Uniknya Gasper dan Tempat Sabun dari Batok Kelapa

Konten Media Partner
12 Desember 2018 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Uniknya Gasper dan Tempat Sabun dari Batok Kelapa
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
DENPASAR, kanalbali.com -- Ratusan gasper untuk sarung pantai, yang terbuat dari bahan batok kelapa dibersihkan dengan seutas kain oleh Ibu Haji Tahira (57).
ADVERTISEMENT
"Ini orderan pelanggan saya dari Pasar Kumbasari (Denpasar). Sebentar lagi mau dikirim sama suami," ucapnya, saat ditemui di rumahnya, Desa Kelan, Kuta, Badung, Bali, Rabu (12/12).
Wanita kelahiran Kepulauan Ra'as, Desa Brakas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini, akhirnya bercerita bahwa dirinya sudah puluhan tahun menekuni kerajinan batok kelapa untuk dibuat berbagai macam kerajinan khas batok kelapa. Kerajinan batok kelapa yang dibuat oleh Ibu Haji Tahira, seperti tempat sabun, tas bulat batok kelapa, gasper serta tempat perhiasan dari kayu kelapa.
"Kalau yang bikin kerajinannya suami saya, kalau saya hanya membantu bor untuk lubang batoknya saja. Kadang kalau orderan ramai saya juga bikin kerajinan di gudang. Walaupun berdebu-debu tidak apa-apa yang penting halal," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ibu Haji Tahira juga menceritakan, cara membuat gasper untuk sarung pantai dan tempat sabun. Awalnya, batok kelapa dikupas sampai alus menggunakan amplas di mesin dinamo sampai serabut batok kelapanya hilang. Kemudian, baru di tandai dengan spidol dengan bentuk bulat, segitiga, oval, dan bentuk jantung hati. Setelah itu, kemudian di potong sesuai ragam bentuk di mesin dinamo.
Setelah diukir dan bentuk gasper dan tempat sabun sempurna, baru di hiasi gambar-gambar bunga dengan menggunakan airbrush sehingga terlihat menarik dan mengkilat.
"Kalau tempa sabun dari batok kelapa, di bawahnya masih di lem agar kuat dan tidak lepas. Kalau gasper, yang sudah bagus bentuknya hanya tinggal di airbrush saja," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Untuk kisaran harga gasper perbijinya hanya Rp 3000 dan tempat sabun seharga Rp 5000. Namun untuk kerajinan tempat perhiasan dari kayu kelapa perbijinya berkisar Rp 50.000.
"Kalau sekarang orderan masih sepi berbeda dengan tahun sebelumnya. Ini saja baru satu bulan dapat orderan. Iya menunggu stok di tokoh pelanggan (Bos) habis dulu. Baru mereka memesan lagi. Kalau dulu, hampir tiap Minggu ada orderan," ungka Ibu Tahira.
Ibu Tahira juga mengatakan kalau orderannya juga banyak yang dikirim keluar negeri. "Kalau kata pelanggan ada yang dikirim ke Australia dan negara lainnya," tuturnya. "keuntungannya bisa dibuat menabung. Kalau lagi sepi iya kadang hutang sama tetangga," tutupnya sambil tertawa.(kanalbali/KAD)