Jangan Mau Terjebak di Toxic Relationship, Yuk Pahami Lebih Jauh!

Konten Media Partner
24 Januari 2020 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toxic relationship menjadi topik yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini  | Photo by Pexels/luizclas
zoom-in-whitePerbesar
Toxic relationship menjadi topik yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini | Photo by Pexels/luizclas
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai hubungan antar manusia memang tidak akan ada habisnya. Banyak hal yang bisa terjadi dari sebuah hubungan manusia, salah satunya yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini adalah toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit orang yang sadar jika dirinya berada dalam sebuah toxic relationship. Sebuah hubungan yang toxic, jika dibiarkan lama-kelamaan akan menghancurkan baik salah satu pihak, maupun kedua belah pihak yang terlibat di dalamnya.
Terjebak di sebuah toxic relationship tentu bukanlah hal yang baik. Yuk, pahami lebih jauh mengenai toxic relationship!
1. Pengertian Toxic Relationship
Toxic relationship adalah sebuah hubungan yang ditandai dengan adanya perilaku-perilaku tidak sehat, baik dari salah satu pihak maupun keduanya yang dapat mempengaruhi fisik dan mental | Photo by Pexels/Min An
Dilansir dari Time, menurut Dr. Lilian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi di California, toxic relationship adalah hubungan di mana orang yang terlibat tidak saling mendukung, ketika ada konflik salah satu pihak akan merusak pihak lain, adanya persaingan, serta tidak saling menghormati dan tidak menunjukkan kekompakkan.
Seseorang bisa menjadi seorang yang toxic, merendahkan, menghina, tidak menghargai orang lain dikarenakan mereka sendiri pernah berada dalam suatu hubungan yang toxic. Baik itu dari hubungan romantis di masa lalu maupun ketika berada di masa kecil ia mengalami kurang kasih sayang dan dukungan.
ADVERTISEMENT
Jadi ketika dalam hubungan tersebut kalian saling menyakiti, maka hubungan tersebut termasuk dalam toxic relationship. Dalam bahasa simpelnya, toxic relationship ini sering disebut sebagai hubungan tidak sehat.
Lebih lanjut, dilansir dari Psychological Healing Center, seorang profesor di California State University, Kelly Campbell, mengatakan bahwa toxic relationship bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. “Karena kita menghabiskan begitu banyak waktu dan energi kita pada pasangan, hubungan ini sangat berpengaruh pada kesejahteraan kita. Ketika mereka sedang dalam keadaan yang baik, kita biasanya akan merasa baik pula. Tetapi ketika mereka tidak sedang dalam keadaan yang baik, kesehatan dan kebahagiaan kita kemungkinan akan terpengaruh secara negatif,” ujarnya.
2. Ciri Toxic Relationship
Ciri-ciri toxic relationship | Photo by Pexels/freestocks.org
Dilansir dari Psychological Healing Center, toxic relationship memiliki ciri-ciri di antaranya adanya kritikan dan hinaan yang dilakukan, bukan dalam rangka membangun melainkan untuk merendahkan. Bahkan tidak jarang, kritikan tersebut diberikan di depan publik yang akhirnya membuat salah satu pihak malu, minder dan tidak percaya diri.
ADVERTISEMENT
Ciri selanjutnya adalah salah satu pihak di dalam hubungan tersebut menghambat pihak lainnya untuk menjadi lebih baik atau berprestasi di dalam karier, pendidikan, serta aspek lain dalam kehidupan. Mereka cenderung akan merasa cemburu atau tersaingi ketika pasangannya selangkah lebih maju dari dirinya.
Tidak hanya itu, salah satu pihak lebih cenderung menginvestasikan waktu, emosi, dan uang, namun tidak mendapat balasan. Hubungan adalah sebuah hal yang harus dijalani oleh kedua belah pihak, bukan hanya satu pihak saja. Jika kalian merasa seperti lebih banyak terkuras emosi, waktu dan juga uang, maka mungkin saja kalian berada dalam toxic relationship.
3. Cara Mengatasi Toxic Relationship
Meluangkan waktu untuk diri sendiri bisa menjadi tips untuk mengatasi toxic relationship | Photo by Pexels/Keenan Constance
Dilansir dari Psychological Healing Center, untuk mengatasi toxic relationship kalian harus melakukannya dengan menjauhi mereka yang menjadi sumber masalah. Kalian bisa memutus komunikasi dengan mereka. Namun jika hal tersebut terasa tidak mungkin, kalian harus membatasi untuk berdiskusi seminim mungkin dengan orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kalian bisa mengambil waktu untuk menyembuhkan diri sendiri dengan melakukan hobi atau mencoba hal baru yang kalian ingin coba. Dengan meluangkan waktu untuk diri sendiri, kalian akan menjadi seseorang yang lebih tangguh sebelum terjun kembali ke hubungan yang baru.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!