Ini Loh Strategi Bisnis Film Joker Sehingga Mampu Meraup Untung Besar

Konten Media Partner
14 Oktober 2019 13:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar promosi film Joker | Photo by @dccomics on Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Gambar promosi film Joker | Photo by @dccomics on Instagram
ADVERTISEMENT
Rilis Jumat (4/10) lalu, film Joker besutan DC ini diduga akan mampu meraup keuntungan yang sangat besar. Pasalnya, film yang menceritakan tokoh antagonis dari Batman ini hingga dua hari perdana penayangannya sudah ditonton hampir 40 ribu penonton dan mendapat rating 9 dalam website IMDb.
ADVERTISEMENT
Selain ratingnya yang tinggi, keuntungannya yang didapat dalam 3 hari juga tinggi. Terbukti dalam catatan IMDb, keuntungan keseluruhan yang diperoleh dari penayangan film ini mencapai kurang lebih 97 juta US Dollar atau sekitar kurang lebih 1 triliun rupiah. Keuntungan tersebut diperoleh dari 3 hari penayangan serentak di seluruh dunia.
Kesuksesan bisnis film berdurasi 122 menit ini ternyata juga diiringi oleh sikap pro dan kontra. Kira-kira, apa saja yang menjadi strategi bisnis maupun kekurangan dari film Joker ini?
Joaquin Phoenix | Photo by @joaquinphoenixv on Instagram
Joaquin Phoenix sukses mengaduk emosi penonton dengan membawakan peran Arthur Fleck sebagai Joker yang beradu dengan penyakit patologis yang dideritanya. Sebuah dendam masa lalu, dan orang-orang yang tidak menghargai keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kemampuan berakting Joaquin Phoenix tak kalah menakjubkan dari pemeran kawakan Joker sebelumnya Heath Ledger dalam film The Dark Knight pada tahun 2008 silam.
“Joker was inspiring that mass crowd, it essentially led to society being responsible for the current conditions of society,” ujar Shawn Cee, salah satu youtuber yang ikut mengulas film Joker dalam akun Youtube-nya.
Shawn mengatakan, sebagai makhluk sosial, kita bertanggung jawab dengan situasi sosial yang ada saat ini.
Postingan IG Story Dr. Dedy Susanto | Photo by @dedysusantopj on Instagram
Di sisi lain, karena Joker termasuk dalam genre psychological thriller, tak jarang beberapa penonton yang tidak siap secara mental mendapat pengaruh psikologis setelah menonton film ini.
Hal tersebut diungkapkan salah satu Psikolog Dr. Dedy Susanto dalam akun Instagramnya @dedysusantopj. Dedy mengatakan mendapat banyak keluhan dari peserta terapisnya setelah menonton film ini.
ADVERTISEMENT
“Mention temenmu yang belum nonton, kalau dia punya moodswing, sensitif, bipolar, flat feeling, kasar, tidak boleh nonton. Nanti tambah parah,” tulis Dedi dalam postingan terakhirnya yang membahas tentang film Joker.
Dedy tidak menyebutkan secara spesifik nama film, hanya menuliskan “sebuah film internasional yang sedang hits saat ini.” tetapi pengikut Dedy sudah menduga jika yang sedang dibahasnya adalah film Joker.
Todd Philips dan Joaquin Phoenix | Photo by @jokermovie on Instagram
Dibalik sikap pro dan kontra film yang disutradarai oleh Todd Phillips ini, Joker berhasil mendapatkan 3 penghargaan, di antaranya film terbaik, soundtrack terbaik dalam Venice Film Festival (2019) dan masuk menjadi salah satu nominasi dalam Golden Trailer Awards (2019).
Joker sudah mendapatkan penghargaan sebelum filmnya rilis karena sebenarnya Joker sudah ditayangkan perdana pada 31 Agustus 2019 silam, pada acara Venice Film Festival.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Sobat Enterpreneurs, apakah sudah semakin penasaran dengan film Joker ini?
#terusberkarja
Content Writer : Naomi
Editor : Inggrid