Meski Berangsur Surut, 3 Titik di Samarinda Ini Masih Tergenang Banjir

Konten Media Partner
16 Januari 2020 19:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terlihat anak-anak menjadikan banjir sebagai area rekreasi, bahkan tak peduli adanya kendaraan lewat ditengah banjir menerjang. Banjir di Samarinda yang lama surut disebabkan intesitas hujan yang cukup tinggi dari Selasa (14/01) pagi | Photo by Karja/Monika
zoom-in-whitePerbesar
Terlihat anak-anak menjadikan banjir sebagai area rekreasi, bahkan tak peduli adanya kendaraan lewat ditengah banjir menerjang. Banjir di Samarinda yang lama surut disebabkan intesitas hujan yang cukup tinggi dari Selasa (14/01) pagi | Photo by Karja/Monika
ADVERTISEMENT
Banjir yang mengguyur Samarinda dari hari Selasa (14/1) hingga hari ketiga (16/1) masih belum menunjukkan tanda surut di beberapa titik. Terlihat dari arah Jalan Gelatik dan Jalan Ahmad Yani lengang dari kendaraan. Jikapun kendaraan lewat, siap-siap saja lumpuh dan didorong warga sekitar.
ADVERTISEMENT
Di Jalan Gelatik, banjir yang awanya setinggi pinggang orang dewasa kini menurun ke sekitar lutut orang dewasa. Walaupun air sudah mengalami penurunan, warga kawasan Jalan Gelatik tetap siaga di pinggir jembatan Gelatik. Banyak pula dari pertokoan sekitar kawasan tersebut memilih tutup.
Terlihat warga menganggap banjir sebagai kolam renang, terutama anak-anak. Pertokoan di sekitarnya memilih tutup sampai banjir mulai reda | Photo by Karja/Monika
Nur Hasanah, warga Jalan Gelatik yang biasanya berjualan, kini harus menutup dagangannya dari hari Rabu (15/1). Susahnya akses ke kota untuk membeli bahan jualannya menjadi faktor ia menutup jualanya sementara hingga banjir turun. Ia pun merelakan depan rumahnya menjadi parkiran motor. Menurut Nur, motor yang diparkir ini milik warga sekitar yang sulit melewati akses ke rumah mereka.
“Dari banjir bulan Juni, warga sekitar parkirkan motor disini. Aman saja dari maling. Karena warga sini juga siaga sepanjang hari,” ujarnya saat ditemui di depan rumah.
ADVERTISEMENT
Nur menyayangkan Ketua RT yang belum membuka posko sekitaran Gelatik. Ia pun rela jika depan rumahnya dijadikan posko seperti pada banjir bulan Juni lalu.
Seorang pengendara motor dari arah Jalan Belatuk mogok ditengah banjir sedang dibantu warga kawasan Jalan Gelatik | Photo by Karja/Monika
Setali tiga uang dengan Jalan Gelatik, kondisi perempatan Jalan Ahmad Yani juga masih sama lumpuhnya. Jalan Ahmad Yani pun terlihat lengang dari kendaraan. Beberapa karyawan dari salah satu bank di kawasan Jalan Ahmad Yani menuturkan banjir sudah mulai turun, dari yang awalnya sepaha orang dewasa kini selutut orang dewasa saja. Bahkan, karyawan yang enggan disebutkan identitasnya ini memarkirkan motor di Jalan Hasan Basri karena tidak berani menerobos banjir di Jalan Ahmad Yani.
“Kalau ke tengah-tengah jalan masih dalam itu,” ujarnya saat ditemui sehabis pulang kerja.
Jalanan dari arah Ahmad Yani masih jarang dilewati karena banjir. Meski sudah turun perlahan, masih terlihat kendaraan yang berani menerobos berakhir dengan mogok | Photo by Karja/Monika
Seorang Ibu tampak menggendong anaknya yang masih balita bermain air di sekitar drainase di Jalan Hasan Basri | Photo by Karja/Monika
Sementara itu, terusan dari Jalan Ahmad Yani, yakni Jalan Hasan Basri terlampau sudah aman dilalui kendaraan. Meskipun air masih mengenangi sekitar jalan hingga perempatan Hotel Midtown, beberapa pertokoan di daerah Jalan Hasan Basri berani membuka tokonya.
ADVERTISEMENT
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!