news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenal Smiling Depression, Depresi yang Bersembunyi di Balik Senyuman

Konten Media Partner
26 Februari 2020 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Smiling depression adalah sebuah kondisi di mana seseorang yang sebenarnya sedang mengalami depresi menampilkan perasaan dan wajah selalu bahagia seolah hidupnya sedang baik-baik saja. | Photo by Unsplash/Sydney Sims
zoom-in-whitePerbesar
Smiling depression adalah sebuah kondisi di mana seseorang yang sebenarnya sedang mengalami depresi menampilkan perasaan dan wajah selalu bahagia seolah hidupnya sedang baik-baik saja. | Photo by Unsplash/Sydney Sims
ADVERTISEMENT
Sobat, apakah kalian sudah menonton film Joker yang tayang di bioskop tahun 2019? Buat kamu yang sudah menonton, pastinya tahu dong kalau di film itu tokoh Joker digambarkan sebagai seseorang yang selalu tersenyum, walaupun sedang dirundung masalah dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari kamu pasti pernah merasakan hal yang sama seperti Joker. Mungkin kamu pernah berada di masa titik terendah dalam hidupmu. Atau mungkin saja semua permasalah yang sedang kamu alami membuat kamu merasa depresi. Namun meski sedang berada di masa-masa terberat, kamu tetap tersenyum seolah semuanya 'terlihat' baik-baik saja. Kondisi seperti ini lah yang disebut dengan smiling depression.
Melansir dari Health Line, smiling depression merupakan sebuah kondisi di mana seseorang yang sebenarnya sedang mengalami depresi menampilkan perasaan dan wajah selalu bahagia seolah hidupnya sedang baik-baik saja. Hal ini tentunya membahayakan karena ketika kita melihat seseorang yang hidupnya sedang bahagia dan baik-baik saja, tetapi tiba-tiba saja orang tersebut memutuskan untuk bunuh diri dan melakukan hal merugikan lainnya karena depresi yang disembunyikannya.
Gejala umum lain dari smiling depression adalah perasaan cemas, takut, lelah, mudah marah, dan putus asa | Photo by Unsplash/Cristian Newman
Menurut World Health Organization (WHO), 300 juta orang di seluruh dunia menderita depresi dan sebagian orang menyembunyikan depresi tersebut di balik senyuman. Seakan semua baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Tanda dari adanya smilling depression ini adalah kesedihan dan penderitanya menggunakan senyuman dan tampilan luar sebagai salah satu mekanisme untuk bertahan dalam menyembunyikan perasaan mereka.
Penyebab dari smiling depression ini beragam; bisa jadi karena hubungan dengan pasangan yang gagal, hubungan dengan keluarga yang berantakan, tantangan pekerjaan, dan tujuan hidup yang tak kunjung tercapai.
Seorang yang melakukan smiling depression ini bisa jadi tidak terdeteksi. Mereka yang mengalami smiling depression akan terlihat sebagai seorang yang aktif, kariernya stabil, kehidupan keluarga, dan lingkup pertemanan yang dimiliki juga sehat, ceria, optimis dan 'terlihat' bahwa mereka bahagia.
Ciri khas dari smiling depression adalah rasa sedih | Photo by Unsplash/Yuris Alhumaydy
Banyak orang yang memutuskan untuk melakukan smiling depression karena mereka merasa apabila menunjukkan depresi membuat mereka terlihat lemah. Merasa bahwa mereka akan menjadi beban dengan menunjukkan perasaan sehingga mereka menunjukkan bahwa mereka baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga berpikir bahwa banyak orang lain yang mengalami penderitaan jauh lebih buruk. Mereka juga merasa bahwa dunia akan jauh lebih baik tanpa kehadirannya.
Dilansir dari Health Line, seseorang dengan smiling depression akan cenderung memiliki risiko yang lebih besar untuk bunuh diri daripada mereka yang menunjukkan depresinya secara terang-terangan. Karena jika seseorang dengan depresi yang ditunjukkan secara jelas, mereka mungkin memiliki keinginan untuk bunuh diri, namun mereka tidak memiliki kekuatan untuk melakukannya. Berbeda dengan seseorang dengan smiling depression di mana mereka memiliki kekuatan dan motivasi yang sangat cukup untuk melakukan bunuh diri.
Membuka diri dan berbagi perasaan adalah kunci dalam mengatasi depresi | Photo by Unsplash/Dan Meyers
Melansir dari Psychology Today, untuk mengatasi smiling depression harus berkonsultasi dengan psikiater. Selain itu, cara lainnya ialah dengan memilih satu orang yang sangat dipercaya, baik dari keluarga ataupun sahabat dan cobalah untuk menceritakan masalah dan kondisi yang dialami kepada orang tersebut.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!