Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2017 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hafizh Syahrin (55) dan Khairul Idham Pawi (89) (Foto: MotoGP)
ADVERTISEMENT
Kejuaraan Dunia MotoGP selalu didominasi oleh pebalap-pebalap dari Eropa setiap tahunnya. Dari Benua Asia, hanya Jepang saja, negara maju yang pernah mengaku "Cahaya Asia" itu yang mampu rutin menyumbangkan pebalap-pebalap berbakat setiap tahunnya. Bagaimana dengan negara Asia yang lain? Ada juga sih tapi sulit menembus dominasi pebalap Eropa dan Jepang.
Dulu, Thailand pernah memiliki Ratthapark Wilairot. Pebalap yang juga sekaligus menjadi kebanggaan Asia Tenggara itu pernah nyaris naik podium pada balapan di Belanda tahun 2010. Namun, faktanya ia gagal dan hanya mampu finish ke-4, lebih lambat sepersekian detik dari Thomas Luthi.
Dua tahun berselang, akhirnya Asia Tenggara berhasil menempatkan wakilnya di podium. Dia adalah Zulfahmi Khairuddin dan Hafizh Syahrin asal Malaysia, lalu disusul oleh Khairul Idham Pawi, juga dari Malaysia empat tahun kemudian. Fakta uniknya adalah mereka bertiga mampu naik podium di usia yang masih sangat muda, kurang dari 23 tahun.
ADVERTISEMENT
Malaysia pasti bangga punya mereka.
Zulfahmi Khairuddin - Orang Asia Tenggara pertama di Podium
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (1)
zoom-in-whitePerbesar
Zulfahmi Khairuddin (kiri) bersama Cortese (tengah) dan Folger (kanan) di Podium Sirkuit Sepang (Foto: MotoGP)
Zulfahmi Khairuddin membuktikan bahwa tahun 2012 adalah tahun terbaiknya di kejuaraan MotoGP kelas Moto3. Zulfahmi yang sudah berulang kali finish 10 besar membuat kejutan di 'rumahnya sendiri' kala berhasil meraih pole position pada seri balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia. Bahkan, ia hampir membuat lagu kebangsaan "Negaraku" dikumandangkan di Sepang.
Sayang, Zulfahmi yang mengendari KTM dalam tim AirAsia-Sic-Ajo harus mengakui kehebatan sang juara akhir musim, Sandro Cortese asal Jerman pada seri balapan tersebut. Ia bersaing ketat dengan Cortese dan koleganya asal Jerman, Jonas Folger hingga tikungan terakhir. Pebalap kelahiran Banting, Selangor, Malaysia itu bahkan nyaris saja mengungguli Cortese andai di tikungan terakhir tak terlalu melebar.
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (2)
zoom-in-whitePerbesar
Zulfahmi Khairuddin (63) dalam detik-detik yang menegangkan itu (Foto: MotoGP)
ADVERTISEMENT
Alhasil Zulfahmi harus puas 'hanya' finish di urutan kedua, selisih 0,028 detik saja dengan Cortese. Kebolehannya tidak sampai di situ saja karena, masih di tahun yang sama, ia mampu meraih posisi finish ke-3 di Sirkuit Valencia, dan menduduki peringkat ke-7 di klasemen akhir. Namun, amat disayangkan prestasinya di tahun-tahun berikutnya agak menurun.
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (3)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Zulfahmi Khairuddin di Valencia (Foto: MotoGP)
Pebalap yang lahir pada 20 Oktober 1991 ini mengawali debutnya di MotoGP kelas 125 cc pada tahun 2009, tetapi baru memulai musim penuhnya pada tahun 2010, yang berlanjut hingga tahun 2015. Sejak tahun 2016, hingga sekarang ia menjalani musim penuh di Kejuaraan Dunia Superbike kelas Supersport. Walaupun sudah tidak lagi berlaga di MotoGP, tetapi torehan sejarah Zulfahmi Khairuddin akan tercatat selamanya dalam sejarah, sekaligus menjadi kebanggaan Malaysia dan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Hafizh Syahrin Abdullah - "Pescao" yang Lincah di Lintasan Basah
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (4)
zoom-in-whitePerbesar
Hafizh Syahrin di Sirkuit Misano (Foto: MotoGP)
Pebalap yang lahir di Ampang, Selangor, Malaysia ini sudah memulai karir balapan sejak usia 9 tahun dengan menunggangi Minimoto atau istilah lainnya Pocket Bikes. Syahrin adalah pebalap yang berprestasi di atas minimoto-nya maka tak heran ia mendapat julukan "King of Pocket Bikes", dan tak lama setelah mendapatkan julukan itu ia, secara kebetulan, bertemu dengan Barry Leong, salah satu orang yang berperan membuat Syahrin dapat seperti sekarang.
Pada tahun 2009, Hafizh Syahrin sanggup mendominasi seri-seri balapan populer di negaranya, "Malaysian Underbone", dimana ia menjadi pebalap yang langganan naik podium. Setahun berselang, ia melanjutkan kiprahnya ke level Asia dalam ajang "Asia Road Racing Championship. Di tahun perdananya, ia hanya mampu menduduki posisi 12 klasemen akhir, tetapi di tahun berikutnya, tahun 2011, ia mampu menunjukkan perkembangan pesat dengan mencapai posisi ke-4 di klasemen akhir.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya untuk menjadi pebalap hebat tidaklah mudah. Ia harus rela berkorban meninggalkan keluarga dan kampung halaman demi meraih mimpinya. Hafizh Syahrin sempat lama menimba ilmu di Spanyol, negara yang ia anggap paling tepat untuk mengembangkan kemampuan balapannya.
Hafizh Syahrin bertolak ke Eropa, atau tepatnya Spanyol itu pada tahun 2012. Mulai dari sinilah, bakat Hafizh Syahrin, secara perlahan mulai dikenal dunia. Ia berlaga di ajang National CEV Championship kategori/kelas Moto2.
Dari negeri matador itu juga julukan "Pescao" melekat di diri pria yang akrab dengan nomor balap 55 ini. "Pescao" adalah sebuah kata dalam Bahasa Spanyol yang jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia/Melayu berarti "Ikan". Kenapa Hafizh Syahrin mendapat julukan "Ikan"?
Jadi begini ceritanya, orang-orang Spanyol dan Eropa tidak bisa melafalkan kata "Hafizh" dengan lancar. Akibat kesulitan menyebutkan nama pemuda kelahiran 5 Mei 1994 ini, maka sebagian dari mereka hanya memanggilnya dengan sapaan "Fizh" saja. Kemudian, kata "Fizh" dikaitkan dengan sebuah kata dalam Bahasa Inggris, "Fish" yang berarti ikan. Sesederhana itu.
ADVERTISEMENT
Prestasi Syahrin di ajang CEV Championship cukup membuat para penonton berdecak kagum. Penampilannya sepanjang tahun 2012 dan 2013 boleh dikatakan impresif. Tahun 2013 menjadi tahun terbaiknya di CEV Championship. Ia berulang kali naik podium, bahkan juga dua kali meraih podium pertama.
Matahari yang terik menjadi saksi sujud syukurnya di Circuito de Navarra, Los Arcos, Spanyol tahun 2013, yang sekaligus menjadikannya sebagai salah satu pebalap Asia paling fenomenal yang pernah berlaga di ajang tersebut karena berhasil merengkuh podium pertama. Tidak berhenti sampai di situ, Syahrin, masih di ajang dan tahun yang sama, juga memenang seri balapan di Sirkuit Valencia. Hafizh Syahrin sukses menduduki posisi ketiga di klasemen akhir tahun 2013.
Hafizh Syahrin pertama kali menekan gas motornya di Kejuaraan Dunia MotoGP pada tahun 2011. Ia langsung berkesempatan turun di kelas Moto2 pada seri balapan di Sirkuit Sepang, Malaysia bersama tim Petronas Malaysia. Tahun debutnya masih kurang impresif karena hanya berhasil finish di urutan ke-20.
ADVERTISEMENT
Barulah pada tahun 2012, Hafizh Syahrin dengan motor FTR-nya bersama tim Petronas Raceline Malaysia (yang juga timnya sekarang) berhasil menjadi pebalap Malaysia kedua yang eksis di podium MotoGP karena berhasil finish di urutan ke-2 di Sirkuit Sepang, Malaysia. Sekaligus, menjadikannya pebalap pertama Malaysia pertama yang naik podium di kelas Moto2 pasca balapan yang berlangsung dalam kondisi wet race tersebut.
Hafizh Syahrin mulai fokus menjalani musim penuh di Moto2 pada tahun 2014 dengan motor Kalex. Ia mulai menunjukkan kebolehannya di tahun 2016, dimana ia mulai langganan finish di posisi 10 besar, bahkan berulang kali finish di urutan ke-4 dan 5. Syahrin akhirnya kembali sukses meraih podium di tahun 2017 kala membalap di kelas Moto2 setelah finish di urutan ke-3 (yang kemudian diralat menjadi finish ke-2 setelah Dominique Aegerter didiskualifikasi) dalam sebuah wet race di Sirkuit Misano.
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (5)
zoom-in-whitePerbesar
Hafizh Syahrin di Atas Podium Sirkuit Motegi, Jepang (Foto: MotoGP)
ADVERTISEMENT
Tangis Syahrin pecah kala sampai di paddock. Buah dari proses kerja keras dan kesabarannya berujung manis. Empat tahun lamanya, ia harus menunggu untuk mengibarkan bendera Malaysia di atas podium.
Ia kembali mengukir prestasi di Sirkuit Motegi, Jepang. Masih dalam kondisi wet race, ia berhasil naik podium setelah kembali finish di urutan ke-3. Penampilannya di Motegi cukup luar biasa karena ada kemungkinan Syahrin masih mampu menyusul Xavi Vierge jika saja lap balapan tidak dipangkas akibat faktor cuaca.
Khairul Idham Pawi - 'Si Anak Ajaib' dari Perak, Malaysia
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (6)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Khairul Idham Pawi di Jerman tahun 2016 (Foto: MotoGP)
Pria kelahiran 20 September 1998 ini adalah pebalap Malaysia pertama yang berhasil membuat lagu kebangsaannya berkumandang di podium tertinggi. Praktis, Khairul Idham Pawi adalah orang Asia Tenggara pertama yang sukses finish pertama dalam seri balapan MotoGP, tepatnya di kelas Moto3. Prestasi yang luar biasa untuk pebalap yang masih sangat muda.
ADVERTISEMENT
Semua itu terjadi di tahun 2016. Khairul yang baru menjalani musim penuh perdananya di Moto3 bersama Honda Team Asia mencatatkan hasil kurang baik di balapan perdana di Sirkuit Losail, Qatar, dimana ia hanya sanggup finish di urutan ke-22. Akan tetapi, pada seri balapan yang kedua, yaitu di Sirkuit Autódromo Termas de Río Hondo, Argentina ia mampu mengejutkan banyak orang dengan finish di posisi pertama.
Pebalap yang kala itu masih berusia 17 tahun tersebut mencatat sejarah yang luar biasa. Tak tanggung-tanggung, pada balapan wet race tersebut, jarak Khairul dengan pebalap kedua, Jorge Navarro adalah 26,170 detik. Sebuah kemenangan telak.
Kemudian, itu bukanlah satu-satunya kemenangan Khairul di tahun 2016. Khairul Idham Pawi kembali mengumandangkan lagu "Negaraku" di podium tertinggi MotoGP Jerman. Ia benar-benar kembali menunjukkan kebolehannya dalam kondisi wet race setelah menggungguli Andrea Locatelli dengan selisih waktu yang juga telak, yaitu 11,131 detik.
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (7)
zoom-in-whitePerbesar
Detik-detik menuju finish (Foto: MotoGP)
ADVERTISEMENT
Pebalap dengan nomor balap 89 mungkin memang layak disebut sebagai 'Pebalap Ajaib' karena sebenarnya, ia adalah pebalap yang akrab dengan urutan finish di luar 20 besar dan acapkali gagal finish. Sangat jarang ia mampu finish 20, 15, atau 10 besar, termasuk di tahun 2017 ini, dimana ia berlaga di kelas Moto2 bersama Idemitsu Honda Team Asia. Untuk bisa finish di urutan 20 saja sulitnya bukan main.
Namun, tetap saja sejarah tidak dapat dihapus dan dimanipulasi. Sejarah dan prestasi Khairul Idham Pawi akan selalu dikenang oleh publik Malaysia, Asia Tenggara, dan dunia.
Para Muslim di Atas Podium
Kalau kita mencermati, baik Zulfahmi, Syahrin, maupun Khairul mereka bertiga adalah muslim. Orang yang beragama Islam diharamkan mengonsumsi alkohol. Akan tetapi, tradisi di Kejuaraan Dunia MotoGP bagi para pemenang podium adalah saling siram menyiram champagne, yang notabene beralkohol.
ADVERTISEMENT
Alhasil, mereka membuat respon yang setali tiga uang di atas podium. Ketika tiba saatnya saling menyiram alkohol, mereka semua kabur. Literally, kabur guna menghindar dari siraman arak. Walaupun, Zulfahmi Khairuddin saja yang sial tubuh bagian belakangnya tersiram champagne akibat dari ulah jahil Sandro Cortese di atas podium Sepang, Malaysia. Begitu juga dengan Khairul yang juga tidak sengaja terkena siraman selebrasi di Argentina.
Para Pemenang Podium Asal Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP (8)
zoom-in-whitePerbesar
Khairul Idham Pawi terlihat mencoba menghindari siraman champagne (Foto: sinarharian.com.my)
Saya pribadi senang dengan jargon yang dipopulerkan Hafizh Syahrin lewat beberapa hashtag di Instagram. Dalam setiap postingannya, Syahrin selalu membuat banyak hashtag, tiga di antaranya adalah: #BismillahFirst, #AkhiratdiDepan, dan #RezekidariAllah. Sebuah cara lain untuk menunjukkan identitasnya sebagai pebalap muslim.
ADVERTISEMENT
Zulfahmi Khairuddin memang kini telah meninggalkan MotoGP tapi di usianya yang masih 26 tahun, bukan tidak mungkin ia akan kembali. Untuk Syahrin dan Khairul, mereka masih muda. Karir mereka masih panjang dan performa mereka dapat terus berkembang.
Mari kita nantikan kejutan dan prestasi lainnya dari para pebalap Malaysia di Kejuaraan Dunia MotoGP, juga dari pebalap Asia Tenggara lainnya, termasuk dari Indonesia.
#Colek Dimas Ekky Pratama.