Waspadalah, Pelaku Pelecehan Seksual di Medsos Sering Tak Sadari Perbuatannya

Konten Media Partner
3 Oktober 2021 13:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi media sosial - pixabay by geralt
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi media sosial - pixabay by geralt
ADVERTISEMENT
GIANYAR - Jumlah kasus pelecehan seksual di media sosial cenderung meningkat. Ruang ini seolah menjadi wahana yang sangat bebas dan boleh melakukan apapun.
ADVERTISEMENT
“Di sisi lain, kesadaran tentang etika komunikasi di media sosial masih belum muncul, demikian juga kesadaran tentang batasan di media sosial,” ujar Ngakan Putu Anom Harjana, S.KM, MA, Founder Akademi Riset Indonesia dan Peneliti dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Gianyar, Bali Jumat 1 Oktober 2021
Kerap kali pelecehan ini dilakukan oleh pelaku tanpa menyadari bahwa hal itu sudah masuk ranah pelecehan. Sebab pelaku merasa perbuatannya hanya sebatas bercandaan saja. Pelecehan yang terjadi kerap dianggap lelucon dan hiburan.
Tidak hanya itu, sebagian besar pelecehan terjadi karena kurangnya pengawasan orang tua terhadap aktivitas internet pada anak dan kurangnya pengetahuan tentang cara pencegahan serta dampak yang ditimbulkan dan upaya hukum.
ilustasi : Korban Pelecehan - dok.Kumparan
“Untuk itulah, lanjutnya setiap pengguna ruang digital wajib memahami apa itu pelecehan seksual,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dari hasil survei data komisi perlindungan anak Indonesia 2017 – 2019, jumlah pelecehan seksual di Indonesia di media sosial itu sangat banyak. Ada 1.940 jumlah kasus pengaduan anak terkait pornografi dan kejahatan siber.
Ada beberapa tipe perilaku verbal yang dapat termasuk pada pelecehan seksual adalah seperti obrolan kosong yang bersifat seksual dan deskripsi gambar yang gamblang. Ada juga penghinaan seksual sindiran seksual dan komentar lainnya tentang pakaian tubuh atau aktivitas seksual seseorang.
Ditambah lagi adanya lelucon atau candaan ofensif tentang seks atau sifat-sifat gender tertentu. Ataupun mengeluarkan suara-suara sugestif atau menghina seperti bersiul suara serigala atau suara ciuman.
Selain itu perlakuan pelaku yang memaksa untuk dibalas chatnya yang berisi kata-kata tak pantas yang terus menerus juga termasuk pelecehan seksual. Padahal yang diajak bicara sudah tak ingin membalas dan mengabaikan chat pelaku tapi terus saja berulang kali di-chat.
ADVERTISEMENT
Selain Ngakan, pembicara lainnya adalah Astried Finnia Ayu Kirana, Managing Director PT AStrindo Sentosa Kusuma, Azizah Zuhriyah, Division Head Finance TC Invest, dan Marizka Juwita sebagai Key Opinion Leader.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (kanalbali/IST)
ADVERTISEMENT