Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
19 Mei 2018 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Buffon berkostum Parma (Foto: Reuters)
Gianluigi Buffon. Kiper legendaris Italia itu menyudahi kisah perjalanannya bersama Bianconeri sebagai penjaga gawang di usia yang ke-40. Melalui konferensi pers yang dihelat di Allianz Stadium, Turin, pada hari Kamis (17/5/2018) lalu, Buffon mengatakan bahwa laga Serie A pekan ke-38 melawan Hellas Verona akan menjadi laga terakhirnya di Serie A.
ADVERTISEMENT
Tentang ke manakah langkah Buffon selanjutnya masih menjadi tanda tanya. Klub kaya asal Prancis, Paris Saint Germain (PSG) dikabarkan sudah sudah menawari Buffon kontrak berdurasi dua musim dengan nominal gaji yang belum dipublikasikan.
Seorang jurnalis asal Italia, Tancredi Palmeri dalam artikelnya di Sportnews, mengatakan bahwa ada juga ketertarikan dari Liverpool untuk menggaet pria kelahiran Carrara, Tuscany, Italia tersebut. Selain itu, Buffon juga masih mempertimbangkan untuk berkarir di luar sepak bola.
Apapun keputusan yang dipilih Buffon, yang pasti kita tidak akan lagi melihat pria kelahiran 28 Januari 1978 itu menghiasi skuat pemain Juventus di Serie A di musim depan. Buffon juga telah menulis surat perpisahan melalui akun Instagram pribadinya untuk para pendukung Juventus.
ADVERTISEMENT
"Juve adalah sebuah keluarga. Keluargaku. Dan aku takkan berhenti mencintainya, berterima kasih padanya, dan menyebutnya sebagai 'rumah'. Karena Juve sudah memberiku banyak sekali hal; segalanya. Tentunya lebih dari segala yang telah kuberikan kepadanya," tulis Buffon dalam akun Instagram pribadinya, 19 Mei 2018.
Akan tetapi, ketahuilah bahwa jika bicara Buffon dan Serie A, maka ini bukan hanya tentang Juventus. Ada juga Parma. Klub yang logonya tak kalah pernah melekat erat di dada kirinya.
Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon (1)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon kala membela Parma (Foto: Getty Images)
Parma Calcio 1913, atau yang dulu kita kenal dengan Parma AC atau Parma FC akan kembali ke kompetisi kasta tertinggi Italia, Serie A pada musim 2018/2019 mendatang. Kepastian tersebut didapat setelah pada Sabtu (19/5/2018) mereka berhasil menang 2-0 di markas Spezia. Pada laga lain, Frosinone ditahan imbang 2-2 oleh Foggia Calcio.
ADVERTISEMENT
Dengan jumlah poin yang sama, yaitu 72, tetapi Parma unggul head-to-head, maka skuat asuhan Roberto D'Aversa memastikan diri promosi ke Serie A setelah mengakhiri musim di peringkat ke-2 Serie B. Uniknya, Parma memastikan promosi ke Serie A di tahun yang sama dan di momen yang berdekatan dengan perpisahan Buffon dengan Serie A.
Parma adalah klub masa muda Gianlugi Buffon. Ia promosi ke skuat senior Crociati -julukan Parma- di usia 17 tahun 295 hari. Debut Buffon di Serie A adalah pada tanggal 19 November 1995 kala Parma ditahan imbang Nevio Scala tanpa gol di kandang mereka sendiri.
Di musim-musim selanjutnya, kisah terus terukir, di mana Buffon menjadi terus dipercaya sebagai aktor bawah mistar Parma. Puncaknya adalah double winner musim 1998/1999 saat Parma dan skuat era keemasannya menjuarai Coppa Italia dan Piala UEFA (sekarang Liga Europa). Sebelumnya, mereka juga menjuarai Supercoppa Italiana 1999 setelah mengalakan AC Milan di San Siro, 1-2 berkat gol Hernan Crespo dan Alain Boghossian.
Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon (2)
zoom-in-whitePerbesar
Parma, Juara Piala UEFA 1999 . Bisakah kalian menemukan wajah Buffon?(Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Di final Piala UEFA, Parma menang dengan skor telak 3-0 atas Marseille, klub asal Prancis yang tahun ini juga harus puas menjadi runner up di ajang yang sama-beda nama dengan skor yang sama pula. Gol dari Hernan Crespo, Paolo Vanoli, dan Enrico Chiesa membuat klub yang dikapteni Laurent Blanc tersebut tak berdaya.
Fiorentina yang kala itu masih diperkuat Gabriel Batistuta juga harus dipaksa mengakui kehebatan Parma yang diperkuat rekan senegara Batigol, yaitu Crespo, Sensini, Veron, dan Balbo. Bermain imbang 1-1 di Ennio Tardini, lalu 2-2 di Artemio Franchi sudah cukup membuat Parma menjadi kampiun Coppa Italia 1999. Coba tebak siapa yang mencetak gol untuk Parma di laga tersebut? Ya, mereka adalah (lagi-lagi) Crespo (2 gol) dan juga Vanoli.
ADVERTISEMENT
Buffon main penuh di tiga laga tersebut. Artinya, ia sangat layak mendapat medali juara. Artinya, kontribusinya besar bagi tim. Artinya, ia berhak merayakan sehebat-hebatnya prestasi tersebut, dan nyatanya memang begitu.
Akan tetapi, ternyata jika belum juara Serie A, Buffon nampaknya belum puas. Scudetto Serie A memiliki gengsi tersendiri yang terlampau besar di negeri pizza. Belum lengkap rasanya jika pemain sehebat Buffon, yang sudah dianugerahi gelar kiper terbaik Serie A tahun 1999 dan 2001, belum memiliki medali juara Serie A.
Atas ambisinya meraih Scudetto, ia memilih Juventus. Ada yang mengatakan bahwa keputusannya memilih Juventus adalah juga berkat saran sang ayah. Ya, Buffon memilih Juventus sekaligus memecahkan rekor kiper termahal pada masanya dengan nilai transfer 100 juta lira (kurang lebih 52 juta euro). Klub yang pada akhirnya ia bawa meraih Scudetto Serie A berkali-kali (begitu juga Coppa Italia), sekaligus menjadi tempat akhir menutup karir di Serie A.
ADVERTISEMENT
Fakta menariknya adalah Buffon tinggal satu-satunya yang masih aktif menjadi pesepak bola profesional di antara semua (mantan) pesepak bola yang main di tiga partai final yang dilakoni Parma, yang disebutkan tadi. Baik para pemain dari pihak Parma, maupun lawan, semuanya sudah pensiun sebagai pesepak bola profesional, kecuali Buffon. Kalau akhirnya Buffon lebih memutuskan untuk menggantung sarung tangannya, maka pungkas sudah, tidak ada lagi pemain aktif yang tersisa dari ketiga final tersebut.
Mungkin ini yang dinamakan takdir. Seiring (akan) menghilangnya Buffon dari lapangan hijau Serie A, Parma kembali ke sana. Iya, Parma, klub yang menjadi cikal bakal seorang Gianlugi Buffon. Seolah ingin menegaskan bahwa jejak Buffon di Serie A bukan hanya ada di Juventus, di Turin, ataupun di Allianz Stadium saja. Akan tetapi, ada juga di Parma dan Stadio Ennio Tardini.
Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon (3)
zoom-in-whitePerbesar
Skuat era keemasan Parma (Foto: Getty Images)
ADVERTISEMENT
tak bersua sejak musim 2014/2015, di mana Parma dinyatakan bangkrut, lalu perlahan-lahan bangkit, dan kini, mereka kembali ke Serie A. Di saat yang sama, Buffon pergi. Seolah mereka tidak ditakdirkan untuk berjumpa kembali di lapangan yang sama, di kompetisi yang sama.
Bagi Buffon, Parma adalah awal dan Juventus adalah akhir. Sial betul mungkin bagi Parma karena mungkin jika bicara soal cinta, maka cinta terakhirlah yang akan selalu dikenang. Cinta pertama kadang hanya dianggap sebagai mantan. Namun, Buffon bukan kacang yang lupak akan kulitnya.
Pada tanggal yang sama kala Parma memastikan promosi ke Serie A, Buffon membuat twit lewat akun twitter pribadinya dengan kalimat "Grande Parma!" seraya menautkan twit berisi cuplikan video Parma yang menunjukkan kehebatannya dalam mengarungi kompetisi mulai dari Serie D hingga kembali ke Serie A.
ADVERTISEMENT
Putar waktu ke tahun sebelumnya, yaitu ketika Parma berhasil memastikan diri tampil di Serie B. Saat itu, Buffon nampak bahagia dan bangga atas raihan Parma. Hal itu ia tunjukkan melalui akun instagram pribadinya.
"Di Parma saya lahir sebagai seorang penjaga gawang, lalu tumbuh menjadi seorang pesepak bola (sejati), menjadi dasar bagaimana sosok saya hari ini. Promosi ini sungguh luar biasa untuk kembali ke masa depan. Namun perjuangan masih berlanjut, tapi saya memberikan applause. Kebanggaan saya," tulisnya pada waktu itu, 18 Juni 2017.
Inilah hidup, inilah sepak bola. Segala yang berakhir pasti diiringi oleh sesuatu yang terlahir. Parma sudah terlahir kembali, bahkan sejak tahun 2015 itu, tetapi di Serie A, mereka baru akan memulainya lagi. Begitu juga Buffon, yang akan mulai menyusun kisah baru, yang entah apa kita belum tahu.
Parma: Cinta Pertama Seorang Gianluigi Buffon (4)
zoom-in-whitePerbesar
Buffon dan Parma (Foto: VEJA[dot]com/Getty Images)
ADVERTISEMENT