Menyingkap Indahnya Destinasi Wisata di Tapal Batas Negara

Konten dari Pengguna
20 Agustus 2018 22:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katherine Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa yang terbersit dalam benak kita ketika mendengar kata-kata "daerah perbatasan"? Mungkin banyak dari kita yang berpikir bahwa daerah perbatasan Indonesia lazim dikaitkan dengan daerah yang terbelakang, terpencil dan rawan. Tahukan bahwa Indonesia memiliki kota perbatasan yang indah bagaikan surga wisata tersembunyi yang belum terjamah oleh wisatawan?
ADVERTISEMENT
Perjalanan dan Akomodasi
Atambua adalah sebuah kota yang menjadi garis perbatasan Indonesia dan Timor Leste di Nusa Tenggara Timur (NTT). Ibukota Kabupaten Belu ini dapat ditempuh dengan penerbangan singkat dari Bandara El Tari, Kupang ke Bandara A. A. Bere Tallo atau Bandara Haliwen, Atambua. Ketika mendarat di kota Atambua, kita dapat melihat padang rumput berbukit-bukit yang mengelilingi landasan udara Haliwen.
Pilihan akomodasi penginapan di kota Atambua tidak terlalu banyak. Namun, pengunjung dapat mencoba beberapa pilihan akomodasi hotel dengan range harga Rp. 300.000 hingga Rp. 500.000 per malamnya. Salah satu hotel yang direkomendasikan di kota ini adalah Hotel Matahari. Hotel ini memiliki fasilitas wifi, air panas, AC dan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp. 400.000 hingga Rp. 500.000 per malamnya
ADVERTISEMENT
Wisata Tuamese
Setibanya di kota ini, sempatkanlah diri untuk mengunjungi Bukit Tuamese yang terkenal sebagai "Raja Ampat"nya NTT. Bukit yang terletak di Desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara berjarak sekitar satu jam dari Kota Atambua. Untuk menikmati pemandangan indah di atas Bukit Tuamese, pengunjung harus mendaki selama kurang lebih 10-15 menit. Karena kondisi pendakian cukup landai, ada baiknya para pengunjung mempersiapkan sepatu olahraga yang cukup nyaman sebelum mendaki.
Sepanjang perjalanan ke Bukit Tuamese, kita juga dapat menikmati indahnya pantai Tuamese yang sepi dari pengunjung, sehingga kita dapat menikmati pantai tersebut layaknya pantai pribadi. Wisata alami Tuamese ini tidak dipungut biaya. Namun, satu hal yang perlu diingat oleh pengunjung, bawalah kantung plastik atau tas untuk membawa kembali sampah kita karena di lokasi wisata ini belum disediakan fasilitas pembuangan sampah. Menjaga kebersihan di objek wisata yang masih belum terjamah wisatawan ini menjadi tanggung jawab kita bersama.
ADVERTISEMENT
Kolam Susuk
Bukan lautan, hanya kolam susu...
Sepenggal lirik lagu Koes Plus ini terinspirasi dari salah satu objek wisata Kolam Susuk yang berada di Atambua. Pada tahun 1971, grup legendaris Koes Plus mengunjungi objek wisata ini dan terinspirasi untuk menciptakan lagu berjudul "Kolam Susu" karena keindahan alami kolam tersebut. Kolam tersebut memiliki tanah yang berwarna putih sehingga pantulan cahaya matahari dari kolam tersebut nampak seperti susu.
Kolam Susuk sendiri memiliki arti sarang nyamuk. Asal kata ini berasal dari legenda dahulu kala dimana Raja Lifao dari Oecusse mengutus tujuh bidadari untuk membersihkan diri di kolam tersebut. Raja Lifao juga sengaja mengirim nyamuk untuk mengganggu para bidadari tersebut sehingga para bidadari tetap terjaga dan tidak dimangsa oleh para pembantu raja. Lokasi sekitar Kolam Susuk kini menjadi kolam alam tempat budidaya ikan bandeng
ADVERTISEMENT
Kopi Timor
Nah, bagi kamu pecinta kopi, harus mencoba minuman kopi nikmat produksi asli Kabupaten Belu yang bernama Kopi Timor. Terinspirasi dari kopi asal NTT yang memproduksi Kopi Liar Organik, Kopi Timor adalah Kopi Arabika Tmor yang dipadu dengan Robusta dari NTT. Pecinta kopi dijamin tidak akan kecewa dengan cita rasa Kopi Timor yang pekat dan nikmat. .