F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
26 Mei 2018 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
F1 GP Monako tahun 1996 (Foto: Wikimedia/Steve Gregory)
"Ketika aku melihat hujan, aku berkata pada istriku 'hari ini aku pikir aku akan finish di podium' tapi aku hanya (mengatakannya) sebagai lelucon," kata Olivier Panis, pemenang F1 GP Monako tahun 1996, sebagaimana diliput oleh SkySports.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 21 pebalap Formula 1 (F1) bersaing untuk menjadi yang tercepat di Sirkuit Monako, Monte Carlo pada tanggal 19 Mei 1996. Namun, di akhir lomba, hanya ada 3 pebalap saja yang berhasil menyentuh garis finish. Sekaligus, menjadi rekor balapan F1 dengan jumlah mobil gagal finish terbanyak sepanjang masa.
Apa penyebabnya? Hujan. Hujan yang melicinkan lintasan dan beberapa kerusakan teknis pada mobil pebalap.
Sebagai satu-satunya sirkuit yang menjalankan balapan di tengah kota, tentunya Sirkuit Monako di Monte Carlo memberikan sensasi dan tantangan tersendiri. Apalagi jika hujan, sudah tentu akan memberikan drama tersendiri. Namun, drama di Monte Carlo tahun 1996 nampaknya benar-benar di luar ekspektasi.
Hujan deras sudah mengguyur area sirkuit sejak sesi pemanasan (warm-up session). Sejatinya balapan resmi hari itu diikuti oleh 22 pebalap, tetapi pebalap Italia dari tim Forti-Ford, Andrea Montermini mengalami kecelakaan hebat saat sesi pemanasan yang membuat mobilnya tidak memungkinkan untuk melakukan start. Ya, belum juga balapan resmi mulai tapi korban sudah ada.
ADVERTISEMENT
Lomba dimulai dengan Michael Schumacher (Ferrari) menjadi yang terdepan, disusul Damon Hill (Williams-Renault), Jean Alesi (Benetton-Renault), Gerhard Berger (Benetton-Renault), lalu David Coulthard (Mclaren-Mercedes). Sementara sang pemenang lomba, Olivier Panis, yang saat itu bersama tim Ligier-Mugen-Honda harus mengawali balapan dari posisi ke-14.
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah (1)
zoom-in-whitePerbesar
Hill memimpin lomba (Foto: EssentiallySports)
Ketika para pebalap mulai memacu mobilnya, Hill mencuri posisi pertama dari Schumacher. Michael Schumacher, selaku juara bertahan F1 GP Monako tahun sebelumnya dan juga merupakan juara dunia tahun 1995, mencoba merebut kembali posisi pimpinan lomba tapi ia justru tergelincir sebelum putaran pertama ia berhasil selesaikan. Mobilnya menabrak dinding pembatas lintasan di area tikungan Lower Mirabeau yang mengakibatkan ban mobilnya ringsek.
"Apakah kau mengingat (aku) melihat ke kaca (spion) dan berpikir ke mana ia (Schumacher) pergi? Dan aku diberi tahu bahwa ia telah out, yang mana itu sedikit melegakan," kenang Damon Hill dalam liputan SkySports.
ADVERTISEMENT
Itu baru satu insiden (sebenarnya sudah dua jika menghitung Montermini), selanjutnya insiden demi insiden terjadi. Bahkan, baru memasuki putaran ke-5, hanya tersisa 13 mobil saja yang masih bertahan. Gerhard Berger menghentikan balapan 5 putaran kemudian akibat masalah pada gir boks. Pada putaran ke-31, Martin Brundle, pebalap asal Inggris yang berada di tim Jordan-Peugeot tergelincir, di mana bagian belakang mobil kemudian menabrak dinding pembatas, serta menyebabkan hanya tersisa 11 mobil.
"Baru saja melakukan pit stop, ketika di (tikungan dekat) Casino Square dan dalam bayangan Hotel de Paris terdapat bagian dari lintasan yang lebih basah (becek) dibandingkan keseluruhan," Tutur Brundle.
"Dan ketika aku melewatinya, aku kehilangan (kendali) bagian belakang (mobil) Jordan dan berputar secara memalukan dan kehilangan (kekuatan) mesin".
ADVERTISEMENT
Damon Hill masih memimpin jalannya balapan, sementara Olivier Panis bersaing ketat dengan pebalap Ferrari lain, Eddie Irvine. Berselang 3 putaran pasca tragedi Brundle, terjadi insiden antara Panis dan Irvine di tikungan Loews Hairpin. Ketika Panis mencoba untuk menyalip Irvine, dan berhasil, lalu Irvine kehilangan kontrol yang menyebabkan mobilnya sempat mandek tepat di tikungan tapi masih mampu melanjutkan balapan.
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah (2)
zoom-in-whitePerbesar
Panis vs. Irvine (Foto: The Roaming Car)
Hill sendiri bersaing ketat dengan Alesi, dimana Hill sempat kehilangan keunggulan atas pebalap asal Prancis tersebut ketika ia melakukan pit stop pada putaran ke-30 untuk mengganti ban slick saat lintasan mulai kering, tetapi kembali berhasil memimpin lomba satu putaran kemudian ketika Hill menyusul Alesi yang saat itu masih menggunakan ban basah. Hill semakin di atas angin ketika Alesi melakukan pit stop tak lama setelah itu, di mana ia membuat keunggulan hampir 30 detik atas Alesi, setidaknya hingga putaran ke-40.
ADVERTISEMENT
Bencana baru menimpa sang pimpinan lomba ketika asap mulai keluar dari mobilnya di putaran ke-40. Asap tersebut mulai muncul ketika mobil Hill masuk ke dalam terowongan lintasan. Dan ketika mobilnya keluar dari sana, ia tahu bahwa ia juga harus keluar dari balapan. Kerusakan pada mesin memberikan kegagalan finish pertama Hill pada musim tersebut.
"Berpikir, kau tahu ketika orang-orang bicara tentang frustrasi, itu hanya kau tidak pernah membiarkan dirimu berpikir tentang kemenangan atau apa yang akan terjadi ketika kau sedang dalam balapan," ucap Damon Hill mengenang kegagalannya pada waktu itu.
"Jelas, saat aku keluar dari balapan, aku harus memahami fakta bahwa semuanya telah berakhir dan aku tidak akan memenangkan balapan (F1) Monako pertamaku, yang faktanya aku tidak pernah memenangkan balapan Monako".
ADVERTISEMENT
Jean Alesi akhirnya menjadi yang tercepat. Akan tetapi, ia hanya mampu melakukannya selama 20 putaran karena ia juga harus gagal finish akibat masalah pada suspensi dan menghentikan balapannya saat pit stop. Jadi lah, Olivier Panis berada di urutan terdepan lomba yang hanya tinggal diikuti oleh 9 pebalap tersisa, termasuk dirinya.
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah (3)
zoom-in-whitePerbesar
Olivier Panis (Foto: Luxity Media/ www.bosshunting.com.au/ www.theversatilegent.com)
"Aku berkata (pada diriku sendiri) 'lihat, mungkin hari ini kau harus lebih berkonsentrasi dan tetap push!'" Kata Panis.
Rekan setim Damon Hill, Jacques Villeneuve terlibat insiden dengan Luca Badoer dari tim Forti-Ford, yang menyebabkan keduanya keluar dari balapan di putaran ke-66 (atau masih yang ke-60 bagi Badoer). Eddie Irvine akhirnya harus benar-benar menghentikan lomba kala mobilnya tergelincir berputar di tikungan yang sama dengan insiden Schumacher. Sebenarnya saat itu Irvine masih mau berusaha kembali balapan tapi mobilnya ditabrak pebalap asal Finlandia, Mika Salo, yang kemudian ditabrak lagi oleh rekan senegaranya, Mika Hakkinen.
ADVERTISEMENT
Menyusul keluarnya mereka bertiga, hanya tinggal 4 pebalap tersisa. Namun, ketika hanya tinggal satu putaran lagi jelang balapan berakhir, pebalap Sauber-Ford asal Jerman, Heinz Harald Frentzen malah melakukan pit stop. Alhasil, benar-benar hanya Olivier Panis, diikuti David Coulthard (McLaren Mercedes) dan terakhir Johnny Herbert (Sauber-Ford) yang dihitung menyelesaikan balapan (meskipun Frentzen adalah pebalap terakhir yang masih beredar di lintasan).
Itu merupakan satu-satunya podium teratas yang pernah diraih Panis sepanjang karirnya di F1, dan juga merupakan kemenangan pertama tim Ligier dalam perjalanannya yang memasuki tahun ke-15 di F1 kala itu. Panis mendapat poin 10, Coulthard mendapat 6, dan Herbert 4 poin. Frentzen selanjutya dianggap finish ke-4 dan berhak atas 3 poin. Salo dan Hakkinen masing-masing mendapat poin 2 dan 1 karena dianggap finish ke-5 dan ke-6. Sementara itu, Eddie Irvine juga dianggap finish ke-7, tetapi tidak mendapatkan poin.
ADVERTISEMENT
Atas segala banyaknya insiden dan kejutan yang terjadi pada balapan F1 GP Monako tahun 1996, tidak mengherankan bahwa ini merupakan salah satu balapan F1 tergila sepanjang sejarah. Khususnya bagi publik Monte Carlo.
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah (4)
zoom-in-whitePerbesar
Kiri-ke-kanan: Coulthard, Panis, Herbert (Foto: Valve)
F1 GP Monako 1996: Tergila Sepanjang Sejarah (5)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Olivier Panis (tengah) (Foto: Empics Sport/Badger GP)