5 Permasalahan yang Sering Dialami oleh Generasi Sandwich

Konten Media Partner
12 Juni 2020 9:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi generasi sandwich | Foto: Unsplash/National Cancer Institute
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi generasi sandwich | Foto: Unsplash/National Cancer Institute
ADVERTISEMENT
Sobat entrepreneur, mungkin kalian sudah tidak asing lagi dengan istilah generasi milenial ataupun generasi Z. Namun apakah kalian pernah mendengar istilah sandwich generation atau generasi sandwich?
ADVERTISEMENT
Generasi sandwich adalah generasi yang memiliki posisi terjepit di mana mereka secara berkesinambungan harus menghidupi anak-anaknya sendiri dan juga orang tua mereka. Menghidupi ini bisa berarti dalam hal finansial dan juga emosional, contohnya seperti merawat dan mengurus.
Biasanya mereka yang masuk dalam generasi ini adalah yang berada dalam kisaran umur 40 tahun ke atas. Melansir dari Senior Living, ada sekitar 47% orang dewasa yang berada dalam rentang usia 40 hingga 50 tahun yang memiliki orang tua berusia 65 tahun ke atas dan juga anak remaja yang berada dalam masa pertumbuhan.
Tentunya menjadi sosok yang berada dalam generasi sandwich ini tidaklah mudah. Mereka berada dalam posisi yang sulit di mana mereka seakan ‘terjepit’ di antara mengurusi dan menghidupi orang tua dan juga anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah beberapa permasalahan yang dialami oleh para generasi sandwich.
1. Kelelahan dalam mengasuh
Ilustrasi anak dan orang tua | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Ketika para generasi sandwich ini dihadapkan pada kewajiban untuk mengurus dan menghidupi anak serta orang tuanya, tak jarang mereka akan merasa kewalahan. Mereka merasa terlalu banyak yang diurus, mulai dari keperluan orang tua hingga anaknya.
Hal ini bisa menyebabkan para generasi sandwich mengalami depresi, merasa bersalah dan terisolasi dari kehidupannya. Mereka pun sering merasa kelelahan dalam mengurus dan menghidupi anggota keluarganya, baik pasangan, orang tua, dan anak.
2. Sulit membagi waktu untuk pasangan, orang tua dan anak
Ilustrasi anak dan orang tua | Foto: Pexels/cottonbro
Karena begitu banyak yang harus mereka lakukan, para generasi sandwich ini menjadi kesusahan untuk membagi waktu dengan baik bersama pasangan, orang tua dan anak mereka. Saat mereka fokus untuk mengurus orang tua, di saat itu pula sang anak mungkin sedang membutuhkan perhatian dari para generasi sandwich.
ADVERTISEMENT
3. Sulit mengatur waktu untuk pekerjaan, hobi, dan waktu pribadi
Ilustrasi bekerja sambil mengasuh anak | Foto: Pexels/Anastasia Shuraeva
Tak hanya kesusahan dalam membagi waktu antara mengurus orang tua dan anak, mereka juga mengalami kesusahan dalam mengatur pekerjaan, hobi dan hubungan mereka. Di sisi lain, mereka juga tidak memiliki waktu untuk diri sendiri karena dihabiskan untuk merawat anak dan orang tua mereka.
4. Rentan merasa tertekan
Ilustrasi stres | Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
Mereka juga rentan mengalami masalah psikologi karena mereka seakan ‘ditarik’ ke sana ke mari oleh anak dan juga orang tua. Mereka harus memikirkan masalah anak dan orang tua secara bersamaan. Tentu hal tersebut membuat mereka mudah tertekan dan merasa memiliki terlalu banyak beban yang harus dipikul, baik secara fisik maupun psikis.
5. Kesulitan secara finansial
Ilustrasi keuangan | Foto: Pexels/Breakingpic
Salah satu hal krusial yang harus dialami oleh para generasi sandwich ini ialah terkait masalah finansial. Terlebih lagi bagi mereka yang tetap harus bekerja sembari mengurus anggota keluarga. Mereka dituntut untuk bisa dapat merencanakan keuangan dengan sebaik mungkin agar tetap dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga, orang tua dan juga anaknya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (klik di sini) dan klik tombol 'IKUTI' (klik di sini) untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!