Isu Kesehatan Mental di Kalangan Entrepreneur

Konten Media Partner
31 Januari 2020 11:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang entrepreneur pun tak luput bahkan lebih rentan terkena stres dan cemas | Photo by Pexels/bruce mars
zoom-in-whitePerbesar
Seorang entrepreneur pun tak luput bahkan lebih rentan terkena stres dan cemas | Photo by Pexels/bruce mars
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang entrepreneur bukanlah perkara mudah, tidak semua orang bisa menjalaninya dan bertahan dalam prosesnya. Terutama jika bisnis sedang berada di ujung tanduk, mengalami masalah atau hampir bangkrut, tentunya akan membuat stres dan bahkan bisa jadi depresi.
ADVERTISEMENT
Tidak jarang kita mendengar berbagai berita di mana seseorang akhirnya memutuskan bunuh diri atau menjadi gila karena bisnis yang dijalankannya akhirnya gulung tikar. Karenanya, tentu tidak mudah untuk menjadi seorang entrepreneur. Diperlukan mental yang kuat supaya kalian bisa tetap bangkit kembali walau mengalami keterpurukan.
Kehidupan entrepreneur ternyata cukup membuat stres. Dengan mudahnya, para entrepreneur tersebut terjebak dalam mentalitas ‘tidak pernah tidak bekerja’. Di mana hal tersebut membuat mereka melepaskan kesempatan untuk bersenang-senang bahkan memikirkan pekerjaan di waktu yang seharusnya digunakan untuk berlibur.
Para entrepreneur pun terkenal kurang tidur, terlalu banyak mengonsumsi kafein, dan cemas karena ketidakpastian akan masa depan bisnisnya. Kesimpulannya, entrepreneur pun rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Masalah kesehatan mental yang dialami entrepreneur berupa stres, cemas, dan depresi | Photo by Pexels/bruce mars
Melansir dari Psychology Articles, dari 100 orang responden yang merupakan seorang entrepreneur, 58 orang diantaranya didiagnosa oleh psikiater mengalami gangguan kesehatan mental. Masalah kesehatan mental yang paling banyak dialami adalah stres sebesar 41%, kecemasan sebesar 21% dan depresi sebesar 19%. Penyebab utama dari masalah kesehatan mental ini adalah masalah keuangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kelompok Great British Entrepreneur Awards mengilustrasikan bahwa berbagai jenis stres dan kecemasan jauh lebih umum terjadi pada wirausahawan daripada orang yang bekerja di kantoran. Seperti yang diketahui, menjadi seorang entrepreneur terutama mereka yang masih pemula, pendapatannya tentu tidak akan langsung besar. Bahkan tidak jarang ada yang merugi karena salah strategi, salah mendirikan bisnis, dan sebagainya.
Mereka tentu takut karena setelah memutuskan resign dari kantor dan mempertaruhkan segalanya ke dalam bisnisnya, ada kemungkinan bahwa bisnis tersebut terancam gagal atau tidak berjalan sesuai harapan. Bagaimana mereka akan mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari jika bisnisnya gagal?
Kecemasan atau stres yang meningkat dapat merusak kesehatan mereka dalam jangka panjang | Photo by Unsplash/JESHOOTS.COM
Tekanan ini juga akan semakin dirasakan oleh mereka yang berkeluarga, karena tanggung jawab yang dipikul bukan hanya diri sendiri, melainkan ada suami atau istri, anak, dan juga tagihan-tagihan rumah tangga, dana darurat dan sebagainya. Tidak jarang begitu mereka bangkrut, mereka akan mengambil tindakan ekstrem seperti bunuh diri dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Penting bagi pengusaha untuk memperhatikan hasil survei tersebut dengan serius. Kecemasan atau stres yang meningkat dapat merusak kesehatan mereka dalam jangka panjang. Oleh karena itu, carilah cara yang tepat agar stres dan rasa cemas dapat diminimalisir.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat stress adalah dengan berolahraga ringan secara rutin ketika pagi hari atau ketika makan siang. Tidak perlu terlalu lama, sekitar 15 menit saja sudah cukup. Mengikuti aerobik dan pergi ke gym ketika kalian memiliki waktu luang juga bisa menjadi solusi yang baik untuk menyegarkan pikiran.
Rutin berolahraga setiap 15 menit sehari dapat menurunkan tingkat stres | Photo by Unsplash/Jonathan Borba
Selain itu, kalian juga bisa bergabung dengan komunitas-komunitas bisnis yang ada di sekitar kalian. Dengan bergabung ke komunitas bisnis, kalian bisa berbagi cerita dengan mereka yang pernah mengalami kisah yang sama seperti kalian.
ADVERTISEMENT
Kalian akan merasa menerima motivasi dan kekuatan lebih, juga memperoleh banyak pelajaran untuk bagaimana bisa bangkit atau mempertahankan bisnis yang sudah hampir bangkrut. Tapi dalam memilih komunitas bisnis, kalian juga harus memilih yang tepat, jangan asal memilih.
Pilihlah komunitas bisnis yang benar benar membangun dan yang memiliki bidang bisnis yang kurang lebih sama dengan yang kalian miliki. Jadi ketika saling berbagi cerita dan pengalaman, pembicaraan tentu akan jadi lebih nyambung satu sama lain.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!
ADVERTISEMENT