news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ironi Popularitas Tenis Meja dan Voli di Indonesia

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
18 November 2019 8:06 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tenis meja (kiri) dan voli. Foto: Pixabay (HeungSoon & TaniaVdB)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tenis meja (kiri) dan voli. Foto: Pixabay (HeungSoon & TaniaVdB)
ADVERTISEMENT
Ada yang bilang, sepak bola adalah olahraga nomor satu di Indonesia. Meski ada juga yang mengklaim bahwa olahraga nomor satu di Nusantara ini adalah bulu tangkis. Mana yang benar?
ADVERTISEMENT
Well, terlepas dari yang mana yang jadi nomor satu, intinya dua cabang olahraga yang disebut di atas memang banyak sekali penggemarnya dari Sabang sampai Merauke. Bahkan, sepak bola dan bulu tangkis bisa jadi alat pemersatu bangsa, lho.
Bedanya, cabang olahraga yang disebut kedua lebih banyak memberikan prestasi buat negeri ini ketimbang cabang olahraga yang disebut pertama. Atlet bulu tangkis Indonesia kerap bikin bangga, sedangkan atlet sepak bola Indonesia suka bikin pening kepala.
Selebrasi ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon, saat menang di laga Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Momen Timnas Indonesia gagal menjuarai Piala AFF 2016 Foto: Aditya Noviansyah
Tapi yang mau saya bahas itu gini, lho: Orang Indonesia itu tidak hanya suka menonton atau sekadar memainkan sepak bola dan bulu tangkis, tetapi juga tahu banyak hal tentang dua olahraga ini.
Penggemar sepak bola dan bulu tangkis sama-sama bisa tahu kalau ditanya ihwal siapa pemain terbaik dan legenda di dua olahraga tersebut, baik dalam maupun luar negeri. Mereka bisa hafal di luar kepala. Mereka tertarik mencari tahu.
ADVERTISEMENT
Berbeda sekali dengan voli dan tenis meja. Mungkin kita kerap melihat orang Indonesia bermain voli dan tenis meja di kompleks perumahan, bahkan ada juga turnamen tingkat RT-nya, lho.
Namun, berbeda dengan sepak bola dan bulu tangkis, voli dan tenis meja itu biasanya cuma dimainkan oleh orang Indonesia. Kita tidak tertarik untuk mencari tahu "siapa pemain tenis meja dan voli terbaik di dunia?" atau "negara mana yang mendominasi dua cabang olahraga itu?"
Rusia (sejak bernama Uni Soviet) adalah pemegang gelar juara Piala Dunia Voli Putra terbanyak, yakni enam kali. Foto Wikimedia Commons
Liu Shiwen asal China, juara bertahan Piala Dunia Tenis Meja Putri. China mendominasi cabang ini. Foto Wikimedia Commons
Saya yakin, bapak-bapak atau ibu-ibu yang biasa juara lomba voli atau tenis meja di tingkat RT atau kompleks kemungkinan besar tidak bisa menjawab dua pertanyaan saya di atas. Mereka, ya, cuma suka main. Mereka menikmati permainan, tetapi masa bodo dengan perkembangan dunia voli dan tenis meja.
ADVERTISEMENT
Kemarin, di kantor saya, kumparan, diadakan lomba tenis meja. Saya mengamati mereka begitu menikmati permainan. Tapi saya yakin, kebanyakan dari mereka juga enggak bisa menjawab setidaknya dua pertanyaan di atas.
Oh, mungkin karena dua olahraga itu enggak sering memberi prestasi buat Indonesia.
Masa, sih, itu penyebabnya? Seperti yang saya bilang di atas, sepak bola juga jarang bisa memberi kebanggaan untuk Indonesia. Lalu, kenapa orang Indonesia bisa fanatik dengan olahraga sejuta umat itu.
Ya, mungkin karena itu.
Karena apa? Kalau ngomong yang jelas!
Oleh karena sepak bola adalah olahraga sejuta umat. Laga-laga sepak bola sudah disiarkan di televisi Indonesia sejak zaman baheula.
Hmm... Ada benarnya. Mungkin kalau sepak bola itu lebih kepada keterpaparan. Sepak bola yang disiarkan di televisi menjadi sajian yang begitu menarik, baik gol-golnya, aksi ciamik para pemainnya, hingga drama dan kontroversinya.
ADVERTISEMENT
Dan orang-orang Eropa amat pintar mengemas tayangan sepak bola menjadi tontonan yang menarik. Tak pelak, banyak dari penontonnya yang kemudian jadi tertarik hingga ketagihan, menimbulkan rasa penasaran tersendiri untuk mendalami sepak bola itu sendiri.
Jadi, ini masalah 'bungkusan'?
Sepertinya, iya. Orang-orang Eropa sangat pintar menjual hiburan ke 'pasar' dunia. Dan mereka menjadikan sepak bola sebagai salah satu hiburan.
Enggak heran, sih, wong Eropa itu 'kan memang salah satu kaum yang sudah lebih maju di dunia. Buktinya, banyak dari negara Benua Biru yang sejak dulu mempraktikkan kolonialisme.
Memang, 'katanya', sekarang penjajahan di atas dunia sudah dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Namun, itu tak membikin pengaruh Eropa terhadap dunia jadi memudar.
ADVERTISEMENT
Tetap saja, apa yang ramai di Eropa, bisa jadi ramai di belahan dunia lainnya, meski tidak semua. Sepak bola adalah contohnya. Dan Indonesia adalah salah satu konsumen 'hiburan' sepak bola itu.
Buktinya, selain sepak bola dalam negeri, orang Indonesia juga seringnya menonton sepak bola Eropa, 'kan? Bahkan, ada yang cuma suka sepak bola Eropa, malas nonton sepak bola dalam negeri dengan segala intriknya.
Memang, sih, kadang nonton juga Copa America dan Piala Asia, tetapi itu 'kan turnamen 'spesial' hitungannya. Kalau sepak bola Eropa, liganya juga diikuti perkembangannya. Bahkan dikulik hingga statistiknya dan ada sastra khusus sepak bola, football writing namanya.
Lantas, apa hubungannya dengan voli dan tenis meja?
Orang-orang Eropa enggak begitu hobi main dua olahraga itu. Jadi, mungkin itu sebabnya popularitas dua olahraga itu tak bisa menyebar bak virus seperti halnya sepak bola.
ADVERTISEMENT
Bulu tangkis juga sebenarnya kurang, tetapi karena olahraga itu memberi prestasi untuk Indonesia, jadi, ya, orang Indonesia suka. Andai atlet voli dan tenis meja Indonesia rutin memberi banyak trofi juara, mungkin bakal populer juga.
Pertandingan bola voli Asian Games 2018 babak klasifikasi antara Thailand vs Indonesia di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (26/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
David Jacobs atlet tenis meja di Asian Para Games 2018. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ya, ini intinya pekerjaan rumah bagi banyak orang lah kalau bicara soal prestasi. Ya, atlet. Ya, federasi. Ya, menteri. Ya, pemerintah. Ya, rakyat.
Tapi kemarin Presiden Indonesia bilang ke Menpora untuk membenahi sepak bola. Sepak bola doang yang dititikberatkan. Enggak sebut voli atau tenis meja. Bagaimana?
Saya enggak mau komentar. Takut diciduk.