Kisah Atlet Taekwondo Kaltim yang Latihan Mandiri di Tengah Pandemi Corona

Konten Media Partner
10 Juni 2020 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seni bela diri | Foto: Pexels/Caleb Oquendo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seni bela diri | Foto: Pexels/Caleb Oquendo
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi COVID-19, sejumlah atlet harus tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatannya dengan latihan secara mandiri di rumah masing-masing. Hal ini terus mereka lakukan untuk mempersiapkan diri dalam pertandingan yang sudah disiapkan setelah pandemi berakhir.
ADVERTISEMENT
Salah satunya seperti yang dilakukan oleh Ruhil, atlet taekwondo asal Kalimantan Timur. Ia mengatakan tetap melakukan latihan secara mandiri walaupun dengan ruang gerak yang terbatas dan materi yang sangat jauh berbeda.
“Kalau dari pelatih nanggapinnya untuk tetap di rumah dan dirubah lagi program latihannya dan pastinya jauh banget,” kata Ruhil, Selasa (9/6/2020) saat dihubungi melalui telepon seluler.
Terlebih lagi ketika pulang ke Tarakan, ia harus menjalani latihan di dalam kamarnya karena harus melakukan karantina mandiri sesuai dengan anjuran dari Dinas Kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona.
“Dua minggu awal disuruh karantina mandiri, jadi aku latihan di kamar dari video-video dari YouTube dan yang bisa dilakukan di kamar,” ujarnya.
Sebagai atlet, ia pun tetap harus menjalani latihan apapun kondisinya, dan merupakan tanggung jawabnya agar bisa siap dan maksimal dalam setiap pertandingan.
Ruhil tetap melakukan latihan di tengah pandemi secara mandiri di halaman rumahnya. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Selama masa karantina mandiri, Ruhil menceritakan keluarganya sempat panik. Tapi dengan menerapkan protokol kesehatan dan disiplin, ia dan keluarga dapat melaluinya.
ADVERTISEMENT
“Selama dua minggu karantina itu, sempat panik juga. Jadi kalau mau makan diantarin di depan pintu, dan mau mandi liat-liat juga masih ada orang apa enggak. Dan pihak keluarga juga disiplin,” tuturnya.
Pasalnya sebelum Ruhil tiba di Tarakan, ia harus melewati proses pemeriksaan yang berada di bandara. Ia pun harus menggunakan gelang sebagai penanda bahwa ia berasal dari luar Kota Tarakan.
“Pas waktu mau balik di bandara ada nanya-nanya dan dikasih gelang pasien gitu, buat isolasi mandiri dua minggu. Kalau sudah selesai ke Dinas Kesehatan untuk cabut gelang dan laporan. Alhamdulillah aman semua,” jelasnya.
Wanita yang telah mendapatkan sejumlah mendali ini menuturkan akibat pandemi virus corona, Pekan Olahraga Nasional (PON) dinyatakan diundur. Sehingga ia pun harus mulai mengejar sejumlah materi latihan yang dapat dilakukan dari rumah.
ADVERTISEMENT
“Apalagi karena corona ini PON katanya diundur dan akhirnya harus ngejar lagi materinya dari awal,” ucapnya.
Ruhil tetap melakukan latihan di tengah pandemi secara mandiri di halaman rumahnya. | Foto: Dokumentasi Pribadi
Menurut data yang dihimpun Ruhil sendiri, ia telah mendapatkan berbagai mendali di sejumlah pertandingan yang cukup bergengsi. Terlebih, ia juga pernah mewakili nama Indonesia di kancah internasional.
Pada tahun 2018, Ruhil mendapatkan medali emas di ajang Tes Event Asian Games di Jakarta. Dan di Korea Open, Jeju dengan kategori Tim Putri, ia mendapatkan satu medali perak dengan kategori Poomsae Recognize, satu medali emas kategori New Poomsae, dan satu medali perak kategori Female Individual Freestyle.
Tidak hanya sampai di situ, di tahun 2019 kemarin, Ruhil mewakili nama Indonesia di ajang Asian Open Taekwondo Championship Vietnam dan mendapatkan medali silver. Selanjutnya pada pertandingan Pra Pon Kejurnas di Banten, ia mendapatkan medali emas dan satu medali Perak. Serta pada Sea Games Philippines, ia juga berhasil menyabet dua medali perunggu.
ADVERTISEMENT