news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dispora Kaltim Seriusi Pembentukan Pangkalan Pungut Sampah Plastik di SKM

Konten Media Partner
1 Juli 2020 9:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dispora Kaltim bersama dengan GMSS SKM serta pemuda Samarinda mengadakan rapat mengenai pangkalan pungut sampah sebagai bentuk kepedulian dengan alam. | Foto: Karja/Titiantoro
zoom-in-whitePerbesar
Dispora Kaltim bersama dengan GMSS SKM serta pemuda Samarinda mengadakan rapat mengenai pangkalan pungut sampah sebagai bentuk kepedulian dengan alam. | Foto: Karja/Titiantoro
ADVERTISEMENT
Sampah plastik yang mengambang di anak Sungai Mahakam menjadi salah satu penyebab banjir yang sering kali terjadi di Samarinda. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur bekerjasama dengan Organisasi Kepemudaan dan Komunitas Pemuda untuk menanggapi permasalahan tersebut. Secara serius, mereka akan membentuk pangkalan pungut sampah di Sungai Karang Mumus.
ADVERTISEMENT
Kepala Dispora Kaltim, M Syirajudin, mengundang Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampai Sungai Karang Mumus (GMSS SKM), Misman, dan perwakilan pemuda untuk membicarakan kegiatan tersebut dan mewujudkannya secepat mungkin.
Sehingga ke depannya para pemuda di Kalimantan Timur dapat berkontribusi dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Khususnya sungai yang merupakan sumber kekayaan alam yang memiliki banyak manfaat.
“Saya ingin para pemuda Kalimantan Timur dapat bermanfaat tidak hanya untuk diri mereka sendiri, namun kepada masyarakat di sekitar bahkan lingkungannya. Saya melihat sendiri dan merasakan bagaimana sampah yang ada sangat banyak dan memenuhi sepanjang jalur sungai yang saya lewati dalam bakti soial beberapa waktu lalu. Tentu ini membutuhkan kepedulian ke semua pihak, agar kualitas SKM dapat semakin baik sebagai sumber kehidupan masyarakat,” kata M Syirajudin, Selasa (30/6/2020) kemarin.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dalam kegiatan peduli lingkungan, Dispora menggandeng secara luas kepada organisasi dan komunitas pemuda. Tujuannya agar mau bergabung dan dapat berkarya di pangkalan pungut.
Kabid Pengembangan Pemuda, Hardiana Muriyani, menambahkan ia sangat kagum melihat para pemuda yang peduli dan terlibat secara langsung untuk merawat SKM. Hal tersebut dapat menjadi contoh bagi para generasi selanjutnya dan menjadi tanggung jawab bersama.
“Semangat ini yang kita jaga bersama dan sama-sama memiliki rasa tanggung jawab kita semua. Dan dengan program ini ke depannya bisa menjadi contoh bagi generasi berikutnya. Dan ini merupakan jangka yang panjang dan kita sudah mulai melangkah. Karena SKM itu bisa menjadi tempat belajar dan wisata nantinya,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua GMSS SKM, Misman, sangat menyambut dengan baik atas keseriusan dari Dispora Kaltim tersebut. Menurutnya, menjaga alam seperti sungai SKM yang telah menjadi sumberdaya bagi kehidupan masyarakat dan makhluk hidup lainnya adalah sebuah kewajiban bagi semua pihak.
Dispora Kaltim bersama dengan GMSS SKM serta pemuda Samarinda mengadakan rapat mengenai pangkalan pungut sampah sebagai bentuk kepedulian dengan alam. | Foto: Karja/Titiantoro
“SKM sudah menjadi sumber kehidupan bagi Samarinda itu sendiri, jika dibiarkan tercemar dengan sampah yang dibuang oleh manusia apakah kita bisa hidup dengan sehat? Apalagi kehidupan masyarakat bergantung di sungai ini, sehingga kepedulian menjaga sungai ini menjadi penting. Dan saya ingatkan untuk hal ini kita harus ikhlas dan jangan berpikir untuk mencari keuntungan ataupun terkenal,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Pria yang juga berprofesi sebagai wartawan ini berpesan kepada para pemuda untuk dapat membantu Indonesia tidak hanya secara teori saja, tetapi juga dapat mewujudkannya. Alam yang kaya ini masih belum secara maksimal dikelola dengan baik dan perlu adanya pergerakan untuk menjaganya.
“Jangan menunggu orang lain bergerak, tetapi dimulai dari diri kita sendiri, yaitu dengan memungut sehelai sampah di SKM itu sudah memiliki arti. Kenapa saya sebut sehelai, karena sampah di sepanjang SKM tidak akan habis, yang perlu kita habiskan adalah budaya yang tidak berbudi luhur yakni membuang sampah ke sungai,” tambahnya.
Dalam pertemuannya, Misman menyampaikan bahwa kualitas manusia di dunia ini terletak dari bagaimana cara seseorang menjaga lingkungan. Dan jangan pernah takut untuk berbuat kepada alam karena perjuangan yang dilakukan ini bukan merupakan jangka pendek yang bisa dihitung dalam satu atau dua tahun. Tetapi untuk generasi berikutnya, anak cucu serta 100 hingga 200 tahun mendatang.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pertemuan yang dilakukan, telah disepakati untuk kembali bertemu dan langsung melakukan peninjauan di lapangan dengan meliputi pengontrolan rencana pembuatan pangkalan pungut serta tanam pohon di Betapus, tempat pemungutan sampah di daerah Gunung Lingai dan juga jembatan kesehatan.