Ramah Lingkungan, Nature Borneo Galangkan Penggunaan Sedotan Rumput Purun

Konten Media Partner
10 Juli 2020 19:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sedotan rumput purun yang ramah lingkungan | Foto: Karja/Titiantoro
zoom-in-whitePerbesar
Sedotan rumput purun yang ramah lingkungan | Foto: Karja/Titiantoro
ADVERTISEMENT
Mendukung Peraturan Walikota (Perwali) Samarinda Nomor I Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik, Nature Borneo bekerjasama dengan beberapa kedai kopi untuk menggunakan sedotan yang terbuat dari rumput purun.
ADVERTISEMENT
Rumput purun yang merupakan salah satu dari anggota suku teki-tekian (Cyperaceae) ini sering dimanfaatkan sebagai bahan anyaman-anyaman dan tumbuh di daerah rawa-rawa.
Penggunaan purun sebagai sedotan pertama kali diproduksi secara komersial oleh seorang warga Vietnam bernama Tran Minh. Selanjutnya, sedotan tersebut menjadi alternatif eco-straw yang kini sudah banyak dikenal di berbagai dunia.
Arif Fahrizal selaku pemilik dari Nature Borneo saat ditemui di salah satu kedai kopi yang menggunakan sedotan dari rumput purun tersebut, mengatakan gerakan ini selain mendukung Perwali juga mengenalkan dan mengajak masyarakat Samarinda untuk mengurangi sedotan plastik yang sering digunakan.
Gerakan ini sudah ia lakukan sejak bulan April 2020 kemarin, dan baru bekerjasama dengan empat kedai kopi yang mau menggunakan sedotan rumput tersebut.
Syahrudin, owner Coffee Shop Bosku yang menggunakan sedotan dari rumput purun. | Foto: Karja/Titiantoro
“Dan kita mencoba bekerjasama dengan coffee shop yang ada di Samarinda, karena kan di mana-mana sudah ada dan pastinya mereka masih menggunakan sedotan plastik. Untuk itu kita bekerjasama untuk menggunakan sedotan dari rumput purun. Dan ini baru empat coffee shop yang sudah menggunakannya,” katanya kepada Karja, Jumat (10/7/2020) siang.
ADVERTISEMENT
Dalam mengenalkan sedotan yang ramah lingkungan ini, masih sedikit kedai kopi yang menggunakan akibat adanya virus corona yang membuat penurunan pendapatan bagi para pelaku industri kuliner.
“Akibat adanya pandemi ini, banyak dari para pelaku industri kuliner harus berhemat dan menekan sedemikian mungkin biaya pengeluaran. Selain itu juga harga sedotan ini masih mahal jika dibandingkan dengan sedotan plastik. Mungkin jika mereka menaikkan harganya takut kehilangan pelanggan, jadi kami tetap berusaha untuk terus memasarkan produk ramah lingkungan ini,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Syahrudin, pemilik dari Coffee Shop Bosku juga mendukung Perwali tersebut. Sehingga kafenya menggunakan sedotan rumput purun yang ramah lingkungan dan mengajak para pemilik bisnis kuliner lainnya untuk memakai sedotan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Sedotan ini kan sekali pakai, dan dia cepat terurai jadinya sangat ramah lingkungan. Dan kita juga mendukung dari Perwali ini, untuk mengurangi penggunaan plastik. Ayo para owner lain untuk memakai sedotan ini,” tambahnya.