F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
21 Oktober 2018 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebastian Vettel (Foto: REUTERS/Max Rossi)
Ada sebuah cerita horor yang nampaknya akan terus dikenang sebagai salah satu peristiwa sejarah paling mengerikan di lintasan balap sirkuit Gilles Villeneuve. Saat itu, tahun 2007, matahari bersinar dengan terik di langit Kota Montreal, yang terletak di Provinsi Quebec. Langit dan apa yang ada di bawah naungannya siap menjadi saksi perheletan akbar tahunan Formula 1 (F1) di Kanada.
ADVERTISEMENT
Namun, hal di luar dugaan dan di luar harapan terjadi. Tidak hanya balapan seru dan raut kebahagiaan Lewis Hamilton, pemenang seri balap tersebut, yang menjadi perhatian dunia, melainkan juga nasib nahas Robert Kubica di lap 27.
Kubica, pebalap BMW Sauber itu bergesekan dengan pebalap Toyota, Jarno Trulli di sekitar tikungan Hairpin L'Epingle (tikungan ke-10). Bagian depan mobil Kubica menabrak Trulli kala pebalap asal Polandia itu berusaha menyalipnya.
Mobil Kubica lalu bergerak ke area rumput, meninggalkan lintasan aspal, dan entah bagaimana selanjutnya mobil Kubica seperti meloncat, kemudian terbang. Sebagai manusia yang tugasnya adalah mengemudikan mobil dengan keadaan empat ban menapak permukaan, maka mobil yang dua ban depannya terangkat, bahkan kedua ban belakangnya juga ikut melawan gravitasi, membuat pebalap kelahiran 7 Desember 1984 itu hilang kendali.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, mobil Kubica menabrak keras dinding pembatas hingga mobilnya hancur berantakan. Serpihan-serpihan mobil buyar tersebar di lintasan, tiga buah ban terpisah dari badan mobil, bagian depan rusak parah, pun begitu dengan sisi belakang. Mobil yang masih menyimpan tubuh Kubica tersebut juga sempat berputar 360 derajat, sebelum kemudian kembali menabrak dinding pembatas di sisi seberang, yang mengakibatkan posisi mobil menjadi dalam keadaan miring hingga akhirnya berhenti.
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ringseknya mobil balap Robert Kubica (Foto: REUTERS/Christinne Muschi)
Semua orang mengira Kubica bisa jadi mati atau setidaknya cedera parah. Namun, Tuhan berkehendak lain. Robert Kubica hanya mengalami cedera gegar otak ringan dan sedikit masalah pada engkel. Kubica, bahkan sudah dinyatakan stabil beberapa jam pasca dilarikan ke rumah sakit setempat. Ia pun saat itu dalam kondisi sadar dan mampu berbicara dengan normal.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kejadian itu tetap menghalanginya untuk dapat membalap di seri berikutnya, F1 GP Amerika Serikat 2007. Salah satu ironi paling menyebalkan dalam dunia olahraga adalah kadang harus ada peristiwa kelam terlebih dulu untuk mengawali sebuah fenomena baru. Seperti halnya insiden Kubica tadi. Jika itu tidak terjadi, maka publik mungkin tidak akan pernah atau setidaknya sekadar terlambat untuk mengenal sosok penggantinya di Indianapolis, Sebastian Vettel.
***
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sebastian Vettel jelang debut F1-nya (Foto: Formula One)
Negeri Paman Sam menyimpan kenangan tersendiri bagi seorang Sebastian Vettel. Sirkuit Indianapolis Motor Speedway menjadi saksi bagaimana anak muda yang kelak menjadi juara dunia F1 masa depan memulai debutnya di kompetisi jet darat termahsyur di dunia tersebut. Setahun sebelumnya hingga dua seri balap awal tahun 2007, Sebastian Vettel kerap menjadi pebalap penguji bagi tim BMW Sauber F1 Team.
ADVERTISEMENT
Tidak heran jika manajemen tim lantas menunjuk Vettel sebagai pengganti yang tepat dari Kubica. Debutnya ternyata memang mengesankan. Mengawali balapan dari urutan ke-7, Vettel sukses mengakhirinya di urutan ke-8. Di usianya yang masih sangat muda tersebut, yaitu 19 tahun dan 349 hari, Vettel sukses mengukuhkan diri menjadi pebalap termuda yang mampu mencetak poin balap dalam sejarah F1. Pebalap asal Jerman tersebut mematahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh pebalap asal Inggris, Jenson Button, ketika ia finis ke-6 di F1 GP Brazil tahun 2000.
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (3)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Vettel bersama BMW Sauber (Foto: Formula One)
Laiknya sebuah fase kehidupan, di mana hari lahir manusia merupakan titik nol (zero) atau sebuah awal dari kehidupannya. Begitu juga dengan debut di F1, di mana pertama kali seorang pebalap berada di atas grid lalu memacu mobilnya kala lampu-lampu merah terang diredupkan adalah awal atau titik nol dari kariernya di F1. Pebalap kelahiran Heppenheim itu melakukannya di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanannya pasca-debut bersama Sauber, Vettel lalu pindah ke Scuderia Toro Rosso di tahun yang sama. Enam dari tujuh balapan tidak menghasilkan satu poin pun, kecuali pada GP Tiongkok, di mana Vettel sukses membuat kejutan bersama Toro Rosso dengan finis di urutan ke-4. Setahun berselang, Vettel kembali menunjukkan pada dunia bahwa memang ia adalah calon juara F1 dengan penampilan mengejutkannya saat finis pertama di GP Italia 2008. Penggemar Eintracht Frankfurt ini menjadi satu-satunya pebalap yang pernah memenangkan balapan bersama Toro Rosso.
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (4)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Sebastian Vettel (kiri) bersama Robert Kubica (kanan) di Monza, Italia, 2008 (Foto: EFE/Felix Heyder)
Tahun 2009, Vettel direkrut oleh Red Bull Racing, dan sisanya adalah sejarah. Empat gelar juara dunia beruntun diraihnya (2010-2013) selama enam tahun bekerja sama. From zero to hero.
ADVERTISEMENT
Sebastian Vettel menjadi "hero" bagi rakyat Jerman setelah terakhir kali orang Jerman yang juara dunia adalah Michael Schumacher pada tahun 2004. Ia adalah pahlawan bagi tim Red Bull yang menjadi juara konstruktor pada tahun-tahun yang sama kala ia menjadi juara dunia. Dan yang pasti, Vettel adalah pahlawan bagi siapa saja yang mengidolakannya.
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (5)
zoom-in-whitePerbesar
Sebastian Vettel. Kiri: Momen juara dunia tahun 2010 | Kanan: Momen juara dunia tahun 2013 (Foto: GETTY IMAGES/RED BULL CONTENT POOL)
Namun, Vettel hanya pernah sekali menang di Amerika Serikat, tepatnya di Circuit of The Americas (COTA) yang terletak di kota Austin, dalam wilayah negara bagian Texas. Itu adalah sirkuit yang sama dengan sirkuit yang lima kali dirajai oleh Lewis Hamilton, sirkuit yang sama kala Lewis Hamilton memastikan gelar juara dunianya yang ketiga pada tahun 2015, dan sirkuit yang sama saat sepertinya sejarah tiga tahun lalu itu akan kembali terulang pada dini hari nanti (22/10/2018).
ADVERTISEMENT
Performa Mercedes yang solid, buruknya strategi balap Ferrari, ditambah lagi kesialan yang dialami Vettel di beberapa seri balapan tahun ini, maka tanpa mengenyampingkan talenta hebat Hamilton, besar kemungkinan bagi Vettel dapat kembali memastikan kegagalannya menjadi juara dunia F1 pada tahun ini.
From zero to hero, and then to zero again. Vettel, untuk kesekian kalinya, dapat kembali ke titik nol di Amerika Serikat. Ketika seorang pebalap sudah pasti gagal meraih juara pada suatu tahun kejuaraan, maka dapat dikatakan ia kembali ke titik nol. Ia dan timnya harus kembali mengulang dari awal, merencanakan segalanya untuk persiapan menjadi juara tahun berikutnya.
Sebastian Vettel memang belum bernasib seperti Fernando Alonso, juara dunia yang kemudian menemukan titik akhir kariernya di F1. Namun, sejarah kadang hanya mau mengenang lekat si nomor satu. Nomor dua, tiga, empat, dan seterusnya kerap diabaikan walau tercatat. Jika begitu, maka apa bedanya mereka dengan angka nol?
ADVERTISEMENT
Balapan F1 bukan sepak bola. Jika suatu tim gagal meraih juara liga, maka masih ada kompetisi eropa, piala liga, dan sebagainya. Di F1 hanya ada satu juara dunia dan satu juara konstruktor, dan hanya itu yang diperebutkan. Bagi Vettel, gelar yang pertama kali disebut adalah pasti lebih penting bagi dirinya.
Jika Vettel gagal, maka apa yang membedakannya dengan Kimi Raikkonen, Max Verstappen, atau bahkan Romain Grosjean? Orang-orang boleh bicara statistik untuk menyebutkan perbedaan-perbedaan di antara mereka tapi satu kesamaannya adalah mereka sama-sama tidak juara di tahun 2018. Nol besar.
Amerika Serikat memang menjadi awal segalanya untuk Sebastian Vettel tapi nyatanya Amerika Serikat lebih bersahabat dengan Lewis Hamilton (5 kali menang di COTA, sekali menang di Indianapolis). Apalagi, jika benar bahwa untuk kedua kalinya Hamilton memastikan gelar dunia di sana, bersamaan dengan Vettel memupus peluangnya menjadi juara dunia di sirkuit yang sama.
F1 GP Amerika Serikat: Titik Nol untuk Sebastian Vettel (6)
zoom-in-whitePerbesar
Lewis Hamilton (kiri) dan Sebastian Vettel (kanan) (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
ADVERTISEMENT