Waterboom Air Panas Pertama di Dunia Kini Ada di Kintamani Bangli

Konten Media Partner
31 Desember 2018 13:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Waterboom Air Panas Pertama di  Dunia Kini Ada di Kintamani Bangli
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Fasilitas Waterboom di Toya De Vasya, Kintamani, Bangli (kanalbali/IST)
BANGLI, kanalbali.com - Bertepatan dengan malam pergantian tahun 2018 ke 2019, sebuah wahana waterboom air panas yang diklaim sebagai yang pertama di dunia akan diluncurkan di Kintamani, Bangli.
ADVERTISEMENT
Fasilitas pariwisata itu melengkapi obyek wisata pemandian air panas yang dikelola oleh Toya De Vasya. "Kita harapkan menjadi tujuan wisata yang unik karena lokasinya yang berada di pegunungan dan berdekatan dengan danau," kata Putu Astiti Saraswati, sebagai CEO dari pengelola tempat ini, Senin (31/12).
Untuk mempromosikan tempat ini, bagi 100 pengunjung pertama akan mendapatkan diskon 50 % seumur hidup untuk bisa menikmati fasilitas yang ada di tempat ini. "Kita harapkan tahun baru menjadi momentum yang baik," ujarnya.
Pengunjung Toya De Vasya saat ini rata-rata mencapai 500 orang perhari dimana 150 diantaranya adalah turis asing. Dengan tambahan berbagai fasilitas, tahun depan diharapkan akan mencapai 1.000 orang perhari. '
BACA JUGA : Berswafoto Sembari Menikmati Keindahan Alam Munduk Temu Tabanan
ADVERTISEMENT
Adapun selain kolam pemandian dan waterboom, di tempat ini tersedia villa, camping ground dan aneka adventure seperti trekking, cycling dan lain-lain. Ada juga terapi kesehatan Ayurweda serta wisata kano.
Tempat yang berada di kaldera Gunung Batur ini sudah mulai dirintis oleh pemiliknya Ketut Mardjana yang merupakan warga asli Kintamani. Mantan Direktur PT Pos ini kini juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangli. "Disini akan kita jadikan one stop destination tourism," ujarnya.
Adapun untuk mencapai harapan itu, menurutnya, masih ada hambatan infrastuktur seperti listrik dan jalan sehingga harus mendapat perhatian pemerintah. "Akses internet juga masih susah dan perbankan belum mau menyediakan ATM," jelasnya. Itu sebabnya length of stay di kawasan Batur, Kintamani masih sangat rendah. (kanalbali/RFH)
ADVERTISEMENT