Terlibat Aksi Begal, 14 Remaja Ditangkap Polisi di Denpasar

Konten Media Partner
24 Januari 2020 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebagian remaja yang ditangkap di Denpasar - KAD
zoom-in-whitePerbesar
Sebagian remaja yang ditangkap di Denpasar - KAD
ADVERTISEMENT
14 remaja yang masih berstatus pelajar ditangkap Kepolisian Polresta Denpasar karena melakukan aksi kejahatan yakni begal di kawasan Denpasar, Bali. Mereka ini merupakan geng motor bernama “Donki” yang dikabarkan kerap berbuat onar di jalan raya di Kawasan Kota Denpasar.
ADVERTISEMENT
“Di mana dalam kelompok ini adalah mayoritas adalah pelajar yang di bawah umur, tersangka yang kita amankan ada sebanyak 14. Ini semua pelajar,” kata Kapolresta Denpasar, Kombes Ruddi Setiawan, di Mapolresta Denpasar, Jumat (24/1).
Para pemuda ini, berinsial IGKMP (17), DPP (17), MRS (16), IGKD (16), RPS (16), KAB (15), IGYP (15), GM (15), SAS (15), JDKP (14) KA (14) IGM (14) WPP (14), KBM (13).
Kapolresta menerangkan, bahwa kelompok ini melakukan tindak pidana pencurian dan kekerasan. Mereka, diamakan pada Senin (20/1) sekitar pukul 22.00 WITA saat berkumpul-kumpul di kawasan Kesambi Denpasar dan telah melakukan aksi begalnya sedikitnya lima kali dengan total nilai kejahatan sebesar Rp 35 juta. Setiap aksi para remaja ini mengantongi sekitar Rp 750 ribu per orang dan uangnya dipakai untuk membeli minuman alhokol.
Kapolresta menunjukkan motor yang digunakan untuk beraksi - KAD
“Mereka mendapatkan hasil kalau ditotalkan sebanyak Rp 35 juta namun setiap mereka melakukan kegiatan tersebut mereka mendapatkan hasil Rp 750 ribu dan uang tersebut dibagi-bagikan bersama kelompoknya tersebut. Ada dibelikan minuman keras,” ujar Ruddi.
ADVERTISEMENT
Para remaja ini, ditangkap atas laporan warga yang menjadi korban dan informasi dari masyarakat yang resah dengan para remaja ini. Saat melakukan aksinya para remaja ini berboncengan dan memepet korbannya kemudian menghadangnya dan merampas barang korban.
"Ada 8 sepeda motor yang sudah Kita amankan, jadi masing-masing sepeda motor ada dua penumpang. Nanti ada yang menjadi spesialisas untuk menghadang, mendekati korbannya dan mengambil hanphonenya dan sisanya mengawasi. Ada korban yang dipukul juga," ujarnya.
Selain itu, komplotan ini menarget korbannya yang setara dengan mereka yang tidak berbadan besar. "Menurut pengakuannya kalau ada perlawanan (mereka) bisa melakukan perlawanan," ujar Ruddi.(kanalbali/KAD)