Kisah Nonie, Dari Hobi hingga Berhasil Berbisnis Roti

Konten Media Partner
29 Juli 2020 17:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolaborasi roti dan kopi di Traadisi Coffee & Bakery. | Foto: Karja/Titiantoro
zoom-in-whitePerbesar
Kolaborasi roti dan kopi di Traadisi Coffee & Bakery. | Foto: Karja/Titiantoro
ADVERTISEMENT
Berawal dari kesukaannya membuat roti sejak usia belia, hingga almarhum ayahnya yang juga merupakan seorang chef, seakan-akan tangannya pun sudah tidak asing lagi dengan peralatan dapur.
ADVERTISEMENT
Nonie Ramadhania, telah menggeluti dunia roti sejak tahun 2013 dan sempat membuka usaha roti gembong di Sangatta pada tahun 2015.
Sebelum membuka usaha roti gembong, ia sempat belajar dengan tantenya selama dua tahun. Dirasa sudah bisa membuka usaha, akhirnya ia pun membuka usaha roti gembung tersebut.
“Awal belajar roti itu, dari tante. Jadi ngebantu tante dulu kan dan diajarin sama tante kurang lebih selama 2 tahun. Sambil melihat prosesnya itu gimana,” katanya saat diwawancarai oleh Karja, Senin (27/7/2020) lalu.
Dalam usahanya membuat roti gembung, Nonie hanya bertahan selama dua tahun karena ada suatu hal yang membuatnya akhirnya pergi dari kota tersebut.
Pada tahun 2018, ia pun sempat meninggalkan usaha rotinya dan bekerja di salah satu perusahaan swasta bidang properti.
ADVERTISEMENT
“Saya kerja di Samarinda sambil ngumpulin modal dan cukup akhirnya saya buka usaha juga sama teman-teman, namanya pencokan di tahun 2019,” ujarnya.
Varian roti buatan buatan Nonie, rasa abon, sosis, cokelat, keju, dan cokelat keju. | Foto: Karja/Titiantoro
Dalam usaha yang berbeda jauh dengan roti, Nonie pun merasa tidak menemukan kenyaman dalam usahanya. Akhirnya usaha tersebut ia tutup dan di awal tahun sekitar bulan April, ia bekerjasama dengan temannya yang merupakan barista. Noni membuka usaha yang bernama Traadisi Coffe & Bakery.
“Saya bekerjasama dengan barista. Teman saya bertanggungjawab di kopi dan saya bertanggungjawab di roti,” jelasnya.
Untuk roti yang dibikin oleh Nonie sendiri memiliki ukuran yang cukup berbeda jika ditemui pada saat membeli roti di tempat lainnya.
Roti tersebut memiliki ukuran yang sedang. Dalam satu porsi yang berisi 6 roti, dihargai Rp 15.000 dan isi 8 seharga Rp 20.000.
ADVERTISEMENT
“Roti yang saya buat ini ukurannya sedikit kecil namun dengan kualitas dan harga yang terjangkau. Dan saya berharap dengan harga segini dapat membuat kepuasan dari pelanggan,” ucapnya.
Nonie saat sedang membuat roti. | Foto: Karja/Titiantoro
Ia juga mengaku, dalam proses pembuatan rotinya sendiri cukup memakan tenaga yang melelahkan. Pasalnya, dalam satu kilogram adonan ia dapat membuat roti sebanyak 130 roti berukuran kecil.
“Di sini saya mengestimasikan untuk satu kilogram adonan itu dapat 130 roti. Dan kebanyakan membuat roti kecil itu membutuhkan tenaga yang besar,” ungkapnya.
Alasan ia bekerjasama dengan pembuat kopi adalah lantaran ia melihat jika orang meminum kopi tanpa ditemani makanan ringan maka akan terasa kurang nikmat.
“Dan ini kenapa kita padukan dengan kopi, karena orang-orang kan kalau ngopi tidak ditemani dengan cemilan agak kurang,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Selain pembeli dapat menikmati langsung roti buatannya yang beralamat di Jalan Jakarta, Blok CA, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, pembeli juga dapat memesan untuk acara lainnya melalui via WhatsApp ataupun Instagram Traadisi Coffee & Bakery.