfor Mabes Polri cabang Denpasar melakukan penyelidikan, Senin (9/7). Kepolisian juga memeriksa 14 orang saksi terdiri dari nakhoda, anak buah kapal (ABK), serta lainnya.
ADVERTISEMENT
Kapolresta Denpasar, Kombes Hadi Purnomo, menyebutkan fokus penyelidikan dilakukan terhadap Kapal Motor (KM) Cilacap Jaya Karya yang menjadi sumber kebakaran.
”Dugaan awal munculnya api dari mesin kapal Cilacap Jaya tapi kita belum men-justice kalau belum ahlinya yang berbicara,” tegas Kombes Hadi Purnomo yang ditemui di Polresta Denpasar, Selasa (10/7).
Ditanya apa saja keterangan para saksi, Kombes Hadi Purnomo menyebutkan bahwa mesin yang diduga menjadi sumber api dipakai untuk menyalakan lampu dan menanak nasi.
“Sementara, baru itu saja yang bisa disampaikan dan pemeriksaan masih berjalan. Kita masih menunggu Labfor melakukan penyelidikan bisa sampai satu minggu,” ungkap mantan Kapolres Gianyar ini.
ADVERTISEMENT
Disinggung mengenai perizinan, Hadi Purnomo menegaskan sebagian besar kapal yang bersandar masih menunggu izin berlayar dari Dirjen Kelautan dan Perikanan. Ini juga dianggap sebagai salah satu faktor kapal banyak menumpuk di Pelabuhan Benoa.
“Saya berharap ini menjadi perhatian pemerintah karena kalau kapal terlalu lama bersandar bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti konslet,” tegasnya.
Ia menambahkan sekarang ini ada 600 sampai 700 kapal yang menunggu izin berlayar. Dari jumlah itu, hanya tujuh kapal yang siap berlayar. Hanya, Kapolresta tidak mengetahui pasti lamanya izin keluar dari Dirjen Kelautan dan Perikanan.
Dari kejadian yang sudah kali ketika terjadi ini, Kapolresta akan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Pelindo, Syahbandar, maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan.
ADVERTISEMENT
“Kami akan segera mengumpulkan instansi terkait membicarakan mengenai cara penanganan apabila ada kejadian seperti ini. Kita berharap mudah-mudahan tidak terjadi lagi,”imbuhnya. (kanalbali/KR3)