UNUD Akui Minta Polda Bali Tak Izinkan Demo di Depan Kampus

Konten Media Partner
23 Oktober 2020 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi unjuk rasa tetap berlangsung di depan kampus UNUD jalan PB Sudirman, Denpasar meski rektor meminta Polda Bali tak memberikan izin - ACH
zoom-in-whitePerbesar
Aksi unjuk rasa tetap berlangsung di depan kampus UNUD jalan PB Sudirman, Denpasar meski rektor meminta Polda Bali tak memberikan izin - ACH
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Sepucuk surat dari Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof Raka Sudewi yang meminta Kapolda Bali tak memberikan izin demonstrasi di depan kampus Jl. PB Sudirman, Denpasar beredar di sejumlah grup WA. Dikonfirmasi mengenai keberadaan surat itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan , Prof Made Sudarma membenarkannya.
ADVERTISEMENT
"Tujuan untuk mengantisipasi, demo itu kan tidak ada jarak untuk protokol kesehatan, Jadi kemungkinan tertular COVID-19 itu kan banyak. Makanya Bu Rektor mengirimkan surat kepada Kapolda untuk tidak memberikan izin demo digelar kampus Unud," kata Sudarma saat dihubungi, Jumat (23/10).
Sementara dalam surat disebutkan, alasan lainnya adalah untuk menjaga keamanan kampus sekaligus agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar. Surat bernomor B/5634/UN14/HM.00.00/2020 diterbitkan pada 16 Oktober 2020.10.23. “Bukan berarti mempersempit ruang demokrasi,” kata Sudarma.
Sudarma menjelaskan, alasan kesehatan ditengah pandemi COVID-19 bukan tanpa dasar. Sebab, kata dia, di lingkungan Kampus Universitas Udayana sendiri sudah ada sejumlah civitas akademika yang terkonfirmasi positif COVID-19. Mulai dari jajaran dekanat, petugas rekorat, hingga mahasiswa itu sendiri.
Kampus UNUD ditutup saat aksi demo Omnibus Law berlangsung pada Kamis (22/10/2020) dengan alasan penyemprotan disinfektan - ACH
"Kemarin saja sudah ada Wakil Dekan III Fakultas Teknik Unud sudah positif COVID-19, kemudian staf saya Kasubag Minat Kemahasiswaan juga kena, terus mahasiswa pariwisata juga ada yang terkonfirmasi dan sekarang sudah dirawat di RS PTN Unud," paparnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mempertanyakan lokasi aksi demonstrasi oleh aliansi 'Bali Tidak Diam' yang digelar di depan kampus Unud Jl PB Sudirman Denpasar. Menurutnya, masih banyak tempat yang lebih pantas dijadikan tempat aksi jika dibandingkan dengan depan Unud.
"Aliansi itu mengatasnamakan Bali Tidak Diam, kenapa harus ambil tempat di Udayana? Kenapa bukan di tempt yang lain seperti di Puputan, di Bajra Sandhi dan lainnya. Walaupun mayoritas dari Unud, tapi tetap yang namanya Aliansi itu kan tidak mengatasnamakan Unud," jelasnya.
Terkait dengan penutupan kampus yang dilakukan pada saat aksi 'Bali Tidak Diam' pada Kamis (22/10) kemarin, Sudarma membenarkan perihal penutupan itu. Namun, hal itu dilakukan karena da penyemprotan disinfektan yang akan dilakukan demi mencegah penyebaran COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Penutupan itu berkenaan dengan penyemprotan disinfektan di kampus Sudirman dan kampus di Nias. Pas kebetulan berlangsung aksi kemarin. Jadi bukan berarti melarang mahasiswa, tapi memang jadwal penyemprotan itu yang bertepatan dengan itu (demo)," ujarnya. ( kanalbali/ACH)