news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Mengenali Dampak Negatif Menjadi Seorang Workaholic Beserta Ciri-Cirinya

Konten Media Partner
24 Februari 2020 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu efek negatif yang paling jelas terlihat bagi seorang workaholic adalah stres dan tekanan yang harus ditanggung | Photo by Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu efek negatif yang paling jelas terlihat bagi seorang workaholic adalah stres dan tekanan yang harus ditanggung | Photo by Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bekerja memang menjadi kewajiban bagi setiap manusia yang sudah cukup usia dan memenuhi syarat. Bekerja dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi, mulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan tersier atau mewah.
ADVERTISEMENT
Ya, hidup memang keras dan membutuhkan uang agar kalian bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nah, hal ini terkadang memacu dan menjadi penyebab mengapa seseorang menjadi ‘gila kerja’ atau yang biasa kita kenal dengan istilah workaholic.
Dilansir dari Fast Company, seorang workaholic belum tentu menikmati apa yang mereka kerjakan. Mereka menjadi seorang workaholic dikarenakan faktor tekanan dari dalam diri mereka.
Seorang workaholic juga memiliki pemikiran mengenai pekerjaan, walau mereka lagi tidak bekerja sekalipun karena mereka merasa susah untuk tidak berhubungan dengan pekerjaan. Mereka juga akan merasakan emosi yang negatif jika mereka sedang tidak bekerja, seperti cemas dan merasa bersalah.
Ilustrasi workaholic | Photo by Shutterstock
Terkadang, tak sedikit yang menyamakan bahwa ketika seseorang mencintai pekerjaannya, maka seketika orang tersebut dilabeli sebagai seorang workaholic. Pandangan tersebut jelas salah, Sobat! Seseorang yang menyukai pekerjaannya dan mempunyai keterlibatan tinggi dalam bekerja, nyatanya sebagian besar bukanlah seorang workaholic, karena mereka menyukai apa yang mereka kerjakan. Sedangkan seorang workaholic, mereka bekerja keras karena didorong oleh perasaan bersalah dan paksaan.
ADVERTISEMENT
Menjadi seorang workaholic secara terus menerus tentunya akan mengakibatkan efek negatif atau kerugian. Tidak hanya bagi sang workaholic tersebut, namun bisa juga berdampak bagi keluarga, pasangan dan teman-teman. Salah satu efek negatif yang paling jelas terlihat bagi seorang workaholic adalah stres dan tekanan yang harus ditanggung.
Dari stres dan tekanan tersebut, bisa mempengaruhi kesehatan para workaholic. Bahkan stres dianggap bisa memperpendek masa hidup seseorang, lho, Sobat! Selain itu, menjadi seorang workaholic juga bukan berarti kalian seorang yang produktif.
Dilansir dari Huffpost, ada sebuah studi yang menemukan bahwa waktu yang ideal untuk memberikan istirahat bagi otak kalian adalah ketika kalian sudah bekerja selama 52 menit maka kalian bisa beristirahat selama 17 menit. Dengan memberikan waktu istirahat, kalian bisa menjadi lebih relaks, kreatif, produktif dan menemukan pemecahan masalah | Photo by Pexels/Marc Mueller
Berkaitan dengan hubungan keluarga, sebuah studi di tahun 1999 menemukan bahwa seorang yang menikah dengan workaholic akan memiliki resiko untuk bercerai 2x lipat daripada menikah dengan seorang yang bukan workaholic. Selain itu, jika seorang workaholic memiliki anak, sang anak juga akan cenderung mengalami kecemasan dan depresi yang lebih besar daripada menjadi anak seorang pecandu alkohol.
ADVERTISEMENT
Nah, berikut ada pertanyaan yang dilansir dari Prague Post untuk mengetahui apakah kalian termasuk seorang workaholic ataukah tidak.
ADVERTISEMENT
Jika kalian menjawab ya pada 5 atau lebih pertanyaan diatas maka kemungkinan besar kalian adalah seorang workaholic.
Ingat, Sobat, tentu bekerja keras itu perlu. Namun, bedakanlah bekerja keras dan menjadi seorang workaholic.
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!