3 Kerugian yang Dialami oleh Pekerja Milenial saat Work From Home

Konten Media Partner
4 Juni 2020 10:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi work from home | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi work from home | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
ADVERTISEMENT
Penerapan work from home atau bekerja dari rumah digunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi penularan pandemi COVID-19 yang kian hari semakin bertambah. Setelah kurang lebih 3 bulan sistem work from home ini dijalankan, ada beberapa perusahaan seperti Twitter dan Square yang akhirnya memutuskan untuk menjalankan sistem work from home secara permanen dan tak hanya selama masa pandemi COVID-19 saja.
ADVERTISEMENT
Namun tentunya, sistem work from home ini sendiri memiliki dampak tersendiri dalam penerapannya. Melansir dari Business Insider, penerapan sistem work from home ini rupanya berdampak kurang menguntungkan bagi milenial.
Ada beberapa hal yang kurang menguntungkan bagi para milenial saat melakukan bekerja dari rumah atau work from home. Kira-kira apa saja? Simak pembahasannya di bawah ini.
1. Tiga bulan pertama akan menjadi bulan krusial bagi para milenial
Ilustrasi work from home | Foto: Pexels/Vlada Karpovich
Bagi para pekerja, tiga bulan pertama merupakan bulan yang sangat penting untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi agar bisa meraih penghargaan dan juga menyeimbangkan kehidupan di kantor.
Namun, bagi para milenial yang baru saja mendapatkan pekerjaan, hal ini akan menjadi sangat berbeda. Mereka tentunya akan mengalami hal yang baru dan mengharuskan mereka untuk beradaptasi dengan sistem kerja dari rumah tersebut.
ADVERTISEMENT
Para milenial ini akan berhadapan dengan para pekerja yang sudah terlebih dahulu beradaptasi dengan situasi kerja work from home. Milenial juga akan merasa canggung atau tidak nyaman, karena ibaratnya mereka harus mempelajari bagaimana hubungan profesional dengan para rekan kerja yang lain secara online.
Hal tersebut tentunya akan membuat para milenial merasa sendiri dan bisa juga mengalami stres. Karenanya, para expert menganjurkan pada para pekerja baru milenial untuk bertemu secara langsung dengan rekan kerjanya untuk mengurangi rasa kesepian tersebut.
2. Work from home bisa menghalangi peluang milenial dalam menjalin koneksi
Ilustrasi work from home | Foto: Pexels/Anna Shvets
Kita tentu mengetahui bahwa koneksi merupakan suatu hal yang penting dalam dunia pekerjaan. Menurut sebuah studi, menjalin koneksi merupakan hal yang penting dari sebuah pekerjaan dan dan menjadi salah satu hal yang dilakukan oleh para orang sukses dalam sebulan pertama mereka bekerja.
ADVERTISEMENT
Terbukti bahwa koneksi mampu meningkatkan pengetahuan, membuka lebih banyak peluang, serta meningkatkan kualitas kerja. Karenanya menurut Hannes Schwandt, asisten profesor di Sekolah Pendidikan dan Kebijakan Sosial Northwestern University, bekerja dari rumah akan semakin menghalangi para milenial dalam menjalin sebuah koneksi.
Karena menurutnya, bekerja dari rumah dan menjalin koneksi lewat video call conference lebih cocok dilakukan oleh para pekerja senior daripada para milenial yang baru saja masuk dalam pekerjaan tersebut.
3. Mengurangi rasa keterikatan dengan perusahaan
Ilustrasi bekerja di kantor | Foto: Pexels/fauxels
Milenial ini bisa juga menjadi sosok yang sukses walau bekerja dari rumah jika mereka berada dalam perusahaan yang tepat. Heidi Brooks, seorang dosen senior di Yale School of Management mengatakan bahwa sistem work from home yang dijalankan secara permanen bukanlah merupakan sebuah penurunan, melainkan hanya suatu hal yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, milenial adalah sebuah generasi yang sudah terbiasa dengan gaya hidup online dan mobile, di mana hal ini akan membuat mereka menjadi lebih dinamis ketika sistem work from home diterapkan.
Namun di sisi lain, para milenial pun mungkin saja akan mengalami penurunan rasa keterikatan dengan perusahaan. Ketika bekerja di kantor, karyawan akan menggunakan ID card, bekerja di kubikel masing-masing, bertegur sapa dengan rekan kerja, dan sebagainya. Hal-hal tersebut akan menumbuhkan rasa keterikatan dengan perusahaan.
Hal tersebut tentu menjadi tantangan bagi para pemimpin untuk dapat memunculkan rasa keterikatan bagi para karyawan, khususnya bagi milenial yang baru bekerja, saat sedang menerapkan work from home. Di sisi lain, para pekerja milenial ini juga harus aktif untuk menyuarakan pendapat mereka mengenai sistem bekerja dari rumah.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!