Warga Kuta Keberatan Penerapan Ganjil Genap, Kadishub: Nanti Pasti Ada Evaluasi

Konten Media Partner
24 September 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosialisasi ganjil genap di kawasan Kuta, Bali - IST
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi ganjil genap di kawasan Kuta, Bali - IST
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Kepala Dinas Perhubungan Bali, I Gde Wayan Syamsi Gunarta menegaskan, sistim ganjil genap di Pantai Kuta dan Sanur itu baru uji coba.
ADVERTISEMENT
"Kita cuma uji coba besok, edukasi dulu nanti ada evaluasi," ungkapnya menanggapi keberatan warga Kuta akan aturan itu, Jumat (24/09/21).
Aturan ganjil genap ini, akan mulai dijalankan Sabtu (25/09) esok. Petugas baik polisi maupun jajaran keamanan lainya akan melakukan penyekatan di beberapa titik akses di dua tempat itu.
Lebih lanjut Syamsi menjelaskan, mengenai permohonan pengkajian ulang oleh masyarakat Kuta, ia menegaskan aturan ini akan tetap jalan, namun pihaknya akan melakukan evaluasi setelah uji coba dilakukan.
"Kemarin ada yang minta untuk mengkaji ulang, bagaimana pelaksanaanya, nanti kita evaluasi," ujarnya. "Minggu depan sudah kita mulai evaluasi," tambahnya.
Sebelumnya, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista meminta, Pemerintah mengkaji ulang rencana itu dan kalau bisa kebijakan itu dibatalkan karena membuat masyarakat Kuta resah.
ADVERTISEMENT
"Itu perlu dikaji dulu. Masyarakat saya malah bimbang dan bingung ini. Semua bertanya, saya tidak bisa jawab sampai saat ini. Saya khan tidak ngerti, saya tidak diajak konsultasi. Kalau bisa dikaji ulang," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, untuk pemantauan wisatawan ke Pantai Kuta kini pihaknya sudah menggunakan scan QR code untuk aplikasi PeduliLindungi di 7 pintu masuk. "Ada 28 pintu masuk dan saat ini yang digunakan hanya 7 pintu," tegasnya.
"Kalau mengurangi pengunjung ke pantai, saya kan sudah ada pintu yang akan memfilter berapa orang masuk," ujarnya.
Terlebih, kata Wasista saat ini kunjungan wisatawan di Pantai Kuta sangat sepi, hanyasekitar 10 hingga 30 persen per harinya. "Kemarin ada pembukaan sudah mulai disambut gembira oleh masyarakat. Tapi sekarang ada aturan baru ini, masyarakat bimbang," ungkapnya. (Kanalbali/WIB)
ADVERTISEMENT