Kesalahpahaman Soal Passion dalam Karir dan Bisnis

Konten Media Partner
25 Oktober 2019 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rene Suhardono mengisi acara dalam Bukatalks bersama Bukalapak | Photo from Bukalapak on Youtube
zoom-in-whitePerbesar
Rene Suhardono mengisi acara dalam Bukatalks bersama Bukalapak | Photo from Bukalapak on Youtube
ADVERTISEMENT
Ingin bekerja atau membangun bisnis yang sesuai dengan passion? Banyak dari kita yang masih bingung, apa pilihan yang sekarang di ambil sudah sesuai dengan kepribadian dan keinginanan kita?
ADVERTISEMENT
Namun, tidak sedikit orang yang salah mengartikan tentang passion. Rene Suhardono, seorang coaching career, mencoba memberikan pengertian dan perspektif tentang passion.
“Pertama kali, saya mengaku kalau saya pun juga salah mengartikan tentang passion. Buat yang sudah terlanjur membeli buku saya, tidak bisa dikembalikan, terima kasih.” canda Rene sebagai pembuka dari acara Buka Talks yang membahas tentang finding passion ini.
Rene membagikan beberapa kekeliruan yang sering terjadi ketika seseorang mengartikan kata passion. Penasaran apa saja?
Sesi talkshow tentang Passion, Purpose, dan Value | Photo from Bukalapak on Youtube
Banyak orang mengkaitkan pekerjaan dengan passion. Adanya anggapan, bahwa bekerja yang sesuai dengan passion, pasti akan menyenangkan.
Jika tidak mendapatkan pekerjaan yang disukai, mereka akan mudah kecewa. Padahal, sesungguhnya, passion bukanlah sesuatu yang disenangi, melainkan hal yang kita korbankan, ikhlaskan, untuk dijalankan.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dalam berbisnis, banyak orang yang menyalahkan passion ketika bisnisnya sepi. Beranggapan, bisnis yang dijalankan sesuai passion, pasti akan sukses.
“Banyak orang silau dengan jabatan yang tinggi. Namun, ketika ditanya apa yang akan dilakukan setelah itu, tidak bisa jawabnya.” cerita Rene.
Sesi Talkshow tentang Passion, Purpose, dan Value | Photo from Bukalapak on Youtube
Passion juga biasa dikaitkan dengan hal yang kita sukai, hobi misalnya. Ketika seseorang sudah memiliki minimal satu hobi, kita sudah merasa sudah memiliki passion.
Padahal, jika kalian belum melakukan apapun dengan hobi tersebut, juga belum bisa dikatakan bahwa itu ada passion.
“Loe suka musik, ketika ditanya sudah manggung berapa kali, atau sudah hasilin berapa karya. Loe bilang belum dan jawab hanya suka dengerin musik. Dari suka dengerin musik, apa dampak yang loe harapkan tanpa melakukan sesuatu yang lain?”.
ADVERTISEMENT
Foto portrait Rene Suhardono
Ada yang bilang, passion adalah ambisi atau keinginan. Sedangkan, keingingan bisa berubah kapan saja, dan ambisi adalah tindakan yang ingin dilakukan. Passion adalah kondisi yang bisa kita berikan. Passion dan ambisi tidak berhubungan.
Banyak orang belum bisa membedakan hal ini. Padahal keduanya merupakan aspek yang berbeda. Keinginan tanpa aksi nyata, tidak bisa menghasilkan apapun.
Sesi talkshow tentang Passion, Purpose, dan Value | Photo from Bukalapak on Youtube
Jika banyak yang menganggap passion sangat penting untuk karir kerja atau bisnis kita, sepertinya konsep tersebut harus dipatahkan. Rene menjelaskan dengan tegas jika dalam karir mau berbisnis, passion bukan fokus utama.
“Forget about passion. People don’t care about your passion. Sekarang kalau ada yang bilang mereka peduli dengan passion loe. Bohong, tidak praktis. Sekarang, yang mereka pedulikan itu bukan passion, tapi karya loe.”
ADVERTISEMENT
Membahayakan adalah ketika kita merasa pekerjaan atau bidang bisnis ini tidak bisa kita kerjakan, lalu menganggap itu bukan passion. Hingga terpikirkan untuk resign atau menutup usaha.
Rene membagikan tiga hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan kalian untuk menjalankan karir atau bisnis kamu. Diataranya, kita harus memahami diri sendiri, memahami lingkungan sekitar, dan putuskan mau ambil peran atau tidak.
#terusberkarja
Content Writer: Naomi
Editor: Inggrid