Skotlandia Jadi Negara Pertama yang Gratiskan Pembalut Wanita di Ruang Publik

Konten Media Partner
27 Februari 2020 13:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skotlandia akan menjadi negara pertama yang menyediakan pembalut secara gratis | Photo by REUTERS/Stefan Wermuth
zoom-in-whitePerbesar
Skotlandia akan menjadi negara pertama yang menyediakan pembalut secara gratis | Photo by REUTERS/Stefan Wermuth
ADVERTISEMENT
Skotlandia tampaknya akan menjadi negara pertama di dunia yang menyediakan pembalut gratis untuk perempuan. Pada Selasa (25/02), Parlemen Skotlandia menyetujui rencana untuk membuat produk menstruasi tersedia secara gratis di ruang publik, seperti tempat komunitas, klub remaja, hingga apotek.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, beberapa bisnis lokal juga ikut bergabung; contohnya seperti pub dan pemilik restoran akan menyediakan produk sanitasi secara gratis. Kebijakan tersebut diperkirakan akan memakan biaya tahunan sebesar 24,1 juta pound atau setara dengan 31,2 juta dollar.
Dilansir dari Reuters, Skotlandia baru saja menyetujui tahap pertama rancangan undang-undang yang akan membuat produk menstruasi benar-benar gratis dengan 112 suara mendukung, satu abstain, dan tidak ada yang menentang. Sedangkan di tahap kedua nanti, anggota parlemen Skotlandia yang ditunjuk dapat mengusulkan amandemen terkait kebijakan tersebut.
Pengusul RUU tersebut, Monica Lennon, mengatakan bahwa apabila kebijakan tersebut dapat terwujud, maka akan menjadi sebuah momen penting di mana membuktikan parlemen Skotlandia peduli dengan kesetaraan gender dan kebutuhan perempuan di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ini (produk menstruasi) bukanlah barang mewah. Barang-barang tersebut penting dan tak seharusnya barang tersebut sulit didapat,” ungkap Monica Lennon dilansir dari Bored Panda.
Lebih lanjut, Lennon mengungkapkan, “Kami mengubah budaya dan sangat menarik bahwa negara-negara lain di seluruh dunia menyaksikan dengan sangat cermat apa yang kami lakukan.”
Saat ini, produk sanitasi di Inggris, termasuk pembalut dan tampon dikenakan pajak sebesar 5 persen. David Cameron selaku mantan Perdana Menteri Inggris, sempat mengatakan ingin menghapuskan pajak tersebut. Namun, upaya tersebut rupanya berbenturan dengan peraturan di Uni Eropa yang menetapkan tarif pajak untuk produk-produk tertentu.
Berdasarkan jajak pendapat di tahun 2018, lebih dari 25 persen wanita di Inggris, Skotlandia, dan Wales kehilangan pekerjaan atau putus sekolah karena mereka tidak mampu membeli produk menstruasi. Sehingga di tahun yang sama, Skotlandia mampu menjadi negara pertama yang menyediakan produk menstruari seperti pembalut dan tampon secara gratis di sekolah dan universitas. Pemerintah menyediakan pendanaan sekitar 5,2 juta pound untuk kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Wah, kira-kira di Indonesia kapan, ya, akan berlaku kebijakan seperti di Skotlandia?
Ilustrasi pembalut berpewangi Foto: Shutterstock
#terusberkarya
Jangan lupa follow Karja di Instagram (@karjaid) dan klik tombol 'IKUTI' di kumparan.com/karjaid untuk mendukung dan mengikuti konten menarik seputar entrepreneurship, kisah inspiratif, karya anak bangsa, dan isu sosial seputar milenial ya, Sobat!