Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2017 22:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jim Redman (Foto: wemoto.com)
Jepang selalu menjadi negara yang masuk kalendar tahunan balap Kejuaraan Dunia MotoGP. Sudah puluhan tahun berjalan, pemenang selalu datang silih berganti. Jika kalian bertanya tentang siapa yang paling sukses mengecap manisnya podium juara pertama MotoGP di negeri bunga sakura ini maka saya pastikan jawabannya bukanlah Valentino Rossi, Dani Pedrosa, apalagi Jorge Lorenzo.
ADVERTISEMENT
Jim Redman adalah Jawabannya
Lahir dengan nama James Albert Redman, pria Rhodesia (sekarang Zimbabwe) ini tercatat menjadi salah satu pebalap Afrika paling sukses di MotoGP, khususnya untuk seri balapan di Jepang. Jim Redman, yang sebenarnya lahir di London, Inggris ini, tercatat memenangkan MotoGP Jepang sebanyak 6 kali. Redman berhasil finish pertama di balapan MotoGP Jepang yang kala itu masih diselenggarakan di Sirkuit Suzuka pada tahun 1962, 1963, dan 1964.
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (1)
zoom-in-whitePerbesar
Jim Redman (jaket hitam) di masa mudanya (foto: wemoto.com)
Hal yang luar biasa adalah dalam kurun waktu tiga tahun berturut-turut tersebut, pria kelahiran 8 November 1931 itu turun di tiga kelas sekaligus, 350 cc, 250 cc, dan 125 cc. Redman sukses berhasil meraih podium pertama pada kelas 250 cc dan 350 cc di Suzuka. Sebuah pencapaian yang luar biasa, dan terserah apa kata orang tapi yang pasti turun di tiga kelas sekaligus dalam satu hari, apalagi sampai meraih podium pertama untuk dua dari tiga kelas di antaranya adalah tidak mudah.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, amat disayangkan untuk gelaran MotoGP Jepang tahun 1962 dan tahun 1963 (khusus 350 cc), kemenangannya di Sirkuit Suzuka tidak menyumbangkan poin untuk Redman di klasemen akhir. Pasalnya, tahun 1962 adalah tahun pertama penyelenggaraan balapan MotoGP di Jepang. Jadi, mungkin ada pertimbangan lain dari federasi kala itu tidak memasukkan poin kemenangan bagi para pebalap untuk posisi di klasemen kejuaraan.
Juara Dunia dari Afrika
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (2)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Jim Redman di masa tuanya (Foto: wemoto.com)
Selain kesuksesannya di Jepang, Redman yang sepanjang karirnya menunggangi motor Honda ini tercatat mengantongi 6 gelar juara dunia. Ia meraih double winner untuk kelas 250 cc dan 350 cc di tahun 1962 dan 1963, lalu 'hanya' meraih gelar juara dunia kelas 350 cc di tahun 1964 dan 1965. Saingan terberatnya di kelas 125 cc adalah Luigi Taveri asal Swiss, lalu untuk kelas 250 cc adalah Phil Read asal Inggris, dan Bruce Beele, sesama orang Rhodesia di kelas 350 cc.
ADVERTISEMENT
Kesuksesannya di MotoGP meneruskan jejak Gary Hocking, yang juga berasal dari Rhodesia, dimana Hocking adalah juara dunia MotoGP kelas 500 cc dan 350 cc tahun 1961. Kelak, Redman juga menjadi salah satu inspirator dari Kork Ballington, juara dunia MotoGP kelas 350 cc dan 250 cc tahun 1978 dan 1979 asal Afrika Selatan. Jelas, bahwa Jim Redman adalah seorang legenda.
Legenda orang kulit putih asal Afrika di lintasan balap. Kenapa belum ada pebalap kulit hitam di lintasan MotoGP atau Superbike hingga hari ini? Karena, di Afrika, olahraga balap motor sudah lama identik dengan orang-orang kulit putih. Alasan ekonomi (modal jadi pebalap tidak murah) dan sejarah dimana orang asli Afrika menjadi pesakitan di negerinya sendiri akibat kolonialisme masa lalu bisa jadi adalah penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Sekilas tentang Rhodesia
Sama seperti kebanyakan negara-negara Afrika lainnya, Rhodesia adalah tanah yang sempat dipijaki oleh koloni Britania Raya. Praktis, Rhodesia menjadi negara Afrika yang mayoritasnya adalah kulit hitam tapi dikontrol oleh kaum kulit putih asal Inggris. Kata "Rhodesia" sendiri diambil dari nama Cecil John Rhodes, toko pendiri koloni britania raya di wilayah Afrika (British South Africa Company/BSAC).
BSAC adalah perusahaan gabungan dari perusahaan Cecil Rhodes sebelumnya, Cecil Rhodes' Central Search Association dengan perusahaan kompetitornya yang bermukim di London. BSAC adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Tujuannya ke Afrika, atau tepanya di Mashonaland, Rhodesia adalah untuk mengeksploitasi kekayaan mineral guna kepentingan ekonomi Inggris.
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (3)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Federasi Rhodesia dan Nyasaland (1953-1963) (Foto: Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Rhodesia sendiri sebenarnya terbagi dua, yaitu Rhodesia Selatan (Zimbabwe), Rhodesia Utara (sekarang Zambia), dan Nyasaland (sekarang Malawi). Rhodesia yang dari tadi kita kaitkan dengan Jim Redman adalah Rhodesia Selatan, alias Zimbabwe. Sebelum dipecah-pecah menjadi beberapa negara sendiri, nama resmi dari negara ini adalah Federasi Rhodesia dan Nyasaland.
Federasi Rhodesia dan Nyasaland yang dibentuk tahun 1953 pecah 10 tahun kemudian menjadi negara-negara yang tadi disebutkan. Khusus untuk Rhodesia Selatan, nama tersebut hanya digunakan selama 2 tahun pasca pecah. Sejak tahun 1965 hingga 1979 nama yang digunakan adalah "Rhodesia" saja.
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (4)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Rhodesia Selatan (1964) (Foto: Wikimedia)
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (5)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Rhodesia (1965-1979) (Foto: Wikimedia)
Nama "Zimbabwe" baru digunakan mulai tahun 1980, yang mana merupakan tahun kemerdekaan mereka. Republik Zimbabwe menyatakan kemerdekaan pada 18 April 1980. Nama ibukota yang tadinya "Salisbury" diubah menjadi "Harare" dua tahun kemudian.
ADVERTISEMENT
Akankah ada Pebalap Zimbabwe lagi di Masa Depan?
Jim Redman: Pebalap Zimbabwe Paling Sukses di MotoGP Jepang (6)
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Zimbabwe (tahun 1980 hingga hari ini) (Foto: Wikimedia)
Jim Redman sudah lama pensiun, dan sulit rasanya jika berharap ada pebalap dari Zimbabwe, terutama dari penduduk asli mereka untuk tampil di ajang balapan manapun, termasuk MotoGP. Tahun 2016 kemarin saja, ekonomi mereka terpuruk. Kasarnya, mencari uang untuk hidup sehari-hari saja mungkin tak mudah, apalagi mempersiapkan modal untuk jadi pebalap.
Zimbabwe dan negara Afrika lainnya pasti akan lebih dekat dengan olahraga merakyat macam sepak bola dan atletik. Untuk main 'kebul-kebulan' knalpot motor mungkin nanti dulu. Entah, apakah masyarakat Jepang merindukan adanya orang Zimbabwe yang berdiri di podium tertinggi MotoGP Jepang atau tidak.
Atau, ah, saya rasa mereka bahkan tidak tahu siapa itu Jim Redman.
ADVERTISEMENT