Bisnis "Kue Artis" Tidak Lagi Bercahaya?

Konten Media Partner
1 April 2019 22:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cake | Photo by Daria Yakovleva via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Cake | Photo by Daria Yakovleva via Pixabay
ADVERTISEMENT
Sempat ramai di telinga kita bisnis “Kue Artis” dengan berbagai merk dan varian. Namun sejalan dengan berlalunya tahun, kabarnya bisnis ini dikabarkan meredup. Seperti bisnis-bisnis yang muncul ketika sedang tren,sejak tahun 2017 bisnis “Kue Artis” juga menjamur bahkan tidak terhitung jumlahnya siapa saja artis yang memproduksi makanan yang rata-rata berupa kue bolu dengan topping berbagai macam dan nama yang unik untuk varian-variannya.
Kue Artis Tak Lagi Bercahaya | Photo by Vania via Karja.id
Namun sayangnya, kreativitas kue artis ini kurang didukung oleh pengetahuan tentang pastry dan juga bisnis sehingga produsen mengalami kesulitan ketika ada masalah yang terjadi dan menghambat mengembangkan inovasi lainnya ketika memulai bisnis ini. Sehingga ketika sasarannya hanya penggemar artis itu saja , bisnis kue ini tidak mampu berkembang kemana-mana. Selain itu, karena kue artis ini hanya mengalami tren sesaat maka ketika ingin serius di bisnis ini, haruslah memiliki pondasi yang kuat seperti pengetahuan tentang dunia pastry.
Eclair | Photo by RitaE via Pixabay
Kemungkinan besar inovasi makanan yang lain akan laku dan bertahan lama jika ditekuni dan diseriusi. Belajar dari redupnya bisnis ini, bagi kita pebisnis pemula, ada baiknya menentukan pasar dengan skala yang lebih luas, tidak hanya kepada penggemar, karena dibandingkan dengan tahun gemilangnya di 2017, bisnis ini sudah turun penggemar hingga dua pertiganya. Riset kecil-kecilan pun bisa dilakukan seperti memberikan tester inovasi makanan yang ingin dibuat, agar ketika tren tersebut memuncak, produsen bisa membuat inovasi berbeda yang pastinya tidak dimiliki bisnis artis lainnya.
ADVERTISEMENT
Nah sobat bagaimana masih adakah kue artis di daerah kamu?
#terusberkarja
Writer : Godelva Valentina
Editor : Erromy Wangiar