Tersangka Skimming Berguru dari Sindikat Bulgaria di Lapas Kerobokan

Konten Media Partner
9 Februari 2021 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kelompok pelaku skimming yang salah-satu pelakunya belajar pada warga Bulgaria saat ditahan di Lapas Kerobokan, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Kelompok pelaku skimming yang salah-satu pelakunya belajar pada warga Bulgaria saat ditahan di Lapas Kerobokan, Bali - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Tertangkapnya dua kelompok pelaku kasus skimming yang berhasil membobol rekening ribuan nasabah di Bali, memunculkan fakta mencengangkan. Ternyata,mereka belajar melakukan skimming di ATM dari sindikat Bulgaria saat sama-sama menjadi tahanan di Lapas Kerobokan, Bali.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan oleh Wadir Krimsus Polda Bali, AKBP Ambariyadi Wijaya Selasa (09/02/21). "Yang kelompok pertama ini ada yang residivis narkoba dan residivis kasus penggelapan yang kebetulan satu blok dengan pelaku skimming asal Bulgaria," ungkapnya.
Dari sanalah terjadi komunikasi tentang cara membobol rekening nasabah di ATM. "Jadi di sana terjadi komunikasi, transfer ilmu, dan mereka membuat komitmen saat keluar nanti akan melakukannya di lapangan," tandasnya.
Barang-bukti kejahatan skimminng yang disita polisi - IST
Setelah AS bebas, ia mempraktekkan pengetahuan diperolehnya semasa lapas. Ia mengajak kawannya untuk memasang alat skimming di beberapa ATM di wilayah Denpasar, Badung dan Gianyar. Alat skimming itu dikendalikan jarak jauh, sementara data yang terekam langsung dikirim ke pengendali yang berada di luar negri
Menurut pengakuan para tersangka, mereka mendapatkan komisi sebanyak 10 persen dari pendapatan skimming. "Itupun dari sekian banyak dari data yang kita tidak tahu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kini unit Cyber Crime Polda Bali tengah mendalami kasus sembari berkoordinasi dengan pihak bank yang menjadi korban. "Ada tujuh bank nasional yang ada di Bali yang jadi korban," tambahnya.
Sementara itu, kerugian yang diterima nasabah diganti oleh pihak bank. Dari sekitar seribu lebih korban, kerugian yang telah teradata sebanyak Rp 3 miliar rupiah. "Itupun masih dari pengakuan salah satu bank, sementara yang lain masih kita dalami,"ungkapnya.
Kelompok yang kedua, terang Wadir Krimsus Polda Bali, salah satu pelaku mendapat pengetahuan dari seorang WNA asal Malaysia yang merupakan otak dalam kasus skimming ini. "Pelaku ini mantan TKI di Malaysia, mereka kenal di Malaysia saat pelaku kerja di sana," ungkapnya
WNA itu ungkap Ambariyadi sering main di rumah tersangka. "Ia diajari selama empat bulan cara untuk melakukan skimming," tambahnya. Pihak Polda Bali kini berkoordinasi dengan Interpol untuk pengungkapan otak dari kasus skimming ini. "Kita berkoordinasi dengan interpol untuk memberikan data warga negara Malaysia tersebut, infonya dia sering ke Bali," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Bali berhasil meringkus sindikat kasus skimming dengan tujuh orang tersangka. Para tersangka ini bertugas memasang alat skimming di ATM yang berada di kawasan Denpasar, Badung dan Gianyar, sementara data rekening korban dikirim ke luar negeri. Hingga kini, kepolisian tengah mendalami kasus yang telah merugikan ribuan korban itu. (Kanalbali/WIB)