Waspada COVID-19, Protokol Kesehatan Diterapkan Saat Galungan di Pura Jagatnatha
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Para pemadek (umat Hindu yang bersembahyang-red) berdatangan dengan pakaian adat lengkap. Bedanya, kini mereka menggunakan masker untuk meminimalisir penularan COVID-19.
Sebelum masuk ke areal Pura, mereka diarahkan ke tempat cuci tangan, lalu dilakukan pengecekan suhu tubuh. Setelahnya, mereka diperciki dengan tirta (air-red) suci pengiling dan bersiap untuk melakukan persembahyangan.
Jumlah umat dibatasi hanya boleh untuk 50℅ dari kapasitas Pura. Jaga jarak antara satu dengan yang lainnya sekitar 1,5 meter, sesuai dengan surat edaran PHDI Nomor 071/PHDI-Bali/IX/2020 tentang persembahyangan ditengah pandemi COVID-19.
"Kami sudah meminta pecalang agar terus diperhatikan jumlah yang ada di dalam pura. Kalau dirasa sudah mencapai 50℅ maka harus bergantian," kata Kabag Kesra Kota Denpasar, Made Raka Purwantara saat ditemui di areal Pura, Rabu (16/9).
ADVERTISEMENT
Raka menjelaskan, jam persembahyangan juga tak luput dari perhatian ditengah pandemi COVID-19. Jika sebelum ada COVID-19 pemedek bisa melangsungkan persembahyangan hingga waktu yang tidak ditentukan, kali ini pemerintah Kota Denpasar dan para pemangku di Pura Agung Jagatnatha telah bersepakat untuk menutup Pura pada pukul 19;00 WITA.
"Jadi bagi yang tidak sempat hari ini, bisa melakukan persembahyangan besok yang kebetulan besok juga hari suci tilem, jadi semua harus patuh ke protokol kesehatan demi kebaikan bersama," jelasnya.
Selain para pemedek, protokol kesehatan juga diberlakukan kepada seluruh pemangku Pura yang melayani umat. Raka berujar, dua hari sebelum Hari Raya Galungan, seluruh pemangku yang akan bertugas dilakukan rapid test. "Hasilnya 10 orang pemangku yang melayani umat hari ini hasilnya non reaktif," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Salah-satu pemadek, Putu (36) menyebut, esensi dari Hari Raya Galungan sama sekali tak berkurang meski menerapkan protokol kesehatan."Kami merasa malah ini semakin khidmat karena semua yang datang tertib dan bergantian melakukan persembahyangan," kata pria bernama lengkap Putu Alit Dwibawa itu.
Putu juga menaruh harapan besar agar momentum Galungan tahun ini menjadi awal yang baik ditengah situasi Bali yang kini dilanda susah akibat wabah COVID-19. "Hari Raya Galungan ini kan dimaknai sebagai hari kemenangan dharma (kebaikan) melawan adharma (keburukan), semoga dengan momentum ini, wabah COVID-19 ini bisa segera berlalu dan kembali normal," harapnya. ( kanalbali/ACH )