Lipstik Merahmu untuk Siapa?

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2018 17:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lipstik Merahmu untuk Siapa?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Perempuan Berlipstik Merah (Foto: Unsplash/Pete Bellis)
Empat puluh enam ribu lima ratus rupiah. Ya, itu adalah harga yang harus saya bayar untuk sebatang lipstik tipe everlasting merek, kita sebut saja merek "W". Agak canggung, sih ketika seorang laki-laki tulen seperti saya harus datang ke toko make up untuk membeli lipstik.
ADVERTISEMENT
Untuk apa saya sebenarnya membeli lipstik? Ini karena rekan kerja saya (perempuan, tentu saja) beberapa kali meminta tolong untuk dibelikan lipstik dengan tipe dan merek tersebut. Alasan ia meminta bantuan saya adalah karena kantor saya dekat dengan toko make up merek W itu.
Saya pernah bertanya, "kenapa harus lipstik W yang tipe itu?"
"Ya, gue ngerasa cocok aja di bibir gue," jawabnya.
"Emang lipstik rasanya beda-beda?" tanya saya heran.
"Ya, beda lah. Tergantung masing-masing orang, beda-beda, cocok-cocokkan," jawabnya lagi yang sama sekali tak menjawab pertanyaan saya.
"Merek W ini warnanya juga bagus-bagus, gue banget, cocok walau suka bikin kering bibir. Udah gua pakai sejak zaman kuliah, Ton," lanjutnya.
"Gue juga kadang ganti merek lain tapi cuma lipstik W ini yang bisa bener-bener nutupin bibir gue yang (meng)hitam gara-gara (efek kebiasaan) ngerokok," akhirnya pertanyaan saya terjawab.
Lipstik Merahmu untuk Siapa? (1)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lipstik (Foto: Unsplash/Diana Kadreva)
ADVERTISEMENT
Kata "Lipstik" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah kata benda yang memiliki arti pewarna bibir, terbuat dari sejenis lilin, berbentuk batang, pejal, licin, warnanya bermacam-macam (walau umumnya merah). Lipstik memancarkan sinar pesona kepada setiap lelaki yang menatap. Mereguk lembut bibir lelaki yang kadung jatuh ke dalam pelukan.
Satu pertanyaan saya untuk Tifa, rekan kerja saya itu, lelaki mana yang hendak ia renggut ke dalam pelukannya? Beberapa hari lalu, Tifa bercerita bahwa ia baru saja patah hati alias putus cinta. Katanya, ia adalah seorang pria yang terkesan religius, tetapi sebenarnya misterius. Kalimat-kalimatnya menjanjikan harapan, tetapi juga memiliki rahasia sedalam lautan.
Dua minggu pasca-ceritanya itu, Tifa kembali memintaku untuk dibelikan lipstik. Warnanya merah. Pertanyaan yang mengganjal benak adalah untuk lelaki mana ia hendak menebar pesonanya? Untuk siapa ia bersolek dengan lipstik merah itu?
ADVERTISEMENT
Tifa bukan tipe perempuan yang mudah jatuh oleh rayuan maut pria. Tak peduli dengan gombalan semanis tebu, baginya menjalin hubungan dengan sembarang pria adalah tabu. Menjaga kehormatan adalah harus, sebagaimana pesan orang tua yang ia ingat selalu.
Tifa adalah anomali. Sepintas, jika kamu melihatnya, ia seperti perempuan yang sudah biasa bergonta-ganti pasangan. Faktanya, walau akrab dengan dunia gemerlap sejak bangku kuliah, tetapi ia baru tiga kali pacaran seumur hidupnya. Saat SMP, saat di bangku kuliah, dan terakhir yang baru saja putus cinta tadi.
Dinginnya gelas berisi anggur lebih sering dikecupnya, ketimbang hangatnya bibir kekasih. Kerasnya dinding gerbong kereta lebih sering disandarnya, ketimbang kokohnya pundak sang jantung hati.
Aroma tubuh abang ojek lebih akrab di penciuman, alih-alih wangi harum parfum pria dambaan. Dalam pelukan bantal dan guling yang tak bernyawa, ia mendambakan kasih sayang dari seorang belahan jiwa.
ADVERTISEMENT
Bagi Tifa, memilih kekasih atau pacar atau calon suami tidak semudah memilih lipstik. Namun, dari penuturannya, memilih kekasih mungkin sebenarnya sama halnya seperti memilih lipstik. Lelaki itu tipenya beda-beda, harus benar-benar cocok dan bisa membuat nyaman.
Definisi cocok dan nyaman adalah berbeda bagi tiap-tiap perempuan. Ganteng dan bisa dibawa ke kondangan saja tidak cukup. Puitis nan romantis saja belum tentu dapat memuaskan batin jiwa.
Fungsi lipstik yang lain adalah untuk melembabkan bibir. Akan tetapi, walau Tifa merasa lipstik merek W kadang membuat bibirnya terasa kering tapi ia tetap setia dengan pilihannya. Begitu juga pasangan hidup, walau memiliki kekurangan, tetapi kita tak sudi untuk berpaling karena dalam di balik kekurangan, pasti juga ada kelebihan.
ADVERTISEMENT
Kelak ketika menuju jenjang yang lebih sakral, pasca-pelafalan ijab kabul, seorang pria harus sudi menjaga, menutupi, bahkan memperbaiki kekurangan dan keburukan perempuan pilihannya, vice versa. Laiknya sebuah lipstik merek W yang mampu menutupi kelamnya bibir akibat kebiasaan merokok tadi. Menutupinya dengan membuatnya tampak indah.
Kelak, jika Tuhan mengizinkan, Tifa akan bertemu teman hidup sejatinya di dunia. Hanya kepada pria itu ia akan menyandarkan kepala yang lelah, menenangkan hati yang gundah, mencurahkan pikiran yang penuh keluh kesah, dan mendaratkan mesra bibirnya yang berlipstik merah.