Garda Terdepan Edukasi Gizi: Posyandu Kuat, Stunting Minggat

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
27 Desember 2023 12:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Stunting sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Ini merupakan masalah gizi darurat di Indonesia. Segala siasat perlu dilakukan untuk menurunkan dan mencegah jumlah penderitanya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia telah menetapkan penurunan angka stunting sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan tren penurunan angka stunting menjadi 21,6% dari yang sebelumnya di angka 24,4 di 2021. Namun, angka ini masih jauh dari target pemerintah sebesar 14% di 2024.
Siapa pun bisa mengusulkan ide ini dan itu untuk menurunkan angka stunting. Namun, siasat sebrilian apa pun tidak akan berhasil jika muaranya tidak diperkuat, yakni edukasi.
Ketika bicara edukasi, ini bukan berarti para kaum ibu harus dikuliahkan di perguruan tinggi. Sejak dulu, sebenarnya ada cara efektif dan mudah untuk melakukan edukasi gizi, yakni di posyandu.
Ilustrasi anak stunting. Foto: Shutterstock
Penyelenggaraan posyandu yang efektif menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan intervensi spesifik stunting dan kader posyandu yang andal dan terliterasi dengan baik menjadi modal utama. Inilah yang menjadi perhatian tim pengabdian masyarakat Departemen Gizi Kesmas FKM UI yang diketuai oleh Wahyu Kurnia Yusrin Putra.
ADVERTISEMENT
Wahyu menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa peningkatan literasi Kader Posyandu terkait stunting dan anemia melalui skema Hibah Pengabdian Masyarakat DPPM UI 2023.
"Salah satu kunci keberhasilan penanganan stunting berawal dari deteksi dini kasus dan edukasi pencegahan oleh para kader posyandu. Oleh karenanya menjadi penting untuk terus meningkatkan literasi dan berbagi pengalaman dengan para kader agar posyandu menjadi semakin berdaya dan efektif dalam mencegah dan menangani kasus stunting," ujar Wahyu dalam keterangan resmi.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian Wahyu adalah Kecamatan Kalanganyar di Lebak, Banten. Kenapa?
Anak pendek belum tentu stunting. Foto: Shutter Stock
Berdasarkan hasil SSGI 2021, angka stunting di Provinsi Banten masih mencapai 24,5% dan Kabupaten Lebak termasuk dalam zona kuning dengan angka stunting sebesar 26,2%. Maka dari itu, penting untuk dilakukan peningkatan kapasitas dan literasi kader posyandu di sana.
ADVERTISEMENT
Kegiatan peningkatan literasi dipusatkan di Kantor Kecamatan Kalanganyar pada 27 November 2023. Mayasari selaku Ketua Tim Penggerak PKK tingkat Kecamatan menyampaikan bahwa di wilayah Kalanganyar masih ditemukan sejumlah kasus balita stunting.
"Saat diidentifikasi adanya kasus stunting di masyarakat, kami segera melakukan kunjungan rumah untuk menindaklanjuti temuan tersebut. Selain itu para kader posyandu juga secara aktif terus melakukan edukasi terkait stunting bagi warga di wilayahnya untuk mencegah timbulnya kasus stunting baru," kata Mayasari.
"Kami sangat menyambut baik terselenggaranya kegiatan peningkatan literasi ini karena para kader jadi bisa mendapatkan update terkait stunting dan mendiskusikan tantangan di lapangan," tambahnya.
com-Ilustrasi gizi lengkap dan seimbang. Foto: Shutterstock
Pemerintah menetapkan 11 intervensi spesifik untuk mengatasi stunting. Itu difokuskan pada masa sebelum kelahiran dan pada anak usia 0-23 bulan, di antaranya konsumsi tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri dan ibu hamil, pemberian ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan, pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta, tatalaksana balita dengan masalah gizi, imunisasi, dan edukasi gizi bagi remaja, ibu hamil dan keluarga termasuk edukasi terkait Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
ADVERTISEMENT
Mayoritas dari intervensi ini bertumpu pada posyandu sebagai ujung tombak implementasinya. Jadi, menguatkan edukasi gizi di posyandu bisa membuat program di atas menjadi lebih efektif dan diharapkan berimbas pada menurunnya angka stunting.
"Saya sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Para kader jadi lebih percaya diri karena bisa mendapatkan tambahan ilmu dan pengalaman. Kegiatan ini juga melengkapi rangkaian kegiatan pelatihan kader yang telah dilakukan selama ini yang bekerjasama dengan pihak Puskesmas," ujar Camat Kalanganyar, Bayu Hadiyana.
"Mudah-mudahan setelah kegiatan ini para kader jadi lebih semangat untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di wilayah Kecamatan Kalanganyar," lanjutnya.