Segenap Orang Indonesia Perlu Meneladani Zinedine Zidane dan Quique Setien

Katondio Bayumitra Wedya
Moslem. Author of Arsenal: Sebuah Panggung Kehidupan
Konten dari Pengguna
17 Juli 2020 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Katondio Bayumitra Wedya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Zinedine Zidane dan Quique Setien. Foto: Reuters/Michael Dalder & Albert Gea
zoom-in-whitePerbesar
Zinedine Zidane dan Quique Setien. Foto: Reuters/Michael Dalder & Albert Gea
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Juara La Liga 2019/20 telah terkonfirmasi. Mereka adalah Real Madrid. Barcelona dan para pendukungnya dipersilakan gigit jari. Terimalah kenyataan ini, meski rasanya sakit.
ADVERTISEMENT
Ya, usai menekuk Villarreal dengan skor 2-1 pada Jumat (17/7) dini hari WIB, Los Blancos berhak mengangkat trofi juara tinggi-tinggi. Tentunya, sambil juga memasang wajah yang berseri-seri.
Ah, menjadi juara rasanya memang nikmat sekali. Apalagi, di laga lain, sang rival abadi malah takluk 1-2 dari Osasuna di kandang sendiri. Kegembiraan yang berlapis legit bagi Real Madrid.
Satu hal yang paling menyita perhatian saya sejak menggarap stori terkait momen ini adalah komentar Zinedine Zidane selepas laga. Alih-alih menepuk dada sendiri, sang entrenador asal Prancis malah mengalihkan lampu sorot ke pasukannya.
"Perasaan yang luar biasa karena apa yang telah dilakukan para pemain sangat mengesankan. Saya tak bisa mengungkapkan perasaan saya," katanya, dilansir Marca.
ADVERTISEMENT
Para pemain Real Madrid mengangkat pelatih Zinedine Zidane saat merayakan kemenangannya pada La Liga Santander di Stadion Alfredo Di Stefano, Madrid, Spanyol, (16/7). Foto: Sergio Perez REUTERS
Bagaimana dengan kubu Blaugrana? Well, Lionel Messi nyatanya mencak-mencak saat diwawancarai usai dia dan rekan-rekannya kalah dari 10 pemain Los Rojillos.
Intinya, Messi bilang, Barcelona yang sekarang ini lemah. Tim mana pun juga, asal ngotot dan gigih, pasti bisa mengalahkan mereka.
Lantas, bagaimana sang pelatih, Quique Setien, menanggapi kegagalan membawa Barcelona juara dan keluh kesah La Pulga soal performa Barcelona?
"Saya setuju dengan Messi terkait beberapa hal, dengan kritik untuk diri sendiri," ujar pelatih 61 tahun itu.
Hingga selesai berceloteh, Setien sejatinya masih tak yakin apakah tetap akan dipercaya menukangi Barcelona di sisa laga Liga Champions 2019/20 atau tidak. Namun yang menarik, dia mengakui kesalahannya.
Pelatih Barcelona, Quique Setien. Foto: LLUIS GENE / AFP

Meneladani Quique Setien dan Zinedine Zidane

Mungkin, untuk beberapa aspek, orang Indonesia perlu meneladani Zidane dan Setien--termasuk saya, sih. Bukankah mental kayak begini yang harus dimiliki orang Indonesia? Sportif dan jujur.
ADVERTISEMENT
Atas segala prestasi yang direngkuh Real Madrid, Zidane tiada berkata, "Tim ini juara di zaman saya, ini jasa saya, partai saya, blablabla..."
No. Dia bilang, para pemainnyalah, anak buahnya, yang patut diapresiasi.
Seorang pelatih, pengusaha, politisi, atau pegiat profesi lain enggak ada ceritanya bisa sukses sendirian. Mereka yang disebut "bos", "leader", "ketua", "coach", "manajer", "komandan", "direktur", "CEO", dsb enggak akan ke mana-mana tanpa jasa anak buah.
Kok, ya, saya kayaknya enggak pernah--atau mungkin pernah tapi saya lupa--mendengar orang Indonesia mengapresiasi anak buahnya saat berpidato atau berkisah ihwal kesuksesannya?
Itu dari Zidane. Kalau Setien, dengan jantan ia mengakui keterpurukan Barcelona adalah tanggung jawabnya. Messi mengkritik, dia menerima dan tak menghujat balik, apalagi sampai lapor polisi dengan dalih "pencemaran nama baik".
ADVERTISEMENT
Itulah. Kalau memang berbuat salah, ya, akuilah. Jangan ngeles aje, pencitraan bae, atau malah mengeluarkan jurus pemungkas: "Ini musibah". Ini pesan untuk semua, termasuk kita sebagai 'orang biasa', terutama saya juga. So, mari bermuhasabah.