Guillain Barre Syndrome: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Konten Media Partner
7 September 2022 19:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tulang belakang merupakan bagian tubuh yang memiliki sistem saraf tepi. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tulang belakang merupakan bagian tubuh yang memiliki sistem saraf tepi. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sindrom Guillain-Barre atau Guillain-Barre syndrome adalah suatu gangguan autoimun yang menyerang sistem saraf tepi, yaitu jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang. Kelainan ini termasuk kondisi langka yang berakibat pada kelumpuhan atau kelemahan otot.
ADVERTISEMENT
Sindrom Guillain-Barre disebut juga sebagai acute inflammatory demyelinaty polineuropathy. Kondisi ini didahului oleh suatu penyakit infeksi yang merangsang respons kekebalan tubuh, sehingga terjadi reaksi silang dengan sistem saraf tepi.
Pada sindrom Guillain-Barre, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sistem saraf tepi terutama mielin (pembungkus akson) yang kemudian menimbulkan kerusakan.

Penyebab Guillain Barre Syndrome

Penyebab penyakit sindrom Guillain-Barre belum diketahui secara pasti. Pada kebanyakan kasus, sindrom Guillain-Barre muncul sekitar beberapa hari atau minggu setelah seseorang terkena infeksi virus atau bakteri tertentu.
Beberapa infeksi virus atau bakteri yang terkait dengan sindrom Guillain-Barre termasuk infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran pencernaan, herpes zoster, demam kelenjar, dan hepatitis virus. Pemicu lainnya dapat berupa efek pascaoperasi atau gigitan serangga.
ADVERTISEMENT
Mengutip jurnal Understanding Guillain-Barre Syndrome oleh Robert Estridge, berbagai pemicu tersebut menyebabkan sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang dan menghancurkan sel-sel saraf tepi, terutama selubung mielin. Terkadang, badan sel saraf (akson) juga menjadi sasaran.
Semua kelompok usia dapat terkena sindrom Guillain-Barre, tetapi kondisi ini paling sering terjadi pada dewasa muda dan lanjut usia. Penyakit ini membutuhkan perawatan segera karena sekitar 30 persen penderitanya butuh bantuan alat bantu napas sementara.

Gejala Guillain Barre Syndrome

Gejala sindrom Guillain-Barre umumnya dimulai dengan kesemutan dan kelemahan otot yang terjadi mulai dari tungkai kaki dan menyebar ke tubuh bagian atas. Pada beberapa kasus, gejala bisa dimulai pada area wajah.
Mengutip jurnal Guillain Barre Syndrome oleh Thy P. Nguyen dan Roger S. Taylor, beberapa gejala sindrom Guillain-Barre yang bisa dirasakan penderita mencakup:
ADVERTISEMENT
Ilustrasi salah satu gejala sindrom Guillain-Barre adalah pusing. Foto: Unsplash
Gejala pada sindrom Guillain-Barre tersebut akan berkembang dalam hitungan hari dan terus bertambah parah hingga dua minggu. Pengidap sindrom ini biasanya akan mengalami perkembangan gejala berupa:

Cara Mengobati Guillain Barre Syndrome

Pada dasarnya, pengobatan untuk sindrom Guillain-Barre dilakukan untuk membantu mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan. Kondisi ini memerlukan perawatan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Biasanya, pasien harus tinggal di rumah sakit selama beberapa minggu hingga beberapa bulan, tergantung tingkat keparahan kondisinya.
Ilustrasi pasien sindrom Guillain-Barre yang dirawat di rumah sakit. Foto: Unsplash
Sindrom Guillain-Barre perlu ditangani segera agar gejala tidak semakin memburuk. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang pasien untuk sembuh.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), perawatan utama untuk mengatasi kondisi ini antara lain:

1. Pemberian Imunoglobulin Intravena (IVIG)

Imunoglobulin intravena (IVIG) adalah terapi antibodi yang digunakan untuk membantu mengobati gangguan sistem kekebalan tubuh. Pengobatan ini bertujuan untuk menghentikan antibodi yang menyerang sistem saraf.
Metode ini dilakukan dengan mengambil immunoglobulin sehat dari darah pendonor dan memberikannya kepada pasien melalui infus ke dalam vena. Pemberian infus ini biasanya dilakukan lima hari berturut-turut.

2. Plasmaferesis (Penggantian Plasma Darah)

Plasmaferesis adalah terapi yang digunakan untuk mengganti plasma darah dengan menyaring plasma darah pasien. Terapi ini menggunakan mesin khusus untuk menyaring zat berbahaya di dalam darah pasien yang menyerang saraf.
ADVERTISEMENT
Darah yang telah disaring dan bersih dari zat berbahaya tersebut kemudian dikembalikan lagi ke dalam tubuh.

3. Pengobatan Lainnya

Selama masa perawatan, dokter akan memantau kondisi pasien dan memberikan beberapa tindakan pengobatan lainnya, seperti:
Kebanyakan pengidap sindrom Guillain-Barre akan pulih dari sebagian besar gejala dalam jangka waktu 6-12 bulan. Namun, kondisi ini membutuhkan beberapa bulan hingga tahunan sejak diobati untuk bisa sepenuhnya pulih dari kerusakan saraf.
ADVERTISEMENT
Sindrom Guillain-Barre juga dapat menyebabkan penderitanya mengalami masalah kesehatan jangka panjang. Sejumlah penelitian melaporkan sekitar 1 dari 5 orang mengalami masalah jangka panjang seperti:
Sindrom Guillain-Barre dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya dan berkemungkinan menyebabkan masalah psikis. Oleh sebab itu, sangat penting bagi penderita penyakit ini untuk melakukan terapi lanjutan dan mendapat dukungan dari orang-orang sekitarnya.
Artikel ini telah direview oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
(SFR)